Caroline's POV
12 tahun yang lalu...
"Carol, kau harus melakukan ini, nak. Apakah kau mau melihat bisnis yang ayah bangun selama ini hancur begitu saja?" Ayah memohon kepadaku untuk membantu memperbaiki kondisi perusahaannya yang sedang berada di ambang kehancuran.
Ya, karena kondisi perusahaan ayah yang memburuk inilah aku harus meninggalkan kehidupanku di Los Angeles yang mulai kucintai, meninggalkan Roseline teman baikku dan juga Xavier, kekasihku yang terpaksa memutuskan hubungannya denganku karena ayah.
"Ayah, sejujurnya aku sangat senang ketika aku mendengar ayah yang akhirnya setuju dengan hubungan kami, tapi kenapa ayah menyuruhku melakukan ini padanya?"
"Karena ayah membutuhkan kekuatan untuk menjaga agar perusahaan ayah tetap berdiri dan juga karena ini." Ayah memberikan sebuah amplop cokelat berukuran sedang kepadaku. "Lihat apa yang telah dia lakukan setelah kau pergi. Seharusnya dia tidak lulus ujian yang ayah berikan, namun karena sekarang dia memiliki hotel mewah, terkenal dan juga kondisi ekonominya sangat baik, jadi ayah rasa ayah benar-benar membutuhkannya untuk menyelamatkan perusahaan ayah, maka kali ini ayah rasa ayah dapat membiarkanmu bersamanya." Aku semakin penasaran dengan amplop yang ayah berikan itu, dengan terburu-buru aku pun membukanya.
"Lihat, dia bertunangan dengan Roseline. Bukankah gadis itu adalah teman akrabmu?" Aku menajamkan penglihatanku pada foto-foto yang kukeluarkan dari amplop itu, aku ingin sekali tidak memercayainya, tapi sial, itu memang benar-benar mereka. Air mataku mengalir membasahi pipiku ketika aku melihat foto tersebut. Setahuku selama ini Roseline berpacaran dengan Michael, pria idaman di LAMC, tapi mengapa tiba-tiba dia bertunangan dengan pacarku--ralat--mantan pacarku?
"Lalu, mengapa ayah memintaku untuk menikah dengannya jika tahu kalau mereka sudah bertunangan?" Tanyaku sambil menahan rasa sakitku.
"Karena ayah tahu pertunangan mereka telah berakhir." Meski begitu, aku tetap merasa sakit hati, patah hati, kecewa dan marah. Mengapa Xavier malah memilih untuk bertunangan dengan Roseline ketimbang memperjuangkan hubungan kami? Apakah dia benar-benar sudah menghapusku dari kehidupannya.
Aku pun menghapus air mataku dengan kasar lalu berkata, "Baiklah ayah, aku setuju. Tapi, bagaimana cara mendapatkannya kembali? Ayah kan tahu jika hubunganku dengannya sudah berakhir karena ayah." Sindirku karena aku juga kesal dengan kelabilan ayahku. Dulu, ayah menentang hubungan kami habis-habisan, sekarang ia yang malah mendorongku kembali pada Xavier--yang menyakitiku meski dia berada jauh di benua Amerika sana.
"Tenang saja, kau kan tahu jika ayah bisa membuat hubungan kalian berakhir, jadi seharusnya kau juga tahu jika ayah juga bisa membuat hubungan kalian baik kembali."
***
10 tahun yang lalu...
"Ayah, tadi dia muncul dihadapanku."
"Benarkah? Setelah dua tahun akhirnya dia datang juga. Mengapa dia berpikir terlalu lama?"
"Entahlah, mungkin dalam dua tahun ini ia berusaha melupakan Roseline." Aku mengangkat bahu. Apakah dia juga melakukan itu padaku sebelum dia memutuskan untuk bertunangan dengan Roseline? Entahlah, memikirkannya saja membuat hatiku nyeri.
"Lalu saat bertemu denganmu, dia bicara apa saja?" Tanya ayah penasaran.
"Dia mengajakku bertemu di tempat yang tertera di dalam kertas ini." Jawabku sambil mengulurkan kertas yang diberikan Xavier tadi kepada ayah.
"Gedung baru di Northumberland Ave, 07.00 PM." Ucap ayah sambil membaca isi dari kertas tersebut.
"Dia mengajakmu bertemu pukul... tujuh? Mengapa kau masih berdiam saja disini?! Bergegaslah! Dia sudah lama menunggumu! Kita tak mau kan melewatkan kesempatan ini?" Sekarang pukul delapan dan aku masih berdiam diri di kamar sambil membayangkan bagaimana wajah Xavier yang sudah lama kurindukan, bagaimana perasaanku kepada Xavier yang sempat bertunangan dengan teman akrabku sendiri, bagaimana jika aku bertemu kembali dengannya, dan bagaimana jika aku menjalani hidup dengannya setelah aku tahu tentang hubungannya dengan Rose dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes For Revenge
Romance[Book #2 of Cupcakes for a Missing Heart - Braxton Family's Life After Married] "Memilih pasangan hidup adalah hal terpenting dalam hidupmu. Karena jika pilihanmu salah, hidupmu akan terasa hampa, dan terkadang kau tak menyadarinya sampai kau terban...