Chapter 20

977 105 11
                                    

Saat Wang Yibo pertama kali melihatnya, ia sudah tahu pemuda itu akan mengacaukan pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Wang Yibo pertama kali melihatnya, ia sudah tahu pemuda itu akan mengacaukan pikirannya. Tatapan mata pemuda itu yang kebingungan melihatnya seolah mengundangnya untuk memilikinya. Wajah manisnya, tubuhnya yang mungil dan dua gigi depannya yang terlihat saat membuka mulut, mengingatkannya pada seekor kelinci. Itu semua membuatnya semakin tergila-gila.

Sebenarnya Wang Yibo tak berniat lagi untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Ya, semua orang yang pernah hadir dan dekat dengannya, membuat hidupnya hancur. Ia memberi cinta dan raganya, bukan! Ia memberi semua yang ia miliki, tapi mereka tidak pernah merasa puas. Dirinya berusaha memberikan yang terbaik, tapi mereka membalasnya dengan air tuba.

Terakhir kalinya Wang Yibo menjalin hubungan, ia kehilangan bayinya. Calon anaknya yang bahkan sudah ia cintai meski masih berada dalam kandungan tunangannya. Sejak saat itu, ia berjanji untuk tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan seseorang. Namun pemuda itu menghancurkannya. Dia masuk ke dalam hatinya dengan mudah dan menggagalkan semua janji-janjinya.

Wang Yibo marah, ia ingin menghancurkan pemuda itu. Namun setiap menyentuhnya, keinginan untuk memiliki dia semakin besar. Apa lagi saat manik indah itu menatapnya, dia tidak takut padanya, membuat dirinya semakin tertantang. Wang Yibo ingin merusak keberanian itu hingga akhirnya, pemuda itu takut padanya.

Setiap kali ia membayangkan pemuda itu akan sama dengan Takumi, si jalang sialan itu, namun dia berbeda. Dia menatapnya lembut, tersenyum manis padanya hingga hatinya yang telah lama membeku mencair dalam sekejab. Perlawanannya pada saat ia berniat menidurinya membuatnya tersadar kalau pemuda itu berbeda.

Wang Yibo bisa melihat kebingungan di mata itu, antara membenci atau menyukainya. Ia tahu pemuda itu mencintainya, tapi dia tidak menyadari itu. Ia tidak bisa mengambil tersiko lagi kali ini atau pemuda itu akan benar-benar membencinya dan pergi meninggalkannya.

***

"Astaga, kenapa ramai sekali?"

Xiao Zhan terlihat takut pada kerumunan wartawan yang berkumpul di depan Hotel JLan, milik Jerome Lan. Ia tidak bisa menyalahkannya karena kumpulan wartawan itu terlalu haus berita, terlebih tentang hungannya dengan Xiao Zhan yang sedang menjadi perbincangan panas beberapa hari ini.

Wang Yibo menggenggam tangan Xiao Zhan sebelum ke luar dari mobil dan pemuda itu langsung memberikan senyum manis padanya. Lucu sekali, dia ingin terlihat berani di depan media seolah menunjukan kalau dia bisa tanpa pelindungannya. Ia suka dengan sifat Xiao Zhan yang ini, dia selalu mencoba melampaui batas dirinya sendiri meski itu tidak pernah berlaku padanya.

Xiao Zhan, pemuda yang pintar melihat situasi, dia juga bisa melihat perubahan suasana hatinya yang terkadang tidak terkendali. Ada kalanya dia akan menurut padanya, namun juga sering melakukan perlawan seolah menunjukan kalau dia bukanlah pemuda lemah.

Wang Yibo merasakan keringat dingin di telapak tangan yang digenggamnya, tapi Xiao Zhan tidak menunjukan itu pada wartawan yang sibuk mengambil foto mereka. Lantas ia memeluk pinggang Xiao Zhan dan menuntunnya memasuki aula hotel. Untuk keamanan dan privasi tamunya, Jerome tidak mengizinkan wartawan untuk masuk bergabung dalan acara.

Renjana | YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang