𝘽𝙖𝙗𝙖𝙠 𝙄𝙄𝙄 - 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙜𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙞𝙩𝙪

28 2 1
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Overthinking tapi ga mau ambil pusing

karena aku bukan kaum mendang - mending..

Oh, Asmara berdebar rasanya Ku di dekat mu

Oh, Asmara dengar bisikan cinta lirih mata mu.. hantam jantungku

*.✧

Hari ke sekian, masih tak berhasil mendekatimu

Ugh, Bagaimana? Melelehkan beku hatimu?

Ugh!

"Mending nyerah dah", oh tentu tidak.

Demi gapai impian kita harus terus belajar

Belajar memahami bahasa cinta mu..

Ehe!

Oh, asmara berdebar rasanya

Ku di dekatmu

Oh, asmara dengar bisikan cinta lirih matamu..

Oh, asmara balas sinyal cintaku. Sekali saja

Oh, asmara tidak adakah ruang dalam hatimu. Tersisa untukku?

*.✧

Oh, asmara terjawab semua sudah teka tekimu

Karena kini ku t'lah menjadi, Milikmu

Milikmu

Milikmu.

Hanna menghentikan nyanyian nya dan terdengar ramai gemuruh tepuk tangan dari seluruh warga sekolah. Namun, tidak ada yang sadar bahwa sebenarnya ketika bernyanyi, Hanna sebenarnya sedang menyindir sang teman sebangkunya tapi mungkin sebagian orang menyadarinya.

Hanna memberikan mic nya kembali kepada sang pemuda yang menjadi MC. "Baiklah, itulah penampilan dari teman kita Hanna veranisya! Oke, kita lanjutkan ke peserta selanjutnya." Teriak sang pemuda di mic tersebut

Salah satu teman Hanna langsung menarik lengannya dan memintanya duduk di bangku taman sekolah.

"Apaan sih zel? Tarik tarik, aku tau suaraku bagus tapi biasa aja kali." Ucap Hanna mengelus tangannya yang katanya sedikit sakit

"HANN, YA ALLAH KAMU GA TAU?!?." Teriak hazel hingga Hanna menutup telinganya

"NAAA, LU GA SADAR?!?." Sambung Zahra tak kalah keras suaranya

"Hah? Tau? Sadar? Apaan?"

"DIA NGELIATIN LU KOCAK." Teriak Zahra sekali lagi

"Ha? Dia siapa?" Oh ayolah, Hanna memiliki otak 1gb

"Na, kamu jangan ngajak ribut deh." Timpal hazel menarik sedikit lengan bajunya

𝘿𝙚𝙖𝙧, 𝙈𝙧 𝙍𝙚𝙛𝙧𝙞𝙜𝙚𝙧𝙖𝙩𝙤𝙧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang