𝟑. 𝐊𝐡𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝐫?!?!

7 4 0
                                    

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...
                                       ◌🔗🥜🥜🔗 ◌
    

Jam pelajaran pun sudah selesai kini mereka bersiap siap untuk pulang, namun ketika river ingin pergi tangan nya di pegang oleh seseorang river pun menoleh "apaan?cepetan" rachael yang memegang tangan river pun terdiam,river sudah menunggu lama dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi saja, namun dengan cepat rachael memegang tangan nya lagi, river pun terkejut dan melihat tangan nya yang di pegang, "apaan?" rachael pun melepaskan tangan river, "lo punya waktu free ga??" river pun terdiam dan menjawab "punya,kenapa?" rachael pun langsung menjawabnya dengan cepat, "gue ada kumpulan sama anak anak twilight trails, karena mereka bawa pasangan nya masing masing gue mau ajak lo aja buat jadi pasangan bohongan gue" River yang mendengar itu langsung bingung, "maksud lo?, lo mau gue jadi pasangan lo?" rachael pun mengangguk pelan, "twilight trails nama gang lo?" lagi lagi rachael mengangguk pelan, "kali ini aja ya?" river menggelengkan kepala nya dengan cepat, "gue gamau" rachael tidak menyerah dia terus membujuk river untuk menjadi pasangan nya, "gini aja deh, kalo lo mau, setiap hari gue anterin lo sekolah sama pulang, gue traktir, selama 2 bulan" river hanya mengacuhkan nya lagi, "riv kali ini aja, mau lo ada eskul kek apa kek gue yang nganterin lo" River masih mengacuhkan rachael, "riv, ayolah bantu gue kali ini aja ya ya?" river pun menghelakan nafas nya, "GUE GA MAU!!!!" rachael pun terdiam dan memilih nyerah saja, river pun meninggalkan rachael sendirian, ia memikirkan gimana supaya mendapatkan pasangan untuk acara nya itu.
  
   4 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶..

River sudah lama tak melihat rachael, akhirnya ia menanyakan keberadaan nya kepada teman teman rachael, "gue mau nanya" Teman teman rachael pun menatap nya, "rachael udah empat minggu ga masuk dia kemana?" river menatap teman teman nya itu, "dia sakit, kemarin juga gue jenguk dia, badan nya demam" Ucap grazella, river yang mendengar itu mengangguk pelan, "lo pada mau jenguk dia lagi?" Mereka saling bertatapan, "iya kenapa?" River pun tersenyum, "gue boleh ikut ga?" mereka pun bingung tak hanya teman teman nya rachael teman teman nya river pun menatap river dengan bingung, "tumben lo?" river hanya tersenyum tipis dan kembali duduk di bangku nya. mereka seperti merasakan sesuatu yang berbeda tapi mereka hanya diam saja. Saat kembali duduk ia pun berperang di pikiran nya, "𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘨𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬?𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘨𝘶𝘦 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩"- batin river terdiam.

Seperti yang di omongin tadi kelas mereka pun bergegas untuk kerumah rachael, mereka langsung menancapkan gas.

Saat di perjalanan tidak tahu mengapa perasaan river tidak enak sejak dari tadi, "𝘨𝘶𝘦 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘪𝘩? 𝘒𝘰𝘬 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘤𝘦𝘮𝘢𝘴?"- batin river yang masih ribut dengan pikiran nya sendiri, tidak terasa mereka pun sampai di rumah rachael, semuanya langsung turun dari motornya begitupun dengan river yang langsung berjalan kedepan gerbang nya dan menekan tombol bell, tak lama gerbang pun di buka oleh seorang wanita tua, "permisi bi ada rachael nya?" Wanita itu yang merupakan pembantu di rumah tersebut pun langsung mengangguk pelan, "ada, kalian masuk saja" mereka pun langsung mendorong motor nya masing masing untuk masuk ke gerbang, river menunggu yang lain untuk masuk kedalam rumah nya, akhirnya mereka masuk kedalam rumah nya yang lumayan luas, dan mereka pun langsung pergi kelantai dua untuk ke kamar rachael, alleta pun mengetuk pintu kamar nya dan terdengar orang berteriak, "masuk aja ga di kunci kok" alleta pun membuka pintu dan langsung masuk mereka ikutan masuk, "loh kok rame rame?" Tanya rachael dengan pelan, river yang menatap rachael sejak dari tadi merasakan cemas dan khawatir di dalam dirinya, "mereka mau ikut jadi ya rame" jawab fabian, rachael hanya mengangguk pelan dan bertepatan dengan itu ia bertatapan dengan river, mereka bertatapan cukup lama, rachael dengan cepat membuang muka nya untuk menghindari eye contact.

