Loro

48 5 0
                                    

Munculnya warnet baru di dekat pangkalan ojek depan pertigaan menuju pasar Tobo, membikin tempat itu makin ramai motor dan sepeda menggeletak di emperan toko-toko. Kokoh penjual jam dinding di sebelah sempat marah-marah dan mengobrak-abrik isi warnet. Si pemuda perintis usaha warnet dan gim daring, Zan Zabil Tom Tomi namanya, menghentikan gerak amuk si Kokoh tua berkumis lele. "Gampang, nanti saya bereskan. Sepurane."

Pemuda Zabil yang maunya dipanggil dengan nama Tomi namun orang-orang kukuh memanggilnya Jabil meminta bantuan kawan karibnya, Dukun Gondrong, si tukang parkir yang senantiasa mengatur lalu lintas pertigaan, membantu para sopir bus atau angkot yang lagi ngetem depan pasar, dengan suara serak basah seperti orang yang terlalu gemar minum arak dan merokok dua belas batang sehari, membereskan yang diperkarakan oleh Kokoh penjual jam. Sebagai gantinya Dukun Gondrong diberi satu tempat khusus di warnet guna menonton saluran paling favorit. Saluran yang bikin panas merinding menggoyahkan iman.

Jabil memberi tajuk warnetnya dengan "Zam Zam Net" yang memang sesuai dengan maknanya, yakni berlimpahan. Ya, berlimpahan anak-anak muda pakai seragam sekolah bolos untuk main internet.

Ketika baru dua bulan berjalan, kebetulan keberadaan warnet itu dekat dengan jembatan Tobo, dekat pula dengan sungai, kabar menggemparkan kembali muncul ke permukaan. Menggegerkan seantero Tobo, yang kembali mengungkit kejadian masa lalu yang menimpa sahabat dekat Jabil, yaitu Johan Oman si Hanoman Ganteng.

Kali ini satu tubuh tanpa nyawa juga tanpa kepala dengan dada berlubang tempat dahulu jantung berada kini kosong, tergeletak begitu saja di pinggiran sungai. Kali ini sungai sedang surut tiada air, karena kemarau sedang menjelang. Adalah si Beni Pariyo, tukang ojek yang kadang mengambil pekerjaan sambilan sebagai operator alat berat di proyek-proyek sekitaran Bojonegoro, lagi asik nongkrong di warkop pinggir kali Umi Ida, langsung melompat terjun ke pinggir sungai dan memotret mayat itu baru dia berteriak memberitahukan orang-orang.

Jabil yang lagi asik menyumpal telinga menggunakan headphone gaya robot bermain gim daring tembak-tembakan, bingung melihati para penghuni sekat-sekat warnetnya berbondong meninggalkan tempat. "Eh eh bayar dulu!"

"Ada yang seru mas di luar!"

Sontak saja kawasan pinggir sungai itu berubah ramai, tak memakan waktu lama juga polisi Purwosari langsung tiba di lokasi. Baik Beni Pariyo dan Dukun Gondrong sok sibuk bincang bersama polisi.

Jabil mengunci pintu warnet dan bergabung bersama kerumunan itu. Dia yang paling terakhir tahu dan dibuat kaget. Kemampuan menerobos keramaian memang menguntungkan baginya. Waktu pertama melihat mayat yang baru mau diangkut dan dimasukkan kantong mayat itu, perutnya bergejolak mau memuntahkan segala isinya.

Betapa tidak, mayat tersebut tanpa kepala, tanpa baju pula, dan luka sayat yang menandakan dadanya telah dikoyak untuk diambil jantung sudah dikerubungi belatung. Seperti halnya yang digumamkan orang-orang yang lagi berkerumun itu, juga Umi Ida si pemilik warung pinggir kali, mereka menyebutkan nama Johan Oman. Yang membawa kembali Jabil ke peristiwa tujuh tahun lalu ketika Johan Oman selama sebulanan lebih mengunci diri di kamar.

Jabil baru beberapa pekan lalu membantu Hanoman ganteng membeli etalase untuk usaha kawannya itu. Benar saja tebakannya, Hanoman ganteng langsung menutup diri lagi, takut dikerubungi orang-orang yang penasaran. Polisi pun sudah tampak ada ancang-ancang mau menanyai Hanoman kembali.

Lain halnya dengan Beni Pariyo. Justru dia tak sungkan-sungkan menjelaskan secara rinci penemuan menggegerkannya itu kepada siapa pun. Bahkan sesudah ia dimintai keterangan selengkap-lengkapnya oleh polisi, berpekan-pekan selanjutnya topik pembicaraan penemuan mayat perempuan tanpa kepala tanpa busana itu masih hangat diprakarsai olehnya. Bahkan Dukun Gondrong sampai lupa tugas mengatur lalu lintas pertigaan Tobo, juga menyebabkan parkiran depan warnet Zam Zam Net jadi kacau lagi, tak bosan-bosan mendengarkan ocehan Beni Pariyo dengan harapan mungkin ada fakta baru.

KARUNG NYAWA - SERI SIDIK KLENIK #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang