Telulas

26 4 0
                                    

Sore itu Jabil menghubungi Yogo Keling yang masih mengerjakan berkas hasil ujian siswa SMK Pojok. Dia tahu Yogo Keling berkarib dengan Joni Bangsat selaku juru kunci sekolah. Dia meminta Yogo Keling untuk menyiapkan kunci gerbang belakang sekolah.

"Buat apa?" Tanya Yogo curiga.

"Mau uji nyali, ikut gak?"

"Uji nyali?"

"Iya, kayak uka-ukanya Toro Margen. Mau ikut gak?"

"Gendeng!"

Jabil terpaksa menjelaskan kepada Yogo Keling perihal pengusiran setan nanti tengah malam di bawah pohon angker. Di seberang sambungan sana, Yogo Keling hampir tak percaya sembari merinding. "Gendeng bener! Seriusan?"

"Iya serius. Perkara hidup mati ini. Ikut gak?"

"Emoooh!"

Setelah dibujuk-bujuk akhirnya Yogo Keling mau menemui Jabil di rumah Tarom Gawat selepas maghrib nanti untuk memberikan kunci gembok.

"Bagus," kata Tarom Gawat setelah mendapat kepastian akses masuk SMK Purwosari. "Sekarang, kalian apakah siap untuk apa pun yang akan terjadi nanti tengah malam?"

Hanoman dan Jabil mengedik pasrah.

"Ya kalau memang itu satu-satunya cara ya, ayo lakukan. Yang penting pacarku tidak diikuti lagi," kata Hanoman.

Jabil dan Hanoman melanjutkan menunggu tengah malam tiba, dua remaja laki-laki itu panas dingin dari ujung tulang ekor sampai tengkuk. Hanoman gelisah dibuatnya. Apalagi Janet belum juga keluar.

"Apa yang ada di pohon angker itu sih, Rom?" tanya Jabil. Meski dia sudah mengetahui rumor keberadaan sesosok wanita berdada besar di pohon itu.

"Sesuatu yang bukan dari dunia nyata juga bukan dari dunia gaib."

"Dunia antara?" cetus Jabil asal.

"Kira-kira begitu. Di dalam pohon itu terdapat makhluk yang bertugas menyeimbangkan alam sekitar. Tapi seringkali disalahpahami sebagai kuntilanak."

"Makin aneh saja dunia ini," gerutu Hanoman, "ada lagi makhluk kayak begitu."

"Kemunculan pohon aneh itu dipicu oleh pohon sejenis yang ada di Kebonagung sana. Akhirnya pohon itu bisa melahirkan seorang anak pohon yang dapat menyebarkan benih, menumbuhkan lebih banyak pohon penyelamat lingkungan."

Jabil garuk kepala. "Pohon melahirkan anak?"

"Kesintingan yang baru," cetus sarkas Hanoman.

"Dunia memang gawat, lebih gawat dari yang kaukira," kata Tarom mengamini gerutuan Hanoman.

"Anak pohon itu bisa menolong Janet?" tanya Jabil.

"Bukan si anak pohon yang akan menolong Janet."

"Lalu siapa?" tanya Hanoman.

"Nanti kalian juga tahu."

Jabil sudah tahu.

Mereka ditinggal Tarom Gawat masuk ke rumah. Sore menjelang maghrib, Lek Jaran dan Lek Ikro mampir untuk minum di rumah joglo Ki Gufron. Lek Jani muncul menyajikan ubi goreng.

Dari mereka Jabil tahu pohon sejenis yang tumbuh di Kebonagung dan SMK Pojok ternyata bermunculan di berbagai tempat.

"Pohonnya sama persis," kata Lek Ikro.

"Iyo. Aku sudah lihat yang di Kalitidu. Lebih gede daripada yang di Kebonagung," tambah Lek Jaran.

"Mbuh ya, kok kebetulan pas muncule pohon-pohon itu, banyak anak wadon yang hilang."

KARUNG NYAWA - SERI SIDIK KLENIK #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang