Sesampainya di rumah sakit Delina lebih dulu keluar dari mobilnya dan membuka pintu yang berada di sebelah kirinya.
Argan turun saat pintu mobil di buka kan oleh Delina. "Terimakasih Sayang" setelah mengucapkan terimakasih kepada sang istri Argan berlari di koridor rumah sakit tujuan nya sekarang ada ruang UGD.
"Maaf tuan anda harus menunggu di luar." Ucap suster saat melihat Argan akan masuk.
"Tapi putra saya,"
"Dokter akan membantu keselamatan putra anda tuan lebih baik tuan duduk dulu. Doakan semoga putra Anda baik-baik saja" ujar suster itu lagi lalu menutup pintu ruang UGD. Meninggalkan Arga yang kini terduduk di lantai menyender kan badannya dinding.
Hingga tak lama terdengar langkah kaki suara sepatu high heels. Yang bergema di lorong rumah sakit. "Arga bagaimana kondisi putra ku" tanya Delina yang kini berjongkok di hadapan sang suami.
"Dokter belum keluar."
"Dimana anak-anak " lanjut arga saat tak melihat keberadaan putra nya itu. Dan tentu putri kecilnya juga.
"Mungkin masih ada di jalan." Jawab Delina yang kini memandangi pintu ruang UGD
Setengah jam sudah berlalu tapi tidak ada tanda-tanda dokter itu keluar dari ruangan di hadapan nya. Peresan mereka berdua harap-harap cemas.
"Mom dad, bagaimana adek" suara Zaikal memasuki telinga kedua nya yang kini sedang memikirkan keadaan putra bungsu nya itu.
Zaikal datang dengan Valen yang ia gandeng dan di ikuti bodyguard sang Daddy.
"Kemana pak Ilham" tanya Arga bukan nya menjawab pertanyaan putra nya itu. Ia malah bertanya keberadaan pak Ilham.
"Tadi, pak Ilham di telpon sama istri nya katanya nanti malam beliau kesini lagi dengan kakek sama nenek. Jawab Zaikal yang kini duduk di samping Ayah nya itu
"Adek gimana Dad? Adek baik-baik aja kan" Tanya Zaikal lagi.
Argan yang mendengar pertanyaan yang kedua kalinya dari putra nya itu. Melihat wajah putra nya yang kini duduk di sampingnya yang entah suara putra pertamanya itu sedikit lirih dari sebelumnya itu. segera buru-buru menengok ke samping nya.
"Kamu sakit" tanya Argan yang melihat wajah putra nya itu tampak pucat. Walaupun memang wajah putra nya itu sudah pucat sedari dulu. namun jika putra nya itu sakit wajah itu akan semakin pucat dan mata itu akan sayu.
Zaikal menggeleng pelan. "Gak aku ba_
"Abang bohong Daddy tadi di mobil hidung Abang keluar darah Up" potong Valen yang ada di samping mommy nya lalu menutup mulutnya saat mengingat sesuatu yang ia janjikan kepada abangnya itu.
Zaikal hanya diam percuma saja ia berkata lagi. Daddy tak akan percaya jika ia kembali berbohong. Dan bodoh nya ia menyuruh adiknya agar tak menceritakan kejadian dirinya kembali mimisan saat di mobil menujuh ke rumah sakit. Makanya mereka sedikit terlambat..
Argan yang mendengar perkataan putri kecilnya itu menghela nafasnya. Lalu ia beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya kepada putra nya itu.
Delina hanya melihat kedua laki-laki yang merupakan suami dan anaknya itu. Ia tau maksud suami nya. Tujuan nya adalah pemeriksa kondisi Zaikal tentunya. Dan apa lagi kondisi anak itu semakin menurun akhir-akhir ini. Mereka sudah membujuk Zaikal untuk kerumah sakit tempo hari lalu. Saat Zaikal kembali drop. Namun anak itu kekeh dengan pendiriannya. Untuk tidak kerumah sakit. Dan berakhir di rawat di rumah. Tapi baru sembuh tadi pagi anak itu sudah pergi keluar rumah.
Delina melihat wajah putra nya yang sayu lalu menatap wajah suaminya yang seperti menahan amarahnya. "Ikuti perkataan Daddy. Jika kamu masih ingin bertemu dengan adek" pungkas Delina. Yang melihat putranya tak mengerakkan tangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
lost youngest son
RandomMenerima kepergian seseorang itu sangatlah tidak mudah untuk bisa melupakan nya begitu saja. Begitu pula dengan keluarga Anthony yang harus merelakan kepergian putra bungsu nya yang baru berusia 3 bulan. Kalau penasaran baca aja.. Timbul cerita ini...