Beberapa hari setelah kejadian tempo hari itu Oline merasakan perbedaan orang-orang di lingkungan sekolahnya. Yang biasanya tidak ada interaksi pada orang itu sedikitpun kini mereka terlihat terang-terangan membicarakannya jika ia tidak sengaja lewatMengapa orang sangat mudah terpengaruh?
"Jangan-jangan bener kata Raisha and the-geng, Oline sama si cewe Raliwa itu ada hubungan"
"Ya lu pikir pake akal sehat aja lah, kalau temenan biasa mana ada yang bela-belaan bolak balik sampe nganter makan segala kek, jemput pulang kek"
"Itu sih udah berlebihan"
Mendengar kata-kata itu keluar tanpa saringan Oline hanya diam dan terus melanjutkan langkah. Tujuannya sekarang yaitu perpus sekolah, ia hanya ingin ketenangan
Sesampainya ditempat dan menduduki badan diatas kursi yang nyaman ternyata rencananya gagal, masih saja ada yang membicarakannya sekalipun ditempat yang harusnya minim bicara berlebihan ini. Oline menghembuskan napasnya kasar, terlihat agak jengah tapi ia tidak mau bereaksi berlebihan untuk orang-orang yang menghasutnya
Saat ingin bangun dari duduknya tiba-tiba saja ada tangan besar yang menahan tubuhnya dan menuntun Oline untuk duduk kembali. Oline menoleh dan mendapati Devan yang kini mengarahkan Headphone-nya yang berwarna putih polos ketelinga Oline
Tanpa basa-basi Devan memutarkan lagu playlist-nya secara acak dan yang terputar sekarang adalah lagu dari Gery Gany - Sesaat Kau Hadir
"Lagi kaya gini mah jangan puter lagu yang melow melow, takut makin larut nantinya" Oline jelas masih bisa mendengar Devan ketika berbicara, volume yang dipasang pun tidak terlalu keras. Sangat pas untuk posisi Oline yang ingin membaca tapi ada orang pula yang mengajaknya berbicara
Ia hanya tersenyum tipis pada Devan yang kini menjatuhkan wajahnya diatas meja menyamping ke arah Oline, pemandangan yang sangat indah
"Jangan liatin gua doang, tujuan lu disini ngapain emang?" Oline berbicara tanpa mengalihkan pandangannya pada buku tebal ditangannya
"Make nanya, ya nemenin lu lah" Devan kini berganti posisi menopang kepalanya dengan tangan sebelah kiri, yang pastinya sambil memandang Oline
"Gada kerjaan" Devan tertawa ringan mendengarnya
15 menit berlalu dan kini Oline rasa cukup waktunya untuk menenangkan diri, pastinya sebelum dihadapi cibiran yang lain lagi
Oline melepaskan Headphone milik Devan dari telinganya dan menaruhnya disebelah tangan sang pemilik. Devan yang sedang membaca pun menoleh dan melemparkan mimik muka serta alis kanannya terangkat seakan bertanya dalam arti "mau kemana?"
"Balik ke kelas" jawab Oline singkat langsung bangun dari duduknya. Dengan cepat Devan ikut menyusul dan mensejajarkan langkahnya dengan Oline
"Arah kelas lu bukan kesini btw" Oline berkata demikian dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku rok sekolahnya
"Ya gak papa, sekalian olahraga muter arah abis nganterin ke kelas lu baru ke kelas gua" Devan
"Gak perlu, balik arah sana. Gua mau sendiri" Oline
Sudah dibilang sebelumnya, ini bukan kali pertama Devan diperlakukan seperti itu oleh Oline. Ia sudah kebal dan tak pernah gentar
"Gua tau maksud lu itu mau lindungin gua Van" sesudah berucap seperti itu langkah Devan terhenti dengan Oline didepannya hanya berjarak 3 langkah
Devan masih belum menanggapi hingga badan sang lawan bicara berbalik mengarah padanya, dan pandangan mereka bertemu
"Bener kan?" Oline
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You? (ORINE)
RandomOline, gadis yg tidak sengaja Erine tabrak tempo hari itu ternyata sosok yg membutuhkan sandaran untuk mencurahkan segala hal yg ia pendam selama ini. Seiring berjalannya waktu mereka selalu bertemu tanpa sengaja dan menjadi dekat. Erine semakin pen...