River merasakan ada yang aneh dan langsung menundukkan kepala nya, "ver, lo bisa jagain rachael bentar ga? gue sama yang lain mau ke supermarket buat beli beberapa makanan" River pun hanya mengangguk pelan, "tolong ya ver, sebentar doang kok" mereka pun langsung keluar dari kamar rachael yang sekarang menyisakan river dan rachael. river masih berdiam diri tidak tahu harus ngapain, ia berniat untuk mengecek suhu tubuh nya rachael, river pun mendekati rachael, ia duduk di pinggir kasur dan mengangkat tangan nya untuk mengecek suhu tubuh nya, saat ia sudah menempelkan tangan nya ke kening rachael, badan rachael terasa sangat panas, river pun mengambil air untuk di kompres, rachael masih dengan mata nya yang di tutup hanya terdiam saja, river pun duduk di pinggir kasur dan menaruh air di bawah kaki nya, ia dengan hati hati mengambil tangan rachael supaya tidak membangun kan nya, river pun memerat sapu tangan miliknya dan langsung mengusap tangan rachael dengan sapu tangan tersebut, dengan lembut ia mengusap sambil sesekali melirik ketua gang motor tersebut, "payah lo! Masa sakit sih?" ucap nya dengan pelan sambil mengusap tangan nya rachael.

Saat sudah selesai ia berniat mengambil tangan satu nya lagi namun tangan nya jauh mau tak mau ia harus naik ke tempat tidur nya, dan langsung mengambil tangan sebelah nya, "rachael, tolong lah, jangan gini, tangan lo satu lagi" Kesal river, akhirnya river mendapatkan tangan nya, dan dengan pelan pelan langsung mengusap tangan nya dengan sapu tangan di tangan nya, Saat sudah selesai akhirnya river menaruh sapu tangan nya untuk mengompres nya.

  "Lo cantik rachael" river menatap rachael yang sedang tertidur ia pun tersenyum manis, river merasakan ngantuk ia berniat tidur di dekat kasur rachael dengan posisinya duduk, ia pun terlelap tidur.
    
     20 𝘔𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶....
River membuka mata nya, dan mengumpulkan nyawa nya sebentar, ia mengecek jam, ternyata sudah sore teman teman nya itu belum kembali juga, namun ketika river sedang mengecek jam di handphone nya, rachael menginggo, "nata.. " River menolehkan kepala nya kearah rachael, "nataa.. " river pun mendekati rachael yang sudah bercucuran keringet river mengambil kembali sapu tangan nya dan langsung mengompres nya kembali, "nataaa... " river pun memeluk rachael, "nata disini haell" Ucap river dengan pelan rachael pun akhirnya tenang dengan pelukan tersebut, river mengusap rambut rachael saat sudah tenang river melepaskan pelukan nya dan menatap rachael dengan tatapan yang sangat lembut, "haell harus sembuh yah" Bisik nya pelan, ia pun meraih tangan rachael dan di pegang nya dengan lembut sambil mengusap rambut nya.
 
Teman teman nya pun sudah kembali, "ver sorry ya lama kita kejebak macet gabisa nyalip juga" River pun mengangguk pelan, "tangan lo?" River pun langsung melepaskan nya, "tadi dia nginggo, manggil nama nata, karena terus manggil gitu akhirnya gue tenangin" Teman teman nya pun langsung tercengang, "btw nata siapa?" Teman teman nya pun langsung duduk di lantai kamar rachael, "nata teman kecil nya rachael yang sampai saat ini rachael ga nemu keberadaan dia" River yang mendengar itu langsung mengangguk pelan, "𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘭𝘰 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘯𝘦𝘮𝘶 𝘯𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘰𝘬"-batin river. river pun menatap rachael dengan tatapan rindu dan tersenyum tipis.

   
     TO BE CONTINUED....

psikolog with geng motor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang