1. The Wedding

2.3K 44 3
                                    

*ting ting ting ting ting*

Bukan untuk pertama kalinya pria itu mendentingkan gelas ditengah keramaian, karena ia sudah pernah melakukan ini sebelumnya, dan terakhir kalinya ia melakukan itu adalah ketika ia memutuskan untuk membatalkan pertunangannya, tetapi kali ini ia melakukannya untuk hal yang lain, hal yang lebih membahagiakan.

"Selamat malam, semuanya." Ia menyapa seluruh tamu yang hadir.

Setelah ia mendapatkan atensi dari seluruh tamu yang hadir, kemudian ia pun mulai menyampaikan pidatonya, "...perlu kuberitahu pada kalian--meskipun aku rasa tanpa kuberitahukan sekalipun, kalian pun juga tahu--bahwa masakan sang pengantin wanita sangatlah lezat--well, kau beruntung mendapatkan dia sebagai pengantin wanitamu, dude--" ujarnya sambil mengubah posisi berdirinya menjadi menghadap si mempelai pria, "--dan si pengantin pria ini adalah salah satu anak dari pengusaha sukses di Amerika--bukan maksud melebih-lebihkan, tapi itulah kenyataannya--dan kulihat akhir-akhir ini ia terlihat sibuk layaknya pengusaha sukses pada umumnya, mengurusi ini dan itu--soal pesta pernikahan ini dan lain-lainnya--maka dari itu, kau harus bersiap dengan semua itu--dan aku lihat kau sudah cukup siap karena kau bersedia bersanding dengannya sekarang--karena seorang pengusaha pasti tak jauh-jauh dari kata 'sibuk'. Well, aku ucapkan, selamat datang di dunianya." Kalimat terakhirnya ini diperuntukkan kepada sang pengantin wanita.

"Setelah sesi kilas balik tadi, selanjutnya aku ingin mengatakan hal terpenting, yaitu--" Ia memberi jeda sebentar pada kalimatnya, menghela nafas sejenak, kemudian melanjutkan ucapannya kembali, "--aku sangat menyayangi..." Ia menatap mempelai wanita cukup dalam, sampai-sampai si mempelai wanita harus menunduk untuk menghindari tatapan darinya yang mungkin mulai mengganggu, "..benar-benar menyayangi..." aura di sekitar tempatnya berdiri ini mulai berubah menjadi dingin menusuk--canggung, "..menyayangi kalian." ucapnya akhirnya, membuat si mempelai wanita yang terlihat tak bernafas selama beberapa detik pada akhirnya dapat bernafas dengan normal kembali.

"Uhm, baiklah, aku hanya ingin memberikan sedikit pesan untuk kedua mempelai yang berbahagia, memilih pasangan hidup adalah hal terpenting dalam hidupmu. Karena jika pilihanmu salah, hidupmu akan terasa hampa, dan terkadang kau tak menyadarinya sampai kau terbangun dari tidurmu, dan kau baru sadar jika ternyata bulan demi bulan telah terlewat." Entah mengapa tiba-tiba ia merenungi apa yang baru saja ia katakan tadi. Apakah ia sendiri juga telah yakin dengan pilihannya? Apakah hidupnya akan hampa-jika ternyata pilihannya salah?

Untungnya ia dapat segera tersadar dari lamunannya dengan cepat, kemudian ia pun melanjutkan pidatonya kembali, "Pesta pernikahan ini mungkin hanya berlangsung selama beberapa jam, tapi pernikahan kalian akan berlangsung seumur hidup, pastikan jika kalian akan selalu berpegangan tangan sepanjang waktu, saling menjaga satu sama lain dan kuharap kalian menikmati bagian dari perjalanan hidup yang manis ini. Well, bride and groom, aku berbahagia atas kalian karena kalian telah menemukan bagian lain dari hati kalian. Congratulations! Cheers!" Kemudian ia mengangkat gelasnya, memberikan aba-aba bagi semua orang di dalam ruangan tersebut untuk saling bersulang dengan gelas-gelas terdekat sebagai tanda bahwa seluruh tamu yang hadir juga turut bahagia atas pernikahan kedua mempelai ini.

Pria itu tersenyum kepada mempelai pria dan wanita yang duduk dihadapannya setelah ia menyampaikan pidato untuk kedua mempelai.

Mempelai wanita terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih yang terlihat pas di tubuhnya dan sarung tangan panjang berwarna hitam, sementara mempelai pria nampak gagah dengan tuxedo hitam yang senada dengan sarung tangan mempelai wanita, persis seperti apa yang dikenakan pria pemberi pidato itu setengah tahun yang lalu.

Setelah selesai berpidato, pria itu menghampiri kedua mempelai yang sedang berbahagia itu dengan wajah sumringah, memancarkan perasaan yang sama seperti apa yang sedang dirasakan oleh kedua mempelai itu sekarang. Ia menghampiri pasangan yang berbahagia itu tidak hanya seorang diri, karena di sebelahnya sudah ada seorang wanita yang selalu mendampinginya dimanapun ia berada.

Cupcakes For RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang