Suasana rumah itu kini terasa ramai, padahal hanya bertambah satu orang. Tamu yang sudah lama mereka tunggu, karna beberapa waktu lalu sempat gagal makan bersama karna ia yang tiba-tiba pulang dengan alasannya itu
Siapa lagi kalau bukan Oline
Dengan Erine yang dijemput Ayahnya saat pulang sekolah dan bertanya terlebih dahulu pada Oline, timing yang pas! Kebetulan ia tidak membawa kendaraannya sendiri, langsung saja Erine serta Ayahnya menjemput Oline dan kumpulah mereka dikediaman Erine
Diruang tengah, Oline dan Erine sedang asik merakit lego yang baru saja Erine beli beberapa hari yang lalu. Mereka duduk diatas alas karpet berbulu dengan meja yang digeserkan agar mendapat ruang yang lebih luas. Padahal gk digeser juga udah lega
"Kamu maaahhhh.. bukan kesitu ish!"
"Itu yang biru kebelah kanaaannn bukan kiriiiii"
"Cemen banget gini doang gk bisa"
Entah sudah berapa lontaran yang Erine beri untuk Oline, gemes sendiri liatnya. Oline masih asik menata disana tanpa memperdulikan Erine
"Salah ih!" Erine dengan gemas mencubit pipi Oline
"Aww! Shhhh.. kamu mah ih, sakit tauuuu" Oline mengusap-usap pipinya yang terlihat meninggalkan bekas akibat Erine yang mungkin terlalu keras mencubitnya
"Lagian kamu salah mulu, kan jadi kesel" Erine
Oline tak menjawab, tangannya masih mengusap pipi kanan yang menjadi korban cubitan Erine tadi dengan kepala yang disenderkan ke sofa, serta sudut bibir yang sedikit terlihat menurun
Erine menoleh dan melihat pergerakan itu, ia jadi merasa bersalah "sakit yaaa?" Tak mendapat jawaban
Erine menggeserkan badannya agar lebih dekat dengan Oline "ihhhh maafiiinnn" Erine memegang pundak Oline, masih belum menjawab juga
Merengek layaknya anak kecil Erine mengguncang badan tersebut "Oliineeee.. huaaa.. maafin ih" ia memeluk badan itu
"Emang kenceng ya aku nyubitnya?" Erine mengalihkan wajah yang sebelumnya ia jatuhkan keatas pundak, kini kedepan wajah Oline
"Oliiinnnee??.." ucapnya lagi dan tak ada perubahan. Erine pasrah, lalu ia menggesekan pipinya ke pipi Oline "biar ke aku deh sakitnya"
"Dih orang pinter" Oline sudah tidak kuat menahan pertahanannya agar tak menanggapi Erine, anak segemas itu masa iya tidak dia hiraukan
"Ah kesel ah! Balik lagi ke setelan awal" Erine menyilangkan tangannya dengan posisi sudah memisahkan diri
"Idih? Sifat jelekmu itu harus dimusnahkan" Oline menggelitiki Erine untuk memberi pelajaran pada anak itu
Soal ini Erine tidak kuat, ia anak yang sangat gampang merasa geli. Cukup disentuh sedikit aja bagian sisi badannya langsung tuh lompat dari tempat
"Ahahah.. Lin ampun- ahahah capeeeee"
Oline justru malah makin menjadi, sampai badan Erine terjatuh dan ia bertekuk lutut sedikit membungkuk melakukannya dengan rambut yang terjuntai karna tergerai. Erine mencoba untuk membalas menggelitiki Oline, tapi nihil tak ada hasil
"Hahaha.. kamu lupa ya kalau aku gk gelian?" Oline menurun-naikan alisnya dengan wajah yang terlihat menyebalkan, kaya om om yang ngegoda bocah
"Tengil" tangan Erine yang masih menahan Oline itu ia tarikan dan Oline jatuh kepinggirnya, langsung saja Erine menggigit kuping kanan Oline
"ARRGHH!!.. ERINE GELI GILAAAAKKK"
Erine yang bebas dari jangkauan Oline langsung saja melarikan diri dari sana dan menuju Mamanya yang sedang sibuk memasak. Erine memeluk tubuh itu guna melindungi diri dari Oline yang sudah mengejar
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You? (ORINE)
RandomOline, gadis yg tidak sengaja Erine tabrak tempo hari itu ternyata sosok yg membutuhkan sandaran untuk mencurahkan segala hal yg ia pendam selama ini. Seiring berjalannya waktu mereka selalu bertemu tanpa sengaja dan menjadi dekat. Erine semakin pen...