Bagian tujuh

540 60 2
                                    

Hal terindah dalam hidup Jaemin adalah ketika dirinya ditakdirkan menjadi adik dari Renjun yang cantik itu. Semua orang menyukainya dan tidak segan-segan memberinya hadiah. Entah itu makanan ataupun benda-benda lainnya yang sebagian besar berakhir diperutnya.

Walaupun semua hal tentangnya dan tentang Renjun itu berbeda, Jaemin tidak mempermasalahkannya. Bahkan ketika ada seseorang yang terang-terangan bertanya kenapa ia amat berbeda dengan Renjun, Jaemin hanya akan tersenyum saja.

Semua orang jelas menyadari betapa jomplang perbedaan mereka. Renjun yang selalu modis dan Jaemin yang kaku dengan kacamata andalannya membuat semua orang dapat membuat perbandingan dengan mudah.

Memang siapa yang tidak kenal Renjun, si cantik yang galak. Juga siapa yang tidak kenal Jaemin, si perantara para pengecut yang tidak berani menyapa Renjun langsung.

" Jaemin, bisakah kau memberikan ini pada kakakmu?. Kumohon, aku benar-benar tidak punya nyali jika harus berhadapan langsung dengannya. Aku takut akan meledak. Yahh kau taulah bagaimana maksudku", semua orang-orang itu setidaknya dua hari sekali akan bergilir memberi hadiah pada kakaknya lewat Jaemin.

Namun sore ini, ketika Renjun mengetuk pintu kamar Jaemin. Wajah pria cantik itu tampak malas. Ia dengan perasaan jengah menyodorkan sekotak cokelat pada Jaemin.

" Biasanya para pengecut itu hanya menggunakan namaku saja. Tapi yang satu ini sudah melewati batas hingga berani menggunakan aku secara langsung" ketusnya.

Jaemin yang tidak mengerti akan maksud Renjun, beralih pada kotak cokelat ditangannya. Ah, rupanya ada sticky notes disalah satu sisiannya.

Semoga hari-hari mu akan lebih manis setelah makan coklat ini. - Jeno

tiba-tiba saja Jaemin merasa sekujur tubuhnya meremang dan,

Geli.

CODE B | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang