Part 11-Kecelakaan

151 18 1
                                    

Happy Reading

*****

Pulang sekolah ini, Aya terpaksa harus menunggu taksi online yang ia pesan tadi. Cakra ada latihan basket dan Jasta latihan futsall. Maka dari itu, Aya pulang menaiki taksi.

Karena merasa lelah menunggu taksi online yang ia pesan belum datang, akhirnya Aya memilih untuk menyebrang agar bisa duduk di halte.

Sebelum menyebrang, Aya melihat ke kanan dan kirinya hingga akhirnya jalan itu pun sepi. Lantas, Aya berjalan santai menyebrangi jalan.

Aya tidak sadar, dari ujung sana ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju arahnya.

Brakk

Tubuh Aya tercampak beberapa meter dari jalanan yang ia sebrangi tadi. Ia, menjadi korban tabrak lari.

"Bunda..." lirihnya sebelum pada akhirnya matanya terpejam sempurna dengan kepala yang bercucuran darah.

Jalanan menjadi ramai. Semua orang mengerumuni Aya yang tengah pingsan. Handphone Aya yang masih berada di genggamannya pun masih utuh sehingga memudahkan seseorang menelpon keluarga Aya.

"Halo? Kenapa dek?" yanya seseorang dari seberang telepon sana yang tak lain dan tak bukan adalah Jarrel.

"Masnya ini Abang si neng ya? Adiknya mas, jadi korban tabrak lari di depan sekolah."

"Saya kesana sekarang, Bu."

*****

"Bunda.."

"Iya sayang, Bunda disini,"

"Sakit, pusing..."

"Kalau masih pusing, tidur aja dulu sayang."

"Assalamualaikum," ucap seseorang bersamaan sambil membuka pintu ruang inap Aya.

"Waalaikumussalam," jawab Mawar.

Jarrel yang berada di dalam ruang inap Aya langsung menghampiri dua Adiknya yang baru datang itu.

"Darimana kalian? Kenapa biarin Aya pulang sendirian? Sekarang lihat. Aya jadi korban tabrak lari."

"Kan lo tahu sendiri bang gue sama Jasta ada latihan?" tanya Cakra mewakili Jasta.

"Kenapa ngga ngabarin gue? Sesibuk itu latihannya? Gue juga di rumah banyak kerjaan!"

"Maaf."

"Jarrel," panggil Mawar. Ia tidak ingin ada keributan terlebih ini di rumah sakit dan mereka sedang berada di ruang inap Aya. Mawar hanya takut anak perempuannya itu akan terganggu.

Jarrel yang mendengar itu pun membuang nafas gusar. Ia pergi keluar dari ruang inap Aya. Jarrel tahu siapa yang menabrak amAdik perempuannya hingga seperti ini. Jarrel akan mencari cara agar seseorang itu berhenti mengganggu keluarganya.

"Bunda, kita minta ma--"

"Nggak usah minta maaf. Ini musibah, nggak ada yang tahu," ucap Mawar memotong ucapan Cakra dan Jasta yang akan meminta maaf padanya.

Cakra dan Jasta menghampiri Aya yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit dengan kepala yang di perban.

"Na, maafin Abang lalai jagain kamu," U.hcap Cakra sambil memegang tangan a
Adik perempuannya itu. Matanya menatap lekat wajah Aya, Cakra benar-benar menyesal membiarkan sang Adik pulang sendirian.

"Abang juga. Abang minta maaf," lanjut Jasta.

"Nggak apa-apa, ini salah Aya kok ngga hati hati waktu nyerbang tadi."

Aya ingin duduk karena ingin menceritakan tadi pada Mawar dan dua Abangnya. Melihat anaknya yang ingin duduk lantas Mawar membantu.

"Bunda."

"Hm,"

"Tadi waktu Aya nyerbang--"

"Nyebrang, Na."

Aya menyengir kuda. Menurutnya kata nyebrang dan nyerbang sama saja. Tidak beda.

"Tadi jalannya bener-bener sepi banget tahu Bunda!

"Satu kendaraan aja nggak ada." Beritahu Aya. Memang benar, satu kendaraan pun tidak ada yang melintas saat dirinya ingin menyebrang. Tapi saat menyebrang, kenapa tiba-tiba saja ada motor yang menabraknya? Aya benar-benar bingung. Apakah itu sebuah kesengajaan? Pikir Aya. Jika memang itu sebuah kesengajaan, siapa yang sengaja menabraknya? Seingat Aya, ia tidak mempunyai musuh.

"Sayang, kalau jalan itu sepi nggam mungkin kamu jadi kaya gini,"

"Beneran bunda, tiba-tiba mereka tarbak Aya."

"Tabrak, Na!" ucap Mawar, Cakra dan Jasta bersamaan saat Aya lagi-lagi salah dalam berucap.

"Hehe.."

*****

Gimana untuk part 11?

kira-kira siapa yang nabrak Aya ya?

eumm🤔🤔

babayy lopyuuu gaisss

voment gais vomentnyaaa,jangan baca doang.plis banget ini.

ig ku
dwi.sbrina07

Tujuh Pangeran AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang