Day 18: Tinggal Bersama Kenangan

17 4 0
                                    

Arakles merasa kehadiran entitas itu semakin mendalam di kegelapan. "Siapa kau?" desisnya dengan penuh ketidakpastian, tetapi jawaban nyatanya tak kunjung datang. Suara-suara tangisan dan rintihan dari orang-orang yang kehilangan penglihatan semakin terus memenuhi pikirannya.

Dalam kebingungan, Arakles mencoba mencari tahu tujuan entitas tersebut. "Mengapa kau membawaku ke sini? Apa yang ingin kau tunjukkan?" Namun, hanya hening yang menjawabnya.

Seolah-olah keheningan itu adalah jawaban dari sang Mimpi Buruk yang kini bersembunyi di balik langit yang masih terang.

Mata Arakles mulai terasa berat, seperti terpenjara dalam dunia kenangan yang tak memiliki ujung. Dalam kegelapan itu, ia merenungi banyak hal. "Apa maksud dari semua ini?" gumamnya pelan, masih mencoba memahami petunjuk yang mungkin disembunyikan di balik serangkaian kejadian.

Tiba-tiba, sebuah cahaya kecil pun muncul di kejauhan. Arakles mendekatinya, dan di tengah cahaya tersebut, ia melihat bayangan dua sosok yang tak asing baginya. Orang tuanya, dengan senyum yang hangat. Cahaya itu membentuk pintu menuju kenangan yang selama ini terlupakan.

"Hei, aku melihatmu." Bisikan itu terdengar lagi, kali ini begitu akrab, sebagai panggilan dari kenangan yang pernah hilang. Arakles memutuskan untuk mengikuti cahaya itu, menuju pintu kenangannya yang semakin terbuka lebar.

Arakles melangkah menuju pintu cahaya dengan perasaan yang campur aduk. Di ambang pintu, ia merasakan getaran energi dan kehangatan yang membelai wajahnya. "Mungkin inilah jawaban dari semua misteri yang terjadi," pikirnya dalam hati.

Ketika melangkah lebih dekat, pintu itu membawanya ke suatu tempat yang tak mampu digambarkan dengan kata-kata. Di sana, ia berada di antara kumpulan kenangan-kenangan indah lainnya dan momen-momen penuh kebahagiaan bersama keluarganya.

Setiap langkah berhasil membawanya ke suatu masa yang berbeda, seperti memutar kembali gulungan film mengenai kehidupannya.

Arakles tersenyum melihat dirinya ketika kecil bermain di taman bunga, mendengar tawa ceria orang tuanya, dan merasakan hangatnya pelukan keluarganya.

"Inikah yang selama ini aku cari?" gumamnya, terbawa dalam aliran kenangan yang memenuhi hatinya dengan kehangatan.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, ada suara bisikan yang kembali menghantui, "Kamu bisa memilih tinggal di sini, Arakles. Bersama kenangan-kenangan indah ini." Suara itu datang dari sosok bayangan yang tak terlihat di balik cahaya.

Arakles berhenti sejenak, merenung. Pilihan di depannya begitu besar, antara melanjutkan kehidupan dengan kenangan yang terpatri dalam hati atau kembali ke dunia yang penuh kegelapan dan keputusasaan.

"Hei, aku melihatmu," bisikan itu kembali terdengar, kali ini membawa getaran yang lebih dalam.

Arakles memahami bahwa takdirnya belum berakhir, ada tugas yang harus dia penuhi di dunia yang masih dalam bayang-bayang The Great Light.

Dengan tekad yang bulat, Arakles memilih kembali ke dunia yang penuh perjuangan dan tantangan. Pintu kenangannya pun perlahan menghilang, membawanya kembali pada keheningan gelap di dunia nyata.

Saat ia membuka mata, Arakles mendapati dirinya kembali di tengah keramaian, namun kali ini dengan pandangan yang berbeda. Ia memiliki pengetahuan tentang kejadian-kejadian yang akan datang, dan tanggung jawab untuk membimbing orang-orang melalui kegelapan.

Dengan langkah mantap, Arakles melangkah ke depan, mau tak mau ia mesti siap menghadapi tantangan yang menantinya.


-Day 18-

Special tag buat yang punya cerita rifuriqi

Maaf yh kalo ga jelas aku berusaha semaksimal mungkin hwehwehwehwe

Day 18: Lanjutan cerita Day 2 dari peserta yang berada di bawah urutan pendaftaran.

Aku dapet cerita After Epilogue Ending buatan kak rifuriqi 🥰🥰

Are You Healed, Or Just Distracted?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang