Papat

46 4 0
                                    


Warung internet milik Jabil memiliki koneksi yang lebih cepat daripada para pesaing di sekitaran. Maka tak heran bila anak-anak SMK Purwosari banyak yang bertandang untuk mengerjakan tugas di tempatnya, terutama yang berjurusan informatika. Entah mengapa timbul stigma baru yang mengatakan bakal banyak murid ceweknya daripada cowoknya di jurusan itu. Betul saja, warnet Jabil memang sering kebanjiran murid cewek, dengan begitu Jabil bolehlah sedikit-sedikit menggoda rayu. Sudah cepat, juga harga hemat, makin ramailah dikunjungi. Jabil pun melengkapi warnetnya dengan kulkas guna jualan minuman dingin, banyak tetangga yang menitip es lilin aneka rasa. Tersedia juga teko berisi kopi panas yang dipesannya dari warung Umi Ida, seringnya yang menghabiskan adalah Dukun Gondrong. Kebetulan lokasi mereka hanya beberapa langkah saja.

Warnet itu didirikannya dengan bantuan alumni SMK Purwosari yang sering disebut STM Pojok karena letaknya di dusun Pojok. Kawan alumni itu bernama Yogo Keling. Pemuda hemat bicara berkulit sawo matang yang kalau dikasih kerjaan berhubungan dengan komputer langsung nyamber nyerocos tanpa henti mengobrolkan seluk beluk dunia komputer. Jabil sampai pusing dibuatnya. Koneksi stabil kencang dan instalasi kabel yang rumit namun rapih adalah mahakarya si Yogo Keling. "Pokoke jangan ngawur," kata Yogo Keling ketika kelar garapannya. "Jangan asal pasang. Jangan asal colok cabut. Sayangilah jaringan seperti menyayangi kekasih."

"Halah telek. Aku gak punya kekasih," sembur Jabil.

Dari Yogo Keling Jabil tahu bahwa ada pohon ganjil tumbuh secara ajaib di pekarangan SMK Purwosari. "Padahal tanah di situ lho keras," ungkapnya.

Yogo Keling ini lulusan terbaik, sudah tiga tahun dia memantabi dunia komputer. SMK Purwosari tak mau kehilangan anak emasnya begitu saja, maka mereka merekrutnya sebagai staf lab komputer. "Wujudnya aneh lho. Batangnya gede banget, tiga kali orang dewasa ada kali itu. Terus daunnya hijau gelap, aku pernah nemu satu. Aku pegang, rasanya kayak kulit manusia!" lanjut Yogo Keling.

"Masih kamu simpan?"

Yogo Keling bergidik sambil cerita. "Aneh. Seingatku aku ambil itu daun terus aku simpan di kantong. Seperjalanan pulang aku pegang-pegang terus, masih ada, masih kerasa. Tapi pas sudah sampe rumah, lha kok ya ilang."

"Ketiup angin mungkin."

"Ndak Bil, kantongku ada kancingnya, aku yakin sudah kancingkan."

"Terus?"

"Besoknya aku panas seminggu."

"Hmm."

Yogo Keling sebulan sekali bertandang ke Zam Zam Net untuk perawatan rutin, memeriksa kualitas jaringan dan apakah dua belas unit komputer di situ terjangkiti virus atau tidak. Dalam suatu kunjungannya itu Yogo Keling memberitahu Jabil. "Ada anak cewek ilang di Pojok."

"Hah!" Jabil langsung tersedot minatnya. Pemberitahuan itu seperti kejutan listrik yang menyambar media besi. Penyelidikannya berlanjut. "Piye ceritane?"

"Ini kata orang-orang yo. Ada yang bilang kalau pohon itu berpenghuni. Si Joni Bangsat ngaku lihat ada yang terbang malam-malam dari pohon itu. Perempuan putih bertetek besar, Bil." Joni Bangsat adalah eks preman pasar yang kini bekerja sebagai penjaga SMK Purwosari.

"Kuntilanak?"

"Mirip. Tapi beda. Yang keluar dari pohon itu punya sayap, mukanya rata, matanya mirip alien, kulitnya agak kehijauan. Ndak njerit hihihihi."

"Hmm. Jadi yang nyulik si wanita pohon itu?" Jabil dalam kepala tengah mencatat.

"Banyak yang percaya gitu. Ini sekarang di Kebonagung katanya lagi ada yang ilang juga. Tapi agak gedean anaknya, umur enam belasan."

KARUNG NYAWA - SERI SIDIK KLENIK #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang