43. Secrets revealed

50 11 0
                                    

“Makasih bang, udah bantu nangkap Lucy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Makasih bang, udah bantu nangkap Lucy.” Ucap Axter menghentikan langkahnya saat sampai di depan pintu kantor polisi. Ia berterima kasih pada Morgan yang berhasil memenjarakan seseorang yang menjahatinya.

“Iya.” Balas Morgan. Langkahnya turut terhenti.

“Lo selama ini kenal sama Lucy?” Tanya Axter.

“Nggak. Gue cuma tau namanya.” Jelas Morgan. “Gue nggak kenal tapi gue udah sebel, gimana kalo gue kenal, amit-amit sih.” Sejak awal Morgan melihat sosok Lucy, ia sangat tak bersimpati pada Lucy. Apalagi sekarang, Lucy telah terbukti kelakuan busuknya. Rasa benci menjalari.

“Axter, gue pikir ini waktu yang tepat buat kasih tau semuanya.” Final Morgan. Keputusannya telah bulat untuk membeberkan tentang semuanya kepada Axter di waktu yang tepat ini.

Kelihatannya Morgan akan mengajaknya membicarakan hal serius. Muncullah rasa penasaran Axter. “Kasih tau apa bang?”

Morgan tak lantas menjawab. Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju kursi taman  di halaman kantor polisi. Kursi itu berdiri di tengah-tengah halaman dan membelakangi sebuah air mancur besar.

Morgan mendudukkan diri di kursi itu. Axter menyusul mendudukkan diri di samping Morgan. Mereka kini berbicara 4 mata.

“Sebelumnya, gue minta maaf karena baru bisa kasih tau ini sekarang.” Morgan kembali membuka suara.

“Iya nggak apa-apa. Kasih tau apa emangnya?”

“Sebenarnya, nyokap lo udah nikah sama bokap gue.” Morgan terus terang. Ia memberitahukan fakta sebenarnya yang selama ini di simpan dari Axter. Ana—Ibu Axter—telah menikah dengan Mario, Ayah Morgan.

“Seriusan bang?” Axter membelalakkan matanya tak percaya. Morgan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“Udah sejak kapan?” Tanya Axter.

“Udah lama, sejak gue sama nyokap liat lo berantem sama preman di depan rumah Vyn.” Jelas Morgan.

“Hah? Vyn? Lo tau Vyn?” Axter di buat terbelalak lagi, terkejut sekaligus tak percaya Morgan ternyata mengenal Vyn. Axter tak pernah memberitahukan hubungannya dengan Vyn kepada Morgan.

“Iya lah, gue juga deket sama dia. Dia kan bestie nya Mareta.” Terang Morgan. Axter mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Iya juga ya, pantes bisa kenal Vyn, batin Axter.

Axter di hinggapi ketidak-menyangka-an Ibunya menikah lagi. Axter tidak menolak dan setuju-setuju saja. Namun kenapa pernikahan Ibunya harus di sembunyikan darinya? “Tapi kenapa kalian nggak pernah kasih tau gue? Tentang pernikahan itu?” Aju Axter.

Hmm, kita cuma nunggu waktu yang tepat.” Papar Morgan. “Emang kedengarannya klise. Tapi rasanya aneh nggak sih kalo suatu hal di sampein sembarang waktu? Di waktu yang nggak tepat misalnya.”

Juliet Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang