𝘽𝙖𝙗𝙖𝙠 𝙄𝙓 - 𝘼𝙣𝙪𝙜𝙚𝙧𝙖𝙝

20 1 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

"Ah, yang ini bagus." Ucap seorang wanita yang tengah asyik menscroll ponselnya.

"Wahh, Hannaa lu lagi ngapain??" Tanya salah satu rekan kerja Hanna

"Ini mbak, lagi ngeliatin pakaian bayi. Lucu lucu banget deh."

Hanna menunjukkan layar ponselnya kepada rekannya tersebut

Sang wanita tersenyum, "Alhamdulillah na, kamu ngisi??" Tanya sang wanita dengan raut sumringah

"EHH?? BLOM ATUH MBAK, YA KALII." Pekik Hanna membuat seisi ruangan yang di penuhi orang orang menatap padanya.

"Jangan berisik teh, Untung lagi pada ngajar."

Hanna menundukkan pandangannya malu.

ノ*.✧

"Aa."

Sang insan yang merasa terpanggil pun menoleh kepada Hanna

"Kenapa sayang?" Tanya Afif yang tengah memainkan game di ponselnya

"Kita nikah udah hampir 2 bulan a.."

Afif melepas ponselnya dan menoleh ke arah sang istri

"Terus??"

Suasana senyap seketika

*Flashback

"Mbakk, aku bingungg" keluh Hanna kepada sang wanita yang baru saja ingin pergi mengajar

"Waduhh, bingung kenapa tuh?"

"Cara "minta" nya gimana mbakk, malu atuh."

"Hmm, coba aja dulu dek. Kan katanya kalo istri yang minta duluan pahalanya setara kayak ke Makkah." Ucap sang wanita, memberi saran

"Hmm, aku gatau caranya atuh mbak."

"Yaa, sebisa kamu aja. Yaudah aku chaw dulu yak, kasian anak anak udah pada nunggu." Akhir sang wanita kemudian meninggalkan Hanna yang tengah berjalan ke ruang kelas

*Flashback off

"Itu a.. masa aa gatau??"

Afif berpose seraya berpikir, kemudian tak lama tersenyum kecil. "Engga, emangnya kenapa?"

Hanna terdiam, "oh engga. Gapapa kok." Ucap Hanna kemudian pergi meninggalkan Afif sendirian di ruang keluarga.

Afif panik sekarang, diawal ia berniat untuk bercanda. Ia tak menyangka Hanna akan sesedih itu akan jawaban yang ia berikan

Afif reflek berlari menyusul sang istri di kamar, ia membuka pintu kamar dengan perlahan dan mendapati sang istri yang tengah terduduk di pinggiran kasur dengan ponsel ditangannya. Afif memasuki ruang kamar dan menutup pintunya, Hanna tak sedikit pun menoleh. Afif ikut terduduk di sebelah Hanna dan memeluk tubuhnya, "Sayang, maaf ya? Aa bercanda kok.." ujar nya, mencoba menenangkan sang istri

"Oh, kenapa fif? Kamu ga ad salah. Ngapain minta maaf." Balas Hanna, simpel tapi nyelekit banget di hati

"Hanna sayang. Aku tau kok kita udah nikah udah sekitaran 2 bulan. Dan aku juga udah males nunggu." Jeda Afif, "jadi ayo." Ucap nya dengan tersenyum miring seolah singa yang ingin menerkam mangsanya

"Eh? Maksudnya..? AA, YA ALLAH SABAR KEK." Ucap Hanna yang mendapat serangan tiba tiba..

Esok harinya..

𝘿𝙚𝙖𝙧, 𝙈𝙧 𝙍𝙚𝙛𝙧𝙞𝙜𝙚𝙧𝙖𝙩𝙤𝙧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang