Ketika kami turun dari pesawat, sebuah limo hitam sudah siap menunggu kami. Di dekat limo tersebut, berdiri seorang pria yang terlihat hampir seusia ayahku. Mungkin dia adalah Peter yang lain? Entahlah, rasanya kemanapun aku pergi, aku akan menemukan orang-orang yang bekerja untuk Xavier.
"Mr. Wentz! Sudah lama kita tidak bertemu! Aku merindukanmu! Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja disini, kan? Apakah semuanya baik-baik saja?" Xavier menyapa pria itu dengan perhatian dan penuh hormat. Aku rasa pria itu bukan sekedar pegawai biasa--atau justru pria itu memang bukan salah satu pegawai Xavier?
"Hallo, Mr. Wentz. Apa kabar?" Michael pun juga menyapa pria itu dengan penuh hormat. Aku jadi penasaran siapa pria ini.
"Selamat datang, keluarga Braxton. Kabarku baik, keadaan disini juga baik. Aku senang kalian dapat sampai dengan selamat. Bagaimana kabar kalian?" Tanya pria itu dengan ramah.
"Bagus kalau begitu. Kami semua juga baik." Jawab Xavier, lalu ia beralih padaku. "Oh ya Carol, apakah kau masih ingat dengan Mr. Wentz? Kita bertemu dengannya pada saat pesta pernikahan kita dulu." Aku berusaha mengingat-ngingat siapa Mr. Wentz ini, tapi aku tidak menemukan petunjuk.
"Aku tidak yakin, aku agak lupa, Xavier. Bisakah kau ingatkan aku lagi?" Pintaku.
Xavier menarik nafas dalam-dalam sebelum mulai menjelaskan. "Ugh, mungkin kau agak lupa dengannya karena kita hanya sebentar bertemu dengannya dulu dan setelah itu kita tidak bertemu dengannya lagi karena beliau tidak datang ke pesta pernikahan Michael kemarin karena beliau sedang sakit. Beliau ini adalah orang kepercayaan ayah sekaligus orang yang mengelola Braxton Hotel setelah orang tuaku meninggal dan sebelum beliau menemukanku." Jelas Xavier.
Samar-samar, aku mulai mengingat siapa pria ini. Dia adalah pria yang menemukan Xavier di jalanan liar Los Angeles, dia yang menyelamatkan Xavier dari kerasnya kehidupan jalanan, dan dialah yang merubah seluruh hidup Xavier hingga Xavier menjadi seperti sekarang.
"Ah ya, aku mengingatmu, Mr. Wentz. Senang bertemu denganmu lagi." Aku pun menjabat tangan Mr. Wentz.
"Begitupun dengan saya, Mrs. Braxton." Balas Mr. Wentz.
"Oh ya Rose, seperti yang dijelaskan Xavier tadi, Mr. Wentz ini adalah orang yang paling dekat dengan keluarga kami selain ayahmu." Michael pun juga memberikan penjelasan singkat mengenai siapa Mr. Wentz ini kepada istrinya.
"Berhubung kemarin anda tidak datang ke pesta pernikahanku, maka sekarang aku akan memperkenalkan istriku kepadamu. Dia adalah Roseline Wright, putri dari Sebastian Wright--kau pasti tahu, beliau adalah rekan kerja ayah sejak dulu." Ujar Michael memperkenalkan Rose kepada Mr. Wentz, lalu Rose dan Mr. Wentz pun saling berjabat tangan.
"Suatu kebahagian melihat putra-putra tuan Jamie Braxton yang akhirnya menemukan wanita-wanita yang cocok untuk menjadi pendamping hidup." Mr. Wentz pun memindai wajah kami sekilas, lalu ia bergerak menuju limo. "Mari, saya antarkan anda sekalian menuju Stanley." Kemudian seorang supir--yang sejak tadi tak kusadari keberadaannya--membukakan pintu untuk kami. Kukira Mr. Wentz yang akan menyupiri limo ini, tapi ketika aku mengingat jabatan Mr. Wentz sebagai orang terdekat keluarga Braxton sekaligus mantan orang tertinggi di Braxton Hotel, rasanya memang kurang pantas jika dia menyupiri limo ini untuk kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes For Revenge
Romance[Book #2 of Cupcakes for a Missing Heart - Braxton Family's Life After Married] "Memilih pasangan hidup adalah hal terpenting dalam hidupmu. Karena jika pilihanmu salah, hidupmu akan terasa hampa, dan terkadang kau tak menyadarinya sampai kau terban...