Chapter 29

842 87 19
                                    

Rindu kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu kalian...😊

***

"Xiao Zhan, ayo bantu aku selesaikan ini." Yubin memanggilnya saat Xiao Zhan sedang duduk santai di biliknya.

"Bantu apa? Aku lagi santai tau." Xiao Zhan menoleh pada Yubin dengan sebelah alis dinaikan. Ia sengaja menggoda sahabatnya itu.

"Kau tidak lihat ini!" Dia menunjukan tangannya. "Jariku mati rasa. Aku bahkan tidak merasakannya lagi!!."

Xiao Zhan tertawa. Yubin menerima tugas membuat laporan penjualan, tapi setelah hampir selesai mengerjakannya, komputernya tiba-tiba mati. Sialnya, dia tidak mengaturnya tersimpan otomatis dan berimbas pada hasil kerja kerasnya berakhir tidak tersimpan. Yubin akan menangis jika tidak mengingat harga dirinya yang dia junjung setinggi langit.

Xiao Zhan yang merasa kasihan menyeret kursinya mendekat pada Yubin. "Ya sudah. Mana yang harus aku bantu."

"Sungguh? Mau mebantuku?" Tanya Yubin penuh harap, dia takut jika Xiao Zhan hanya megerjainya saja.

"Iya, cepat. Mana yang harus aku kerjakan?"

"Kau bisa mulai dari sini, kemudian buat grafiknya." Xiao Zhan mulai mengerjakan apa yang Yubin arahkan padanya. Meski butuh waktu lama, namun pada akhirnya pekerjaan mereka selesai tepat di waktu jam makan siang.

"Akhirnya selesai juga." Xiao Zhan merenggangkan jari-jarinya yang terasa keram. Ia sedikit lelah, pengerjakan laporan itu tidak hanya menggunakan jarinya, tapi cukup menguras otak dan tenaga.

"Ini minum dulu." Yubin memberinya sebotol air mineral. "Ini tidak akan selesai jika bukan karena bantuanmu." Yubin menghempaskan tubuhnya pada kursi. "Riwayatku hampir tamat!"

Xiao Zhan meneguk habis air itu sampai tetes terakhir. "Jangan berlebihan. Kau kan juga sering membantuku."

"Meskipun begitu, aku tetap harus berterima kasih." Katanya mulai mencetak laporan itu untuk ia serahkan setelah jam makan siang nanti.

"Ya sudah, aku mau ke ruangan bos besar dulu." Ucap Xiao Zhan malu-malu.

"Dasar."

Karena jam makan siang, keadaan lift dipenuhi karyawan yang akan menuju kantin, sehingga Xiao Zhan membutuhkan waktu lama untuk sampai di lantai tertinggi gedung pencakar langit itu. Ia merindukan kekasihnya dan tidak sabar untuk memeluk tubuh besarnya. Mulai sekarang dia akan menyebut Wang Yibo sebagai kekasihnya dan mungkin sebentar lagi akan berganti menjadi suaminya.

Aaaaaaaaa!

Pemuda itu menyentuh pipinya, wajahnya terasa panas. Meski ia belum yakin Wang Yibo akan melamarnya, tapi dari sikapnya yang kelewat manis itu, mungkin saja dia akan melakukannya dalam waktu dekat.

"Paman." Setelah sampai di lantai teratas, orang pertama yang Xiao Zhan jumpai adalah bodyguardnya sendiri. Fengying berdiri tegap di depan pintu masuk ruangan Wang Yibo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Renjana | YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang