01.

735 37 1
                                    

"Ohh Asterin sayangku, ibu merindukanmu... Apa masih ada yang sakit?" Tiba-tiba saja seorang wanita paruh baya menghampiri Asterin lalu memeluknya.

"Hah?" Beo Asterin.

"Ah-- sudah tidak ada yang sakit lagi." Asterin yakin ini pasti adalah ibu dari tubuh yang ia tempati sekarang.

"Syukurlah kalau begitu, lagipula untuk apa kau bunuh diri hanya gara-gara kau tidak dicintai oleh lelaki itu? Lelaki diluaran sana ada banyak, carilah yang lain." Ibu nya Asterin mengomeli Asterin yang tidak tahu apa-apa.

Asterin tidak tahu ingin jawab apa, alhasil dia hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kau mau makan apa? Biar ibu buatkan." Tanya ibu-nya.

"Aku ingin sup ayam saja,"

"Baiklah tunggu sebentar ya~~"

Setelah ibunya keluar, Asterin bertanya pada Noah "Kakak, dia siapa?" Asterin tahu jika bertanya seperti itu terlihat tidak sopan, tapi dia harus tahu semua orang yang ada disini.

"Kau benar-benar hilang ingatan ya?! Itu ibumu, Duchess Giselda." Balas Noah sambil membelalakkan matanya.

Asterin terdiam, ternyata dia adalah putri dari seorang Duke dan Duchess.

"Oh hahaha... Maaf, sepertinya aku memang hilang ingatan." Ucap Asterin sambil tertawa sumbang. "Oh ya! Aku ingin bertanya satu hal lagi padamu."

"Apa?"

"Mengapa kau memelukku? Tidak sopan sekali." Tanya Asterin sambil menatap tajam ke arah Noah.

"Bukankah kau suka jika selalu aku peluk? Bahkan setelah kau ditinggalkan oleh lelaki itu, kau malah selalu minta aku untuk memelukmu." Balas Noah yang membuat Asterin terdiam.

Asterin terdiam, bodoh sekali dirinya menanyakan hal tersebut.

"Sedari tadi, ibu dan kau selalu mengatakan 'lelaki itu' memangnya dia siapa? Aku benar-benar tidak ingat semuanya." Asterin mengalihkan topik dan memilih untuk menanyai hal yang lain.

Noah menghela nafas panjang, "Lelaki yang aku maksud adalah si Hank, dia adalah lelaki idamanmu padahal Hank tidak suka padamu. Miris sekali kisah percintaan mu."

'Asterin yang ini ternyata juga tidak beruntung dalam hal percintaan. Aku harus bisa mengubah nasib Asterin yang ini.' Batin Asterin merasa nasibnya sama.

"Lagipula untuk apa kau mengejar rakyat jelata? Banyak pria bangsawan yang ingin denganmu tapi kau malah mengejar Hank." Noah tak berniat untuk berhenti mengomeli Asterin, padahal Asterin juga tidak mendengarkan apa yang sudah diucapkan oleh Noah.

"Ya sudahlah, itu kan masa lalu. Kenapa masih terus dibahas sih? Aku juga bisa berubah menjadi Asterin yang lebih baik lagi." Asterin sudah muak mendengarkan ocehan Noah.

"Apa jaminannya?" Tanya Noah.

"Tidak ada jaminan, semua manusia pasti bisa berubah." Balas Asterin singkat.

"Sudahlah, tidak ada manfaatnya bertengkar denganmu. Lebih baik aku mengurus kuda kesayanganku." Ucap Noah lalu pergi meninggalkan Asterin.

"Dia itu gila ya? Dari tadi ngomel terus. Lagian juga aku gakenal siapa Hank." Oceh Asterin lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang. Dulu dia tidak bisa hanya untuk sekedar bersantai karena Mamanya selalu menyuruhnya belajar dan belajar. Tapi Asterin harap di kehidupannya yang ini, alur hidupnya lebih baik dari yang dulu.

Apakah kalian berharap jika Asterin rindu dengan kehidupan lamanya? Jawabannya tidak, Asterin bahkan tidak merasa adanya rasa rindu menyelimuti hatinya. Lagipula untuk apa dia rindu? Kehidupan lamanya lebih banyak memberikan luka daripada cinta.

ASTERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang