Part 8-Pasar Malam

165 26 1
                                    

HAPPY READING

*****

Jarrel tidak memperdulikan pesan yang baru saja masuk. Dirinya menganggap pasti itu hanya orang iseng atau teman dekatnya yang ingin membuatnya overthinking.

Malam pun tiba

Jarrel dan Aya sudah siap-siap untuk pergi ke pasar malam yang jaraknya tidak terlalu jauh. Mereka sudah mengajak Cakra dan Jasta lalu dua anak itu memilih tidak ikut, katanya mereka akan pergi malam Minggu saja.

Setelah izin dengan Bayu dan Mawar, akhirnya Jarrel dan Aya pergi menuju pasar malam.

Sesampainya di sana dan memarkirkan mobil, mereka pun masuk ke area pasar malam.

"Abang, ada badut..." lirih Aya. Dari kecil sampai sekarang, Aya memang sangat takut dengan badut. Katanya, badut itu lebih menyeramkan daripada hantu.

"Udah besar, masih aja takut."

"Abang, kora-kora!!" pekik Aya kegirangan saat melihat wahana kora-kora. Salah satu tujuan pertama Aya ikut ke pasar malam adalah menaiki kora-kora.

"Nanti, kita main yang lain dulu."

Mereka pun mulai berjalan mencari permainan yang akan mereka mainkan dulu. Banyak sekali permainan yang menarik perhatian Aya, tapi Aya lebih menginginkan menaiki wahana kora-kora yang kata orang-orang menyeramkan.

Sudah lelah mencari permainan, akhirnya mereka berhenti di permainan pancing-pancingan. Entahlah, cuma ini yang menarik perhatian setelah kora-kora menurut Aya dan Jarrel.

"Aya?" gumam seseorang.

"Dia udah punya cowo?"

Setelah selesai membayar tiket permainan, akhirnya Jarrel dan Aya mulai memancing ikan mainan itu.

"Abang haus, kamu disini dulu ya," ucap Jarrel yang di angguki oleh Aya. Setelah Adiknya mengangguki, Jarrel pun pergi membeli minuman.

Akhirnya Jarrel kembali dengan dua cup pop ice di tangannya. Ia mendudukkan bokongnya disamping Aya lalu memberikan satu pop ice ke adiknya itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 21:09. Aya dan Jarrel pun sudah banyak memainkan permainan malam ini. Tinggal satu yang belum, yaitu menaiki wahana kora-kora.

Sudah membayar tiket, mereka pun menaiki kora-kora yang masih saja ramai.

"Mas baju putih di depan dan ceweknya di belakang saja ya, biar seimbang." Sebelum kora-kora berayun, bapak-bapak penerima tiket menginstruksi orang-orang yang menaiki kora-kora.

"Kamu di belakang aja ya, Na,"

"Oke deh."

Meski merasa berat hati, Aya menurut saat Jarrel menyuruhnya duduk di belakang. Jujur saja, naik kora-kora dan duduk di belakang rasanya seperti terbang walaupun tidak duduk di paling ujung.

Kora-kora pun mulai berayun pelan sebagai pemanasan. Terus berayun hingga akhirnya berayun sangat cepat membuat Aya reflek memeluk orang yang berada di sampingnya.

Menyadari ada yang memeluk, seseorang yang berada di samping Aya lantas melihat ke samping untuk mengetahui siapa yang memeluknya.

"Aya?"

"Nendra?"

Di tengah kencangnya ayunan kora-kora, mereka berdua masih sempat-sempatnya beradu tatap hingga keduanya pun tersadar.

"LO NGAPAIN MELUK GUE?!"

"DIH, SIAPA YANG MELUK ELO?!"

Aya melepaskan pelukannya dari Nendra. Suara mereka bertengkar tersamarkan karena ramainya suara orang-orang berteriak di kora-kora. Bahkan, orang-orang yang duduk disamping mereka seperti tidak perduli, mereka hanya perduli dengan nyawa mereka yang rasanya benar-benar sudah di ujung.

Akhirnya kora-kora pun berhenti. Aya dan Jarrel langsung keluar dari area pasar malam dan berjalan menuju parkiran.

Soal Aya yang tadi memeluk murid baru di sekolahnya, Aya tidak akan memberitahu Jarrel. Jika Jarrel tahu, pasti Aya akan di ledekin ataupun Jarrel yang tidak akan membiarkan Aya jauh darinya jika di tempat yang ramai.

"Berbahagialah Jarrel, tapi kebahagiaan lo itu ngga akan bertahan lama." Seseorang itu menyunggingkan senyuman smirk.

*****

konfliknya bakal aku bikin ringan banget gais dan gampang di selesaikan🥰

Spam next sayy

voment nya jangan lupaaa

babay lovyuuu

jangan lupa follow ig aku
dwi.sbrina07

Tujuh Pangeran AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang