Tibalah pertandingan basket antara Raliwa dan Villager disalah satu gor Jakarta. Penonton perwakilan dari masing-masing sekolah turut hadir meramaikan untuk mendukung. Tak terkecuali Erine dan kawan-kawan, juga Oline dengan kawan-kawannya
Tau apa yang terjadi tadi? Mereka berdua tak saling sapa, hanya diam
Melihat Erine lebih dulu datang tadi saat ia baru sampai, Oline hanya menatapnya sebentar lalu memilih duduk tepatnya disebelah kiri Nachia, sedangkan sebelah kanan Nachia tempat duduk Erine
Jujur saja, jika bukan paksaan Devan yang entah tau darimana rumahnya itu lalu menjemputnya secara dadakan mana mau Oline datang kesini. Yaa.. ditambah dengan keadaannya itu yang sedang menghindar dari Erine
"Engg.. Lin, gantian yuk? Gweh mau deket Nala ah" baru saja Nachia bangun dari duduknya untuk pindah ke tempat Oline yang sebelah kirinya tempat Nala, pergerakannya itu langsung ditahan oleh tangan Oline "diem ditempat" Nachia terdiam
"Mampus" Nala berbicara tanpa suara pada Nachia yang memasang muka tak kuat karna hawa dingin antar Oline dan Erine
"B-baik tuan putri" Nachia dengan tak ikhlas kembali duduk ditempat semula
Mendengar helaan napas kasar Erine saja kembali membuat ia merinding "ni dua orang napa si? Biasa temu juga langsung peluk-peluk kangen" gumam Nachia masih dapat didengar jelas oleh keduanya
Berbeda dengan Oline, Erine sedari tadi curi-curi pandang padanya. Bohong kalau ia tidak ingin tegur sapa, bahkan Erine ingin lebih dari itu- yaa.. layaknya mereka berinteraksi seperti biasanya
Tugas Erine sekarang hanya satu, sabar. Ia tinggal menunggu beberapa waktu saja untuk melakukan hal yang sudah ia siapkan
Tiba-tiba saja temannya yang bernama Ribka datang menghampiri ke tempat Erine "wey Rin! Itu ember segede gaban mau lu- emkksjsj"
"Lu bisa pelan dikit gk sih suaranya" bisik Erine agak panik dengan tangannya yang menutup mulut Ribka, takut kebablasan
"Ya lagian ngapain co-"
"Udah diem aja, tugas lu cuman bantuin gua" mereka masih bicara dengan berbisik ternyata
Ribka hanya pasrah dan mengiyakan, lalu kembali duduk ke tempatnya
"Lu mau ngapain Rin?" Seakan mengerti alur Nachia ikut bicara dengan berbisik
Erine menimang terlebih dahulu sebelum menjawab, apa ia harus memberi tau? Siapa tau kan Nachia bisa membantu nantinya
"Sini gua bisikin" Nachia dengan muka polos kebingungan itu langsung saja mendekatkan badannya dengan kuping yang sudah siap siaga mendengar Erine untuk menjelaskan
Hal itu sudah pasti jelas terpantau oleh Oline samar-samar lewat pandangan yang hanya menampilkan bagian pinggir walaupun ia tidak paham, dia sama sekali belum menoleh
_______
Pertandingan pun dimulai, suara riuh semangat pun terdengar dari berbagai sudut yang pastinya bercampur antara pendukung dari keduanya
"AAAAA!!! BANGKE-KUUU ALIAS BANG KEENAN.. SEMANGAT YA SAYANG.. AWW!" Teriakan itu sudah pasti berasal dari Shasa, semenjak Raliwa latihan di Villager tempo waktu itu Shasa benar-benar mengagumi dengan ugal-ugalan
Keenan menoleh dan melakukan hal yang sama seperti pertama kali interaksi mereka yaitu.. flyng kiss, tapi kali ini dengan penuh semangat ia melayangkannya hingga membuat Shasa meleyot kehabisan napas dalam waktu 10 detik
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You? (ORINE)
RandomOline, gadis yg tidak sengaja Erine tabrak tempo hari itu ternyata sosok yg membutuhkan sandaran untuk mencurahkan segala hal yg ia pendam selama ini. Seiring berjalannya waktu mereka selalu bertemu tanpa sengaja dan menjadi dekat. Erine semakin pen...