Part 9-Di Hukum Berdua

161 21 1
                                    

HAPPY READING

*****

Tak terasa sudah dua bulan Nendra bersekolah di SMA Nusantara 01 dan tinggal di Jakarta.

Saat ini kelas Aya memasuki pelajaran olahraga, dimana semua murid wajib membawa baju olahraga. Sialnya Aya lupa membawa baju olahraga karena hari ini ia kesiangan.

Semua murid X IPS2 berbondong-bondong pergi ke toilet untuk mengganti pakaian mereka termasuk Nendra. Tinggallah Aya seorang diri berada di kelas.

"Aya kemana ya?" Gumam Nendra menyadari Aya tidak muncul daritadi di hadapannya.

"Haura!" Panggilnya saat melihat Haura yang merupakan teman Aya itu keluar dari toilet.

"Kenapa?" Tanya Haura saat sudah sampai di posisi Nendra sekarang.

"Aya mana?" tanya Nendra.

"Di kelas. Dia ngga bawa baju olahraga." jawab Haura lalu pergi ke lapangan bersama yang lain meninggalkan Nendra.

"Ngga setia kawan amat si hau hau."

"Yaudah deh, gue aja." Setelah itu Nendra pergi menuju kelas. Ia mengurungkan niatnya yang tadi ingin mengganti pakaian.

Sesampainya di kelas, Nendra langsung menyimpan baju olahraganya kedalam tas dan duduk di bangkunya yang berada di belakang Aya.

Pak Hendri yang merupakan guru olahraga itu mengecek kelas Aya untuk mengetahui siapa yang tak membawa baju olahraga.

"Aya dan Nendra silahkan berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat." Ucap pak Hendri lalu pergi menuju lapangan.

Aya dan Nendra pun keluar kelas dan pergi menuju lapangan untuk berjemur sesuai dengan hukuman yang di berikan pak Hendri.

"Bukannya lo bawa baju olahraga?" tanya Aya.

"Kasian lo sendirian, jadi gue temenin berjemur disini." jawab Nendra.

"Gue ngga butuh."

"Terserah lo aja,"

Suasana pun kembali hening. Hingga akhirnya Nendra kembali membuka suara dengan pertanyaan yang membuat Aya sungguh muak.

"Lo suka sama gue ya, Na?"

"Ngga."

"Terus kenapa waktu itu lo meluk gue di kora-kora?"

"Lo bisa ngga sih ngga usah bahas itu mulu? Apa jangan-jangan lo yang suka sama gue?"

"Iya,"

"Lo suka sama gue?"

"Iya, Nana cantik."

Jantung Aya berdegup kencang mendengar suara khas milik Nendra yang sangat lembut ditambah dengan nama yang dibuatkan khusus untuknya.

"Tapi gue ngga, ndra.

"Gue bakal tunggu waktu kapan lo bakalan suka balik sama gue."

Tujuh Pangeran AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang