annyeong.
happy reading
*****
Malam ini selepas sholat Maghrib berjamaah, keluarga bahagia itu melakukan makan malam bersama seperti biasa. Tapi, anak bungsu mereka tidak berada di sana untuk ikut melakukan makan malam. Entah kemana anak perempuan satu-satunya Bayu itu. Tadinya ia izin ke kamar sebentar dan mengatakan akan kembali, namun nyatanya sampai sekarang pun batang hidungnya masih tidak terlihat.
"Mungkin Aya ketiduran, Bunda," ujar Jarrel.
"Tadi Aya bilang ke Abang, katanya malam ini Aya nggak ikut makan malam. Karena tadi sore, 'kan Aya pergi main bareng Nendra, mungkin Aya banyak beli jajanan," jelas Cakra agar sang Bunda mengerti. Memang saat selesai sholat Maghrib tadi Aya mengatakan bahwa ia tidak akan ikut makan malam bersama karena perutnya masih terasa sangat kenyang.
Tadi sore Nendra memang mengajak gadis itu pergi jalan-jalan sore sekalian makan. Saat bersama Nendra tadi, Aya memang sangat banyak membeli jajanan pinggir jalan yang membuat perutnya terasa sangat kenyang sampai malam ini.
Mawar mengangguk paham. Setelah itu mereka semua kembali melanjutkan makan malam tanpa si bungsu.
Makan malam hari terasa sangat sepi karena Aya tidak ikut makan malam. Padahal biasanya, suasana meja makan sangat ramai karena mereka yang merebutkan lauk.
Usai makan malam selesai, mereka seperti biasa kembali kumpul di ruang keluarga.
Sedangkan di sisi lain, Aya tengah menghapus air matanya. Matanya sedikit membengkak dengan hidung yang memerah. Ia baru saja selesai menangis, entah apa sebenarnya yang gadis itu tangisi.
Dengan langkah lunglai, Aya berjalan menuju ruang keluarga untuk bergabung bersama yang lain.
"Astaghfirullah, kenapa muka mu, Dek?" tanya Bayu pada anak bungsunya.
"Lagi sedih," jawab Aya.
"Kenapa?" tanya Jarrel.
"Tokoh fiksi kesayangan Aya meninggoy!"
Mereka yang mendengar itu melongo. Hanya karena itu Aya menangis hingga seperti ini? Sesedih apa hidup karakter fiksi kesayangan gadis itu hingga membuatnya nangis sampai seperti ini?
"Cuma karena itu?" tanya Maja lalu Aya mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu kenapa nggak ikut makan malam?" tanya Bayu membuat Aya melihat ke arahnya.
"Jawaban nomor satu, karena Aya masih kenyang. Jawaban nomor dua, Aya mau ngelanjutin cerita yang Aya baca tadi sampai tamat, hehe... "jelasnya dengan cengiran tak berdosa.
*****
Minggu siang ini Aya memutuskan untuk pergi bermain bersama anak-anak yang rumahnya tak jauh dari rumah Aya. Pasalnya, gadis itu sangat bosan berada di rumah jika hari Minggu seperti ini.
Gadis itu sudah izin dengan sang Bunda. Awalnya tidak diizinkan, namun ia memaksa hingga akhirnya sang Bunda memperbolehkan asal tak membuat ulah.
Sebelum pergi, Aya mengambil uang seratus ribu rupiah untuk membeli jajanan sebelum sampai di tempat anak-anak bermain. Mungkin segitu saja cukup untuk ia dan anak-anak di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Pangeran Aya
Ficção AdolescenteMereka semua adalah anak Bayu dan Mawar. Banyak tetangga yang bilang bahwa Mawar adalah seorang ibu yang sangat hebat, yang bisa melahirkan 8 anak dalam waktu yang sangat dekat. Kepo gimana kelanjutannya? Cus langsung baca.