Part 28 - Pantai

55 5 0
                                    

HAPPY READING ALL 💖 💖

*****

Pagi-pagi ini, mereka semua sudah siap-siap untuk pergi menuju pantai. Memang sengaja pagi-pagi sekali, karena perjalanan menuju pantai memakan waktu sekitar dua jam.

Terlihat Anak-anak Mawar sedang sibuk mencari baju yang cocok untuk mereka gunakan ke Pantai.

Dari delapan bersaudara itu, baru Jarrel yang sudah selesai bersiap-siap. Laki-laki itu berinsiatif untuk membantu Abang dan Adiknya menentukan pakaian.

"Aya, kok pake baju putih, Dek?" tanya Jarrel.

"Hehe, biar samaan kaya Abang sama yang lain," jawab gadis itu cengengesan.

"Ngga-ngga, ganti sana pake kaos Abang yang hitam."

Aya mengangguk kemudian berlari kecil menuju kamar Jarrel untuk mengambil kaos yang dikatakan Jarrel tadi. Baju Abang, baju Aya juga. Barang Abang, barang Aya juga.

"Rel, gue ganteng banget, 'kan?" tanya Hesa, Laki-laki itu memakai celana jeans selutut dan kemeja putih garis-garis, serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Kaya jamet anjir!"

"Sialan lo!"

Ayah dan Bunda juga sudah selesai siap-siap dengan pakaian mereka yang rapih. Pasangan Suami Istri itu hanya akan menonton anak-anak mereka bermain pasir di Pantai.

"Assalamualaikum!"

Mawar lantas berjalan menuju pintu utama saat mendengar pintu tersebut di ketuk. "Waalaikumussalam."

"Haura, ya, Nak?" tanya Mawar.

"Iya, Bunda."

"Ya sudah, ayo masuk sayang," ajak Mawar kemudian Haura mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Mawar.

Sesampainya di ruang tamu, tak lupa Haura menyalimi Ayah dan Bunda.

"WAAA HAURA UDAH DATENG!!" seru Aya, kemudian berlari menuruni anak tangga untuk menghampiri teman bahkan sahabatnya.

Tujuh Abang Aya sudah selesai dengan penampilan mereka masing-masing. Semua berpenampilan seadanya, tidak terlalu heboh kecuali, Hesa, Cakra dan Jasta. Aya dan yang lain menyebut mereka seperti jamet kesasar.

"Eh, ada Haura," ucap Cakra, kemudian cowok itu mengambil duduk di samping Haura. Hal itu mengundang kehebohan Abang-abang dan Adiknya.

"Serius ini cewek mu, Bang? Udah cantik, sopan lagi," ujar Mawar membuat Haura tersenyum malu.

"Gimana, udah siap, 'kan?" tanya Bayu, sang Ayah.

"Udah, sini kunci mobil, Yah," ucap Maja meminta kunci mobil.

Lantas Bayu melemparkan kunci mobil ke arah Maja.

"Haura mau ikut di mobil yang mana sayang?" tanya Mawar lembut.

"Haura bawa mobil sendiri, Nda. Ada sopir sama Bibi di rumah juga," jawab Haura tak kalah lembutnya.

Tujuh Pangeran AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang