14

1.3K 165 15
                                    



Tibalah pertandingan basket antara Raliwa dan Villager disalah satu gor Jakarta. Penonton perwakilan dari masing-masing sekolah turut hadir meramaikan untuk mendukung. Tak terkecuali Erine dan kawan-kawan, juga Oline dengan kawan-kawannya

Tau apa yang terjadi tadi? Mereka berdua tak saling sapa, hanya diam

Melihat Erine lebih dulu datang tadi saat ia baru sampai, Oline hanya menatapnya sebentar lalu memilih duduk tepatnya disebelah kiri Nachia, sedangkan sebelah kanan Nachia tempat duduk Erine

Jujur saja, jika bukan paksaan Devan yang entah tau darimana rumahnya itu lalu menjemputnya secara dadakan mana mau Oline datang kesini. Yaa.. ditambah dengan keadaannya itu yang sedang menghindar dari Erine

"Engg.. Lin, gantian yuk? Gweh mau deket Nala ah" baru saja Nachia bangun dari duduknya untuk pindah ke tempat Oline yang sebelah kirinya tempat Nala, pergerakannya itu langsung ditahan oleh tangan Oline "diem ditempat" Nachia terdiam

"Mampus" Nala berbicara tanpa suara pada Nachia yang memasang muka tak kuat karna hawa dingin antar Oline dan Erine

"B-baik tuan putri" Nachia dengan tak ikhlas kembali duduk ditempat semula

Mendengar helaan napas kasar Erine saja kembali membuat ia merinding "ni dua orang napa si? Biasa temu juga langsung peluk-peluk kangen" gumam Nachia masih dapat didengar jelas oleh keduanya

Berbeda dengan Oline, Erine sedari tadi curi-curi pandang padanya. Bohong kalau ia tidak ingin tegur sapa, bahkan Erine ingin lebih dari itu- yaa.. layaknya mereka berinteraksi seperti biasanya

Tugas Erine sekarang hanya satu, sabar. Ia tinggal menunggu beberapa waktu saja untuk melakukan hal yang sudah ia siapkan

Tiba-tiba saja temannya yang bernama Ribka datang menghampiri ke tempat Erine "wey Rin! Itu ember segede gaban mau lu- emkksjsj"

"Lu bisa pelan dikit gk sih suaranya" bisik Erine agak panik dengan tangannya yang menutup mulut Ribka, takut kebablasan

"Ya lagian ngapain co-"

"Udah diem aja, tugas lu cuman bantuin gua" mereka masih bicara dengan berbisik ternyata

Ribka hanya pasrah dan mengiyakan, lalu kembali duduk ke tempatnya

"Lu mau ngapain Rin?" Seakan mengerti alur Nachia ikut bicara dengan berbisik

Erine menimang terlebih dahulu sebelum menjawab, apa ia harus memberi tau? Siapa tau kan Nachia bisa membantu nantinya

"Sini gua bisikin" Nachia dengan muka polos kebingungan itu langsung saja mendekatkan badannya dengan kuping yang sudah siap siaga mendengar Erine untuk menjelaskan

Hal itu sudah pasti jelas terpantau oleh Oline samar-samar lewat pandangan yang hanya menampilkan bagian pinggir walaupun ia tidak paham, dia sama sekali belum menoleh

















_______

















Pertandingan pun dimulai, suara riuh semangat pun terdengar dari berbagai sudut yang pastinya bercampur antara pendukung dari keduanya

"AAAAA!!! BANGKE-KUUU ALIAS BANG KEENAN.. SEMANGAT YA SAYANG.. AWW!" Teriakan itu sudah pasti berasal dari Shasa, semenjak Raliwa latihan di Villager tempo waktu itu Shasa benar-benar mengagumi dengan ugal-ugalan

Keenan menoleh dan melakukan hal yang sama seperti pertama kali interaksi mereka yaitu.. flyng kiss, tapi kali ini dengan penuh semangat ia melayangkannya hingga membuat Shasa meleyot kehabisan napas dalam waktu 10 detik

Why Should You? (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang