21.jangan pergi

1.6K 61 0
                                    

Rony yang tak dapat balasan pesan apapun dari salma langsung pergi menghampiri rumah gadis itu, rencananya dia akan mengajak salma kerumah nya untuk bertemu dengan orang tua nya yang telah sampai di jakarta.

Saat telah sampai rumah nya benar benar sepi, bahkan kamar salma terlihat gelap. Rony segera mengetuk pintu rumah gadis itu.

Tok tok tok

"assalamualaikumm"

Bi inah pun segera berlari ketika mendengar ada seseorang di balik pintu.

"waalaikum salam, eh den rony"

"bi salma nya ada?"

"non salma belum keluar kamar dari tadi, biasanya sih jam segini udah bangun tapi hari ini belum keluar kamar sama sekali. Masih tidur kayanya den"

"masa sih bi masih tidur? Udah jam 9 loh"

"yaudah mending kita susul aja ke kamar"

Keduanya pun masuk, bi inah membuka pintu kamar salma dan rony memilih menunggu di ruang tamu.

"assalamualaikum non"

Saat bi inah membuka pintu dia dapat melihat salma yang sedang terduduk di kasurnya dengan tubuh yang bergetar. Salma sampai tidak sadar saat ada yang membuka pintu kamarnya. Bi inah yang mengetahui salma menangis pun segera menghampiri rony karna tak enak bila dia masuk tanpa izin.

"den, non salma nya lagi nangis. Bibi ga tega liat nya. Tapi bibi ga enak mau masuk, kayanya non salma lagi butuh den rony"

"hah? Nangis bi?"

Bi inah pun mengangguk, lalu rony segera menghampiri salma.

"caa, aku boleh masuk"

Salma yang mendengarnya pun langsung mengusap air matanya kasar, dan segera mencari hijab instan miliknya.

"caa..?"

"boleh ron, sini masuk"

Rony yang telah mendapat kan izin pun segera masuk. Dia terkejut kala melihat mata salma yang sudah sangat sembab dan hidung yang merah. Dia yakin salma bukan menangis hanya 1 atau 2 jam.

Rony duduk di sisi kasur milik salma, tanpa banyak bicara rony langsung mendekap gadis itu erat. Salma semakin menangis dalam pelukan rony, tangis yang semula ia tahan kini sudah mengalir tanpa henti.

"heyy sayang kenapaa? apa yang bikin kamu kaya gini hem?" tanya rony lembut sambil terus mengusap punggung salma.

Salma masih belum bisa bercerita apapun saat ini, ia benar benar ingin memeluk rony erat tanpa ada yang menganggunya.

"yaudah nangis dulu yang puas yaa, nangis dulu sampe kamu ngerasa cukup. Nanti kamu boleh cerita sama aku"

Salma pun hanya mengangguk dan terus menangis di balik dada bidang milik rony, untuk nya saat ini ia hanya butuh pelukan dari seseorang terutama rony.

Rony dapat merasakan tangis salma sudah mulai mereda, dia merenggangkan pelukan mereka. Ditangkup nya kedua pipi salma, lalu ia usap dengan lembut.

"kita keruang tamu ya, kamu ceritain semuanya ke aku disana. okey?"

Salma pun mengangguk, lalu rony segera menggenggam tangan salma dan membawa nya ke ruang tamu.

•••

"bii ambilin minum bii, kasian ini ada yang abis nangis" ucap rony sambil membenarkan anak rambut salma, tak lupa ia usap pucuk kepala salma dengan sangat lembut.

Bi inah pun segera menghampiri mereka dengan segelas air hangat di tanganya.

"den ini minum nya, bibi masih harus kedapur gpp kan den?"

Garis Semesta | Salma - RonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang