Dia wanitaku

14 3 3
                                    

Kamu ingin aku mengatakan apa tentang masa lalunya.
Jika dulu dia menangis denganmu
Maka biarkan dia tersenyum denganku

 Jika dulu dia menangis denganmuMaka biarkan dia tersenyum denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Ravindra Bagaskara-

📖


Malam itu berlalu begitu cepat, Berbincang denganya seolah waktu tidak berpihak padaku. Pamit untuk segera pulang, Aku sengaja menawarkan diri mengantarnya ke bawah.

Berjalan menjauh ketika melihat kedua sahabatanya datang mendekat, Aku masih tidak ingin mereka tahu siapa diriku, Sebelum aku mendapatkan Naya menjadi  milikku seutuhnya.

Setelah memastikan dia selamat  dan bertemu dengan dua orang terdekatnya, Aku kembali masuk kedalam ruangan dimana Zevan dan Aby menghabiskan waktu.

"Van" panggilku setelah melihat keduanya.

"Kenapa lo, muka lo kayak orang nahan boker " canda Aby.

Aku menatap Aby dengan tatapan yang seirius, Sebelum aku menendang kuat kakinya. Jujur aku masih sakit hati gara-gara dia mungkin Naya mengira aku sengaja menguping pembicaraannya.

" sakit babi" rintihnya

Aku berjalan menghiraukan rintihannya yang mengerang karena tendangaku yang terbilang agak keras, Lelaki itu langsung mengelus kakinya pelan.

"Van, perlihatkan gw cctv di bagian pintu masuk. Gw pengen lihat apa yang terjadi di sana " ucapku pada zevan.

" hoo ho, apa yang terjadi, ada pencuri ada perampok atau ada apa" canda Aby lagi.

" mau kaki lo yang satu lagi gw tendang" sarkasku membuat Aby kembali diam.

" ada masalah rav " tanya zevan curiga.

" udah nanti gw cerita " ajakku.

Aku mulai seius memandang layar di depanku, Memutar dari lelaki yang aku dengar bernama Toni itu masuk. Di sana, Aku melihat semua gerak gerik Toni sampai dia mendekati Naya wanitaku.

Aku menahan amarah yang siap keluar sebisaku, Setelah dia membisikkan sesuatu, Ada perubahan mimik muka Naya yang terlihat jelas, Aku melihat wanita itu mematung sesaat.

Entah apa yang di katakan Pria brengsek itu, Toni kembali menarik Naya ke tempat lain.

Mataku tidak lepas dengan apa yang dia lakukan kepada Naya di sana.
Lelaki itu mencoba mencium paksa wanita yang masih mematung setelah dia membisikkan sesuatu di telinganya.

Melihat dengan jelas bagaimana Naya memberontak saat lelaki itu mencoba menciumnya. Amarahku sepertinya sudah tidak bisa tertahan lagi, Tanganku mengepal kuat Hingga aku menatap satu laki-laki yang aku kenal bernama Devan datang dengan cepat menarik Toni.

Bisakah BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang