“Hah?” Vyn seketika menatap ke arah Axter tak percaya. Haylee yang menyimak pembicaraan Vyn turut menatap tak percaya Axter.
Ya, Axter-lah seseorang yang mendapatkan bukti itu. Axter mengetahui urutan kisahnya. Robert menjadikan Vyn tawanan. Setelah itu, Robert menyekap sepasang suami istri di sebuah gudang. Sang suami tertembak mati oleh Robert namun sang istri bunuh diri di gudang itu.
Flashback
Pukul 15.00 Axter tengah berada di sebuah kafe. Selama liburan sekolahnya, Axter suntuk berada di rumah. Lantas lelaki itu memutuskan pergi ke sebuah kafe.
Setelah menghabiskan makanannya, Axter menopang kepalanya dengan satu tangan yang ia letakkan di meja. Ia menatap kosong ke sembarang arah. Ia tiba-tiba memikirkan, bagaimana kabar Vyn sekarang karena 2 hari lalu ia mendapat kabar buruk gadis itu dari Sadewa—Pamannya.
“Happy anniversary mas Raymond sayang...” sepasang suami istri di depan Axter mengalihkan perhatiannya. Tampaknya mereka tengah merayakan hari jadi pernikahan mereka.
Axter bertambah bosan. Ah, pemandangan apa ini? Sangat manis dan Axter tidak ingin baper melihatnya. Pandangan Axter lalu tak sengaja mengarah ke salah satu mobil yang kaca kemudinya sedikit terbuka. Kafe yang Axter kunjungi kali ini bertema outdor. Maka dari itu, akan terlihat jelas luar kafe itu. Di dalam mobil tadi, seseorang menatap tajam sepasang suami istri di depan Axter.
Iya! Axter tidak salah lihat. Tatapan seseorang di dalam mobil itu menyimpan amarah yang begitu tersulut ke arah pasutri di depannya. Tapi tunggu, bukankah itu Robert? Bagaimana seandainya Robert mempunyai niat jahat kepada pasutri di depannya?
Axter suka berada di sebuah tantangan. Oke, ayo permainan di mulai. Axter telah menyiapkan GPS pelacak yang berukuran kecil di sakunya. Sejak robot kecoa itu di berikan Sadewa kepadanya, ia pun menyiapkan GPS pelacak. Memang kalau di pikir-pikir, apa hubungannya robot kecoa dengan GPS namun entah kenapa Axter ingin menyiapkannya. Terserahlah pikiran random Axter.
Saat sepasang suami istri itu bangkit, Axter turut bangkit. Ia pura-pura menyenggol lengan sang suami namun sebenarnya, ia meletakkan diam diam GPS pelacak tadi di saku celana sang suami.
“Maaf Pak, saya nggak sengaja. Maafkan saya pak.” Axter tak lupa meminta maaf.
“Oh, tidak apa-apa nak, lain kali hati-hati ya?”
“Iya pak, sekali lagi maaf ya? Kalau gitu saya permisi.”
Axter berlalu begitu saja dari hadapan pasutri tadi ke mobilnya. Axter duduk di kursi kemudianya, mulai mengotak-atik ponselnya agar terhubung dengan GPS tadi. Setelah berhasil, ia memantau sekitar dan menunggu apa yang akan terjadi.
***
Axter tiba di belakang sebuah gudang. Sebelumnya, GPS tadi berhenti di sebuah jalan. Axter tidak merasa hal yang aneh. Jadi, ia tidak menyusulnya. Ia masih santai saja di dalam mobil yang terparkir di kafe tadi. GPS itu kembali berjalan lalu berhenti di sebuah gudang. Ini baru aneh. Axter pun menyusul dimana titik GPS itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet Rose
RomanceSevyn Augusta kembali dipertemukan dengan Axter Edward Ebravo, seseorang yang selama ini setia tinggal di hatinya. Seseorang yang sangat ia kagumi, lebih dari siapapun. Sevyn adalah pengagum rahasia Axter yang bersembunyi di balik kata 'teman'. Jan...