L.Y.S. 23

1.9K 193 10
                                    

Pagi Yang begitu indah bagi keluarga Anthony dengan kembalinya permata yang dulu nya hilang kini sudah kembali di pelukan keluarga mereka..

Argan tengah memandangi putri kecilnya dan juga putra kecilnya. yang tertidur di dadanya. Tangan mereka saling berpegangan. Kedua Tangan Argan mengusap rambut panjang kedua anaknya mereka kembar tapi fisik mereka berbeda Valen dengan badan yang agak tinggi seperti anak berusia 4-5 tahun sedangkan Kaizal bungsu nya itu begitu kecil seperti anak usia 1 tahun.

"Argan kenapa si kembar belum di bangunin" ucap Delina kepada suami nya, Yang masih berbaring nyaman di kasur. Dengan kedua anaknya yang masih tertidur pulas di atas badan argan.

"Aku gak tega ngbangunin mereka Del" jawab Argan memeluk pelan kedua anak bungsunya Dengan gemas sekali argan juga mencium pipi bulat keduanya.

"CK, kau ini anak kita butuh sarapan Dan dan di bawah juga putri- Putri dan putra kita sudah menunggu di bawah, kau juga harus ke kantor kasihan si Lavin harus mengganti kan perkejaan mu itu selama 1minggu ini,  padahal harusnya lavin berkerja untuk Zaikal bukan untuk mu" ucap Delina dan mendekati Putri kecil nya guna membangun kan Valen, terlebih dahulu.

"Valen, kakak bangun sayang" bisik lembut di telinga Valen lalu beralih ke telinga putra bungsunya

"adek anak nya mommy ayok bangun sayang" ucap nya berganti di telinga putra bungsu nya.
Dan tak Lama keduanya menggeliat tak nyaman di atas tubuh argan. Kedua nya tersenyum menyambut kedua anaknya membuka matanya dengan pelan lalu.

"Good morning, kakak adek" sapa Delina mencium pipi keduanya. Yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Pagi mommy" sapa Valen dan merentangkan kedua tangannya kepada mommy nya. Tanda ingin digendong.
Delina pun membawa Putri ke gendongan nya.

"Kamu mandi,  in adek baju nya sudah aku siapkan di atas meja rias ku, aku akan mengurus Valen di kamarnya" ucap Delina dan berlalu meninggalkan kamarnya dan tak lupa ia mencium pipi bulat si bungsu.

Melihat istrinya yang sudah pergi Argan, bangkit dari rebahan nya kedua tangan nya memeluk erat tubuh kecil si bungsu yang terdiam. Karena baru bangun tidur.

🦖🦖Skip🦖🦖

di meja makan terdapat ke empat putri Argan begitu pula dengan Zaikal yang duduk di dekat
Kakak pertama nya. Ya itu Sabilla, yang semalam baru pulang dari luar negeri itu.

"Kemana mommy dan Daddy" tanya nya entah kepada siapa,  Mereka semua saling melirik satu sama lain. Hingga akhirnya Zaikal lah yang menjawab pertanyaan kakak pertama Nya itu.

"Mommy, membangun kan Daddy. yang masih Tertidur pulas" jawab Zaikal yang tengah memakan sereal Tanpa Susu itu.

Sabila hanya mengangguk lalu "jangan terlalu banyak kau perlu makan nasi. lalu minum obat mu" larang Sabila menarik mangkuk yang berisi sereal Tanpa susu milik Zaikal

Zaikal sendri hanya berdecih melirik kakak sulungnya dengan julit nya.

"Kenapa si lo doyan banget makan gituan" ujar Vanya. Dengan tak sopan nya kepada kakak laki-lakinya itu. Ya Vanya memang tak memanggil Zaikal dengan sebutan kakak maupun Abang. Katanya  'orang gue sama Zaikal cuman beda beberapa bulan doang ngapain panggil dia Abang gak ya' by Vanya.

"Serah gue lah orang enak gini" balas Zaikal diam-diam mengambil sereal nya lagi.

Plak,

"Di bilangin, jangan makan ini terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan mu" ucap Sabila penggeplak tangan Zaikal yang kembali akan mengambil senak itu.

"Auu, sakit kakak" pikik Zaikal mengelus bekas tabokan kakaknya itu.

"Mampus" ledek Vanya.

"Gue yakin kalian para wanita-wanita cantik ku bakal kaget pas Daddy turun dan duduk di singgah sana nya." Ucap Zaikal, membuat para saudara perempuannya itu bingung. terkecuali  silah yang sudah tahu tentang apa yang Zaikal maksud.

"Apa maksudmu" ucap Salsa yang sedari tadi diam menyimak keributan kecil dari kakak dan adiknya itu.

"Demen banget kalian ribut-ribut, di pagi hari perlu Daddy, kurung kalian di satu ruangan di bawah tanah. Sel nomer berapa yang kalian mau tempati" ujar argan mendekati meja makan lalu duduk di kursi yang memang khusus kepala keluarga, dengan kaizal yang masih di gendongan nya.

Semua anak-anak argan mengalihkan pandangannya kepada ayah mereka. Dan objek fokus mereka bukan lah ayah nya melainkan anak kecil yang ada di gendongan ayah.

Zaikal yang melihat adiknya di pangkuan Daddy, nya segera bangkit dari duduknya dan mendekati sang Daddy, dan menyapa adiknya itu.

"Good morning adeknya Abang" sapa zaikal mendekati adiknya dan mencium pipi bulat kaizal.

"Molning Abang" ujar si kecil dengan suara yang sangat liri Namun masih bisa di dengar oleh semua yang ada di sana.

"AAaaa!" Terikan histeris itu keluar dari Vannya, begitu mendengar suara anak kecil yang ada di pangkuan sang Daddy, gadis itu bangkit dari duduknya menghampiri Daddy guna melihat anak yang ada di pangkuan Daddy nya.

"Aaa Daddy, ini anak siapa" ujar Vannya

"Cantik banget hmm gemesnya" lanjut nya sambil mencubit pipi gembul itu, sedangkan kaizal yang mendapatkan perlakuan seperti itu memandang wajah remaja di hadapannya dengan raut sedih, melengkung kan bibir nya ke bawah, pelupuk matanya sudah di penuhi air mata yang siap untuk terjatuh.

"Hiks" hisakan kecil itu keluar begitu saja dari mulut si kecil.

Argan menatap mata putrinya dengan kesal.
"Kak, nangis kan adeknya kamu sih, masa gitu momen pertama pertemuan mu dengan adik mu yang ada adik mu takut untuk bertemu dengan mu" ujar argan menegur putri nya.

Vanya gadis cantik itu kebingungan, dengan Daddy nya katakan.

"Maksud Daddy"

"Lo tolol, bangkit si" ujar zaikal setelah sudah di dekat adiknya lalu menjitak dahi Vanya.

"Aak, bisa gak si gak usah jitak jidat gue sakit tau Zai" marah Vanya kepada zaikal

"Kalisah Vanya Anthony, yang sopan kalau bicara dengan kakak mu, dan kamu juga zaikal"

"Sorry mom" ujar zaikal meminta maaf kepada ibunya ya yang menegur zaikal dan Vanya, adalah delina yang baru saja mendekati meja makan di sambut dengan kedua anak tengah nya.

"Dan kamu mas kenapa gak marahin mereka berdua" lanjut delina kepada suami nya.

"Nih bontot kamu nangis gara-gara Vanya" Balas argan yang baru kembali dari arah dapur setelah menenangkan si kecil. Ya sebelum nya saat argan mendengar isakan si kecil segera bangkit dari duduknya dan pergi ke belakang.

Dan tentunya menghindar zaikal yang memberikan jitakan kepada Vanya, guna putra bungsu nya itu mendengar kedua kakaknya yang berbicara tidak sopan, tentunya ia tak mau bungsu nya berbicara demikian. Anak tengah nya itu sering kali berantam hal wajar sebagai kakak adik ia juga dulu seperti dengan kakak perempuan nya.

Delina yang mendengar itu hanya menghela nafasnya lalu. "Duduk kita sarapan sekarang" újar delina tegas kepada semuanya.

lost youngest son Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang