Pertemuan

42 5 5
                                    

Pertemuan sesingkat ini saja sudah banyak derai air mata yang ku iklaskan
Bagaimana nanti

-Anaya Liora Gantari-

📖

Membuka mata dengan mengucapkan selamat pagi dunia, Adalah hal yang selalu aku lakukan selama tinggal di kota yang indah ini.

Bangun dan menyiapakan semua hal untuk diri sendiri, Mungkin bisa di bilang ini kesepian.
Tapi bagiku ini adalah dunia yang aku inginkan.

Hidup dalam ketenangan, Melakukan hal apapun yang aku inginkan dan pergi kemanapun yang ingin aku tuju, Itu membuatku bisa memahami apa yang di namakan  kebebasan.

Namaku ANAYA LIORA GANTARI. Wanita mandiri yang mempunyai masa lalu dan berakhir sendiri, Tinggal di kota yang tidak ada orang yang membicarakan tentangku, adalah salah satu hal yang aku syukuri saat ini.

Aku kini bekerja di sebuah restoran yang berada dekat dengan tempat tinggalku.

Tidak ada yang menarik didalam hidupku, Kecuali luka yang masih terus menganga.

Hari ini aku bekerja seperti biasa,
Laura dan aku mengambil shift pagi, karena malam nanti kami akan pergi ke pesta Ulang tahun teman dari pacar Laura.

Gadis cantik itu memaksaku kemarin sampai aku mengatakan iya.

Laura Davina Gadis cantik yang aku kenal selama 3 tahun ini, Dia teman yang baik selama aku mengenalnya. Selain aku dan beberapa staff lainnya dia juga terjun langsung bekerja di restoran yang aku tahu adalah milik ayahnya sendiri.

"Aku akan menjeputmu nanti jam 08:00, dan aku tidak terima penolakan" Titahnya berlalu pergi.

Itu adalah salah satu sifat pemaksa yang dimilikinya, Mungkin ada beberapa alasan yang membuatku enggan untuk menolaknya.

Selain aku bekerja di restoran keluarganya, Dia juga adalah satu satunya orang yang aku kenal di kota ini.

Aku mengacungkan jempol tanda setuju untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengacungkan jempol tanda setuju untuknya.
Mengakhiri pertemuan hari ini dengan lelah aku kembali ke apartemen untuk beristirat.

Aku seperti wanita pada umumnya yang tidak menyukai tempatku kotor, setelah semuanya beres, aku bergegas mandi dan melakukan ritual depan cermin sebelum berangkat ke pesta.

Jam menunjukan pukul 07:45 handphone yang sedari tadi diam, kini berbunyi.

"Apakah yang di sana sudah siap berangkat tuan putri " goda Laura.

"Sepertinya aku yang akan menunggumu, bukan malah sebaliknya " balasku.

"Ayoklahh. Aku akan sampai dalam 5 menit, dan tidak akan membuatmu berdiri seperti tiang listrik " Jawabnya mengejek.

Bisakah BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang