"Hilanglah hilang dan celaka,
mereka yang membuang kepedulian
hingga rusak tak berharga~Hilanglah hilang dan celaka,
mereka yang tampak baik meski
nyatanya hancur koyak dan menghina~Hilanglah hilang dan celaka,
mereka yang memutuskan tali
dan menolak kembali~Hilanglah hilang dan celaka,
bagi mereka, sesiapa saja yang
merasa angkuh dan menjadi buih~"Itu adalah nyanyian yang disenandungkan oleh pengamen yang seperti biasanya, bernyanyi setiap kali lampu merah muncul. Berjalan di sela-sela antara mobil dan motor, dengan gitar ukulele miliknya yang berwarna hitam, ia bernyanyi sepenuh hati.
Yap, sepenuh hati.
Naja mengamati gerakan pengamen itu dalam diam dari dalam angkot. Seorang lelaki—kini bukan Harka—duduk di hadapannya dan menatap Naja secara seksama, lalu terkekeh.
"Liriknya bagus ya?" tanya Jiwa dengan senyum tengilnya.
Naja menoleh ke arah Jiwa, ia lalu mengangguk. "Kayaknya itu dia bikin sendiri, deh."
Jiwa, dengan senyumnya yang belum pudar, akhirnya turut memerhatikan pengamen itu yang kini tengah membelakangi mereka, hanya punggungnya yang terlihat.
Punggung yang justru terasa tidak asing bagi Jiwa.
Lelaki itu mengerutkan keningnya, tepat ketika si pengamen itu akhirnya berjalan ke tepian jalan—sebab lampu merah sebentar lagi akan berganti—dan sekilas wajahnya berhasil tertangkap oleh penglihatan Jiwa.
Netra lelaki itu membelalak, kedua tangannya menyentuh jendela bagian belakang angkot dengan pandangan terkejut bukan main.
"Anjir, itu kan Bang Sadam!?" pekik Jiwa tertahan, dan mobil yang ia tumpangi pun mulai bergerak pelan.
Naja mengerutkan keningnya, ia menoleh kembali melihat ke arah jalanan yang tertinggal di belakang sana. Potret seorang pemuda yang semula bernyanyi itu pun masih terlihat jelas, dan penampilannya cukup dikatakan rapi dan bersih dibandingkan pengamen pada umumnya.
Bahkan wajahnya pun manis.
"Siapa?" tanya Naja, tidak tahu siapa itu Bang Sadam yang Jiwa maksud.
Jiwa, dengan matanya yang masih membulat dan mulutnya yang setengah menganga, mengalihkan pandangannya pada Naja. "Sadam!" katanya mengucapkan nama tersebut, "Sadam! Sadam, alumni kita! Anjir, Bang Sadam! Yang baru kemaren lulus! Yang suka ikut lomba nyanyi, anak padus!"
Kerutan di kening Naja tidak kunjung sirna, ia merasa baru mendengar nama itu.
"Temen gue itu!" lanjut Jiwa berapi-api, membuat beberapa penumpang angkot di dekatnya sempat melirik, barangkali merasa risih.
"Dia sekarang jadi pengamen?"
Lelaki itu mendecak, lalu mendengkus. "Gak mungkin. Gue tebak dia pasti gabut doang." Ia lalu merogoh sakunya, mengambil ponselnya dan menyeret jarinya beberapa kali lalu mengetikkan sesuatu.
Naja hanya diam, tidak lagi berucap. Jika memang 'pengamen' tadi bukanlah pengamen, melainkan teman Jiwa, Naja akui suaranya memang cukup merdu.
Lagunya pun enak didengar.
Jiwa tampak sibuk mengetik pesan dengan orang di dalam ponselnya, hingga beberapa menit berlalu dan lelaki itu pun menyodorkan layar ponselnya agar bisa Naja lihat.
Terdapat di sana obrolan pribadi di ruang pesan Jiwa dan seseorang dengan nama kontak Sadam Bieber, dengan pesan dari sosok di seberang sana yang berkata.
Wkwkwk iya anjirr gue test ombak lagu gue, enak gak di mata publik. Eh gue malah dapet banyak duit hahaha mayann, buat beli seblak.
Senyum kikuk pun timbul dari bibir Naja, ia lalu terkekeh. "Bilangin, lagunya emang enak."
"Oke, gue bilangin," balas Jiwa lalu mulai mengetik pesan Naja tersebut.
Tak lama, pesan lain pun masuk dan Jiwa terkekeh geli membacanya, ia pun kembali menunjukkan layar ponselnya pada Naja.
Oke sip, ntar gue lanjutin. Bilangin ke temen lo ntar kalo dah rilis di spotify jangan lupa streaming.
Naja tertawa membacanya. Ternyata, orang-orang di sekitar Jiwa memang memiliki aura yang hampir sama dengan Jiwa. Naja senang jika memang lelaki itu dikelilingi oleh orang-orang yang bisa membuatnya bahagia.
Hingga sebuah getaran dari ponsel milik gadis itu pun membuat Naja langsung mengambil ponselnya. Pesan dari Harka nampak jelas di layar notifikasi, membuat senyum Naja pudar.
Lagi di mana?
-Day 22-
Omg dikit lagi beres yuhuuu
Day 22: Cerita tentang seorang pengamen yang sedang menyanyikan lagu karangannya sendiri, minimal 1 bait lagu (bisa dari puisi atau lagu buatan penulis)
Aku ambil asal aja deh puisi di note hehe
![](https://img.wattpad.com/cover/361061653-288-k570296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Healed, Or Just Distracted?
Historia CortaKamu bisa mencari kenyamanan, baik sementara atau lekang selamanya. Tetapi, bagaimana jika yang dicari adalah ketenangan, serupa penerimaan? Apa pula yang tengah dinanti, jika yang dibutuhkan adalah sebuah distraksi? Kehampaan, atau barangkali ... k...