HAPPY READING ALL 💖
*****
Setelah beberapa hari melewati ujian, kemudian adanya dua Minggu tenang, akhirnya hari ini nilai hasil ujian akan dibagi atau lebih dikenal dengan istilah bagi raport.
Seluruh murid SMA Nusantara 01 sangat antusias menunggu nilai hasil ujian mereka di semester satu. Termasuk Cakra, Jasta, dan Aya. Ketiganya sangat takut jika nantinya nilai mereka akan turun.
Pembagian raport di seluruh kelas sedang dilaksanakan, contohnya seperti kelas Aya saat ini.
Gadis itu tampak sangat menunggu panggilan kejuaraan. Ia terus berdoa dalam hatinya agar mendapatkan juara.
Sedangkan di belakang Aya, Nendra tampak santai. Cowok itu tidak se antusias murid yang lain.Wali kelas mereka sudah menyebutkan peringkat, dari sepuluh sampai tiga. Dan dari situ pun, belum ada terpanggil nama Aya. Gadis itu benar-benar takut sekarang.
"Peringkat ke dua, jatuh kepada Kayana Annaila Dirgantara!"
"BENER BU?!" tanya Aya antusias.
"Iya, silahkan maju ke depan untuk ambil hadiah dan raport kamu."
Aya mengangguk lalu berjalan sambil tersenyum manis untuk mengambil hadiah serta raportnya. Gadis itu benar-benar bahagia. Aya pikir, ia tidak akan mendapatkan peringkat minimal sepuluh besar, namun nyatanya gadis itu masuk tiga besar!
Akhirnya pembagian raport selesai, murid-murid berhamburan keluar kelas. Sama seperti Aya dan Nendra yang tengah berjalan beriringan menuju parkiran sekolah.
"Pinter banget, gue sampe kalah," ujar Nendra.
"Ngga nyangka banget, kirain tadi ngga bakal dapet. Sampe mau nangis tadi gue," ucap Aya.
"Lo jadi liburan ke pantai?" tanya Nendra setelah mereka sampai di parkiran.
"Jadi, Bunda sama Ayah setuju," jawab Aya.
"Eh, tau ngga?!" tanya Aya, nada bicaranya terdengar sangat serius.
"Ngga, apaan emang?"
"Sama, gue juga ngga tau," ucap Aya cengengesan.
"Yeu! Kalo bukan calon pacar, udah gue tendang lo!"
"Calon pacar mulu, nembaknya kapan? Cuaks!"
Tiba-tiba saja Cakra dan Jasta muncul dari belakang Aya dan Nendra. Dua cowok itu tertawa bersama saat melihat wajah Nendra tampak kebingungan mau menjawab apa.
*****
Sesampainya di rumah, Cakra, Jasta dan Aya berlomba-lomba lari masuk ke dalam rumah untuk memberitahu peringkat yang mereka dapat pada keluarga mereka.
"Aya duluan!"
"Assalamualaikum sobat-sobat semua!!"
"Waalaikumussalam," jawab mereka semua termasuk, Bayu. Lelaki paruh baya itu sengaja tidak masuk kantor karena ingin melihat antusias anak-anaknya.
"Ayah! Aya peringkat dua!!"
"Abang satu, Yah!!"
"Jasta dua juga, kaya Aya!"
"Pinter banget anak-anak, Ayah," ucap Bayu. Semua anaknya memang selalu unggul di peringkat. Selalu masuk ke dalam tiga besar, kecuali Hesa. Hesa selalu masuk ke dalam sepuluh besar, meskipun begitu, Bayu dan Mawar sama sekali tidak membeda-bedakan anak-anak mereka.
"Kapan nih ke pantai?" tanya Mawar.
"BESOK!" seru Aya dan yang lainnya.
"Yaudah, kita bawa dua mobil, 'kan?" tanya Mawar.
"Iya, entar yang bawa mobil satu lagi, Kakak aja," ujar Maja.
"Nda, Haura boleh ikut, 'kan?" tanya Aya.
"Pacar Cakra?" tanya Jasta membuat semuanya menoleh ke arah Cakra.
"Iya, Aya yang ngajakin," jawab Aya.
"Boleh," ujar Mawar mengizinkan.
"Seneng banget lo, Cak?" goda Hesa. Cakra sudah senyum-senyum sendiri, membuat mereka terkikik geli. Apalagi Aya.
Semuanya semakin terkikik geli saat Cakra berlari menutupi wajahnya yang sudah memerah bak kepiting rebus.
Semenjak berpacaran dengan Haura, Cakra seringkali tersenyum sendiri, bahkan salah tingkah sendiri. Memang aneh, tapi tidak ada yang memperdulikannya, mereka malas menanggapi orang sinting.
"Ekhem! Bunda tahu, ngga?" tanya Jasta.
"Apa?" tanya Mawar penasaran.
"Nendra bilang ke Aya calon pacar mulu, tapi ngga tau nembaknya kapan," jawab Jasta.
Mereka yang mendengar lantas mengalihkan pandangan mereka pada Aya sambil tersenyum, kecuali si batu es alias Jevan. Cowok itu hanya akan menunjukkan wajah datarnya saja.
"Abang!" geram Aya.
"Udah-udah, ada yang lebih hot nih!"
"Apa?" tanya Jevan, si batu yang sudah menebak apa yang ingin dikatakan oleh Hesa.
"Jevan punya pacar!"
Kini semuanya mengalihkan pandangan mereka pada Jevan. "Bener, Bang?" tanya Mawar tak percaya.
"Bunda percaya sama tukang ngarang cerita ini?" tanya Jevan kembali.
"A'a ngga ngarang, memang bener kalo Bang Jevan punya pacar!" seru Aya.
Jevan memasang wajah malas. Daripada meladeni mulut saudaranya yang berisik, ia memilih pergi menuju kamarnya.
*****
Gimana untuk part 27?
Kali ini agak dikitan ges, maafin mbak author yeu!
makanya vote komen atuh, ada kejutan di part 28 nanti! seru abiez!!
ig: dwisbrina07
tiktokkk: dwisbrina4
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Pangeran Aya
Fiksi RemajaMereka semua adalah anak Bayu dan Mawar. Banyak tetangga yang bilang bahwa Mawar adalah seorang ibu yang sangat hebat, yang bisa melahirkan 8 anak dalam waktu yang sangat dekat. Kepo gimana kelanjutannya? Cus langsung baca.