L.Y.S. 25

1.4K 162 14
                                    

"jadi, ini kaizal adik aku" ujar si sulung setelah mendengar penjelasan dari sang ayah.

"Hmm, dia adik kamu adik kecil kamu yang hilang kak" ujar argan. Memberikan putra nya kepada Billa, mendudukkan bungsu nya di pangkuan Sabilla.

Billa memeluk adiknya dengan erat, wanita cantik itu menangis memeluk tubuh kecil adik bungsu nya, Bukan hanya billa yang lain pun menangis haru.

Adik yang dulu hilang kini sudah berada di pelukan mereka, dan adik yang mereka kira sudah tidak ada tapi nyatanya adiknya, itu masih hidup dan tumbuh menjadi anak yang begitu manis.

"Danan nanis tata" ujar kaizal menghapus air mata yang jatuh di pipi wanita cantik di hadapannya.

Mendengar perkataan yang adiknya lontar kan Sabilla segera menghapus air mata yang akan kembali terjatuh. "Terimakasih sudah bertahan sampai sekarang dek" ujar Sabilla memeluk adiknya.

Ke-empat kakak perempuan kaizal mendekati kaizal yang ada di pangkuan Sabilla, Vanya yang lebih dulu duduk di samping kakak pertama nya, mencubit pelan pipi bulat milik adiknya.

"Hmm gemesnya, kenalan dulu nama kakak, Kalisah Vanya Anthony, adek bisa memanggil kak dengan nama kakak Vanya, mengerti sayang. Cup" ujar Vanya tak lupa memberikan kecupan untuk adiknya.

Sedangkan kaizal sendiri hanya mengangguk sambil berkata, "tata, anya" ucap si kecil

"Kalo nama kakak Salsha Ria Anthony"

Hingga tak lama seorang maid berkata.

"Maaf tuan sebelumnya, hmm saya hanya mau bilang ika nyonya Lestari dan tuan Bastian, sudah menunggu di depan ruang tamu" ujar maid.

"Baik terimakasih bi" Balas argan.

"Lah emang nya Oma sama opa, dari mana bukannya semalam ada di rumah yah " tanya Vanya kepada zaikal yang kebetulan duduk di sampingnya.

"Pagi-pagi mereka berdua pergi menjemput  om Harland. " jawab zaikal ya memang pagi-pagi sekali mungkin pukul 2 dini hari, Oma Opa nya itu pergi menjemput Om nya anak dari kakak dari sang Oma.

"Kenapa di jemput emangnya ada apa" ujar Vanya bertanya lagi sungguh ia, penasaran tidak biasa nya Oma nya itu menjemput Om, nya yang tinggal jauh kota yang mereka tinggali.

"Vanya, lo tahu kan kalau mommy itu punya paman yang, di kabarkan mengalami kecelakaan saat mommy masih remaja" ucap zaikal.

Vanya mengaguk ya ia pernah mendengar cerita itu langsung dari mulut mommy nya.

"Terus"

"Kepo banget  lo, ke Dora" ketus zaikal, bangkit dari duduk nya.

"Iya monyet nya Lo" balas Vanya kesal.

"Woy zaikal jawab gue dulu mau kemana lo" panggil Vanya sedikit berteriak, memanggil zaikal yang pergi menaiki tangga.

Ia pun mengikuti zaikal. Karena sudah tidak ada anggota keluarga nya di ruangan keluarga yang ada di tengah, maka dari itu ia berani tidak sopan kepada zaikal.

Zaikal tetep berjalan tak peduli dengan panggilan adiknya, sampai di lantai atas zaikal berbelok ke sisi kanan sedangkan Vanya, ke sisi kiri ya kamar keduanya memang terpisah. Kamar zaikal dekat dengan kamar kedua orang tuanya dan si kembar D. Sedangkan Vanya bersama ketiga kakak perempuan nya.

Zaikal masuk kamar begitu pulang dengan Vanya, yang tengah membuka isi tasnya. Setelah menemukan barang yang ia cari dapat Vanya keluar dari kamarnya. Menggema kertas ujian yang akan ia berikan kepada zaikal.

Tok
Tok.

"Zai gue masuk ya" ucap Vanya di depan pintu berwarna putih itu. Setelah mengutuk nya.

"Masuk aja" jawab zaikal, dari dalam.

Karena sudah mendapatkan izin Vanya masuk dan mendekati zaikal, yang tengah duduk di meja belajar nya.

"Nih, kertas ujian Lo, dan ini punya langit"

"Thanks" ucap zaikal berterima kasih kepada Vanya. " Kenapa punya langit lo kasih ke gue, Lo kan satu kelas sama tuh anak, emangnya langit gak masuk" tanya zaikal

"Kemarin pas pelajaran pertama si ada tapi pas kedua, tuh anak ngilang gak biasanya di bolos." Balas Vanya duduk di tepi kasur zaikal. Menceritakan langit.

"Tumben banget " ucap zaikal heran.

"Entah lah,"

Menghilangkan kedua bersaudara Anthony di tempat lain

"Acalamuayaikum nene Tate ical Puyang" ucap nya setelah sampai di depan rumah.

"Wa, Alaikum salam cucunya kakek" ucap kakek aji yang tengah duduk di sebelah rumah gubuk tua yang di depan nya di penuhi barang-barang rongsok itu. Kakek aji yang tadinya tengah memilih aqua gelas dan botol menyahuti perkataan sang cucu yang baru pulang dari mainnya. "Kenapa adek baru pulang ini udah hampir malam lo cu" ucap kakek aji, yang beranjak dari tempatnya melangkah ke arah si kecil yang tengah berdiri di depan pintu.

"Maaf tate. Adi kai cali bayang loncok agi" ucap nya dengan suara kecil. Kakek aji yang mendengar itu pun mengaguk lalu mengangkat tubuh kecil cucunya itu.

"Baiklah tapi lain kali jangan sampai malam ya cari barang bekas nya. Kakek takut kalau nanti kai kenapa-kenapa." Ucap nya lagi ia sangat takut jika anak kecil yang ia temukan sejak bayi dan ia anggap sebagai cucunya itu kenapa-napa. Walau Kaizal, bukan lah cucu kandungnya tapi ia sangat sayang Dengan Kaizal Melebihi apapun.

"Hmm" anggukan si kecil. "Ya sudah lebih baik kita masuk ya lalu kita makan pasti nenek udah nungguin kita" lanjut kakek aji dan kedua lelaki bedah usia yang cukup jauh itu pun masuk kedalam rumah yang terbilang tak layak itu.

"Ah baru aja nenek mau manggil kalian eh kalian udah masuk" ucap nenek Mila yang baru selesai menaruh piring makan di atas tikar.

"Hehehe wow nene macak nah ada ayam nah cuga" ujar si kecil setelah melihat makanan yang ada dibawah.

"Kita cuci tangan dulu ya habis itu kita makan deh, kai sudah lapar kan" ucap kakek aji dan di balas anggukan semangat oleh si kecil.

"Mas ayok" ujar mila menyadarkan suaminya dari lamunannya, yang memandang gubuk tua yang selama ini mereka tempati bertahun-tahun mereka hidup, berdua di gubuk tua itu sebelum akhirnya Mereka bertemu dengan bayi kecil yang melengkapi kehidupan mereka berdua.

Namun sekarang mereka berdua harus meninggalkan rumah, tempat mereka hidup melewati semua coban yang menghampiri mereka berdua. Tapi semenjak kedatangan cucunya itu merubah segalanya, kehadiran cucu nya itu memberikan warna dan kebahagiaan untuk nya dan suaminya.

"Orang perintaha dari Nak argan pasti sudah menunggu kita di Depan gang" ujar Mila lagi yang saat ini mereka akan pergi mendatangi rumah Argan, setelah beberapa hari yang lalu setelah mereka bertemu argan mengundangnya untuk bertemu dan, argan juga ingin mereka tinggal di rumah mereka terlebih dahulu..

Tanpa sekata kata pun Kakek aji segera mengambil ransel yang ada di bawah lalu memegang tangan istrinya, Keduanya pergi meninggalkan rumah yang sudah tidak layak huni lagi.

Dan benar saja yang istrinya katakan kakek aji melihat dengan jelas sudah ada mobil di depan gang, dan orang yang menunggu mereka berdua adalah bodyguard muda, yang menyambut mereka saat di rumah sakit.

"Silahkan Tuan" ujar Lavin. Setelah membuka pintu mobil.

"Tidak perlu seperti itu nak, saya bukan atasan kamu dan saya juga tidak pantas mendapatkan semua itu" balas kakek aji.

"Jangan perlakukan kami seperti atasan mu nak, saya rasa tidak pantas, perlakukan kami seperti orang biasa saja" lanjut kakek aji

"Maaf Tuan, bagaimana pun Anda berhak untuk saya perlakukan demikian" balas Lavin, ia Segar masuk dan duduk di samping kursi pengemudi.

'sifat anda tidak pernah berubah taun, seperti belasan tahun yang lalu, saya senang kerane tuan tidak kenapa- kenapa, pasti putra anda begitu bahagia melihat Anda nanti' batin sang sopir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

lost youngest son Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang