17.

106 4 0
                                    

"Jangan berteriak seperti itu adik kecil, telinga kakakmu ini sakit," ucap Kaisar Adelino dengan menyebut Hank menggunakan embel-embel 'adik kecil.'

"Aku bukanlah adikmu lagi dan kau adalah kakak yang kejam, kau tidak pantas aku anggap sebagai keluarga lagi."

Kaisar Adelino terkikik geli, saking gelinya ia sampai memukul-mukul pundak Hank. Hank yang merasa risih pun langsung menepis kasar tangan Kaisar Adelino dari pundaknya.

"Oh ayolah, jangan terlalu kaku seperti itu. Apakah aku ini dulunya jahat? Coba sekarang kau sebutkan perlakuan jahat mana yang pernah aku lakukan kepada dirimu."

Hank tidak membalas, ia hanya terus menatap tajam Kaisar Adelino seakan-akan ingin menusuk kedua mata Kaisar yang memandangnya remeh sedari tadi.

"Tidak menjawab? Itu tandanya... aku bukan orang yang jahat bukan?"

Hank mendecih lalu tersenyum miring, "Lagipula penjahat mana yang ingin mengakui kejahatan yang ia perbuat sendiri? Mau aku sebutkan dari yang mana dahulu? Aku bisa saja menyebutkan dari awal sampai akhir, itupun kalau kau mau menunggu aku berbicara sampai selesai."

"Hahahahahaha..... Memangnya kau masih ingat? Otak kecil milikmu itu tidak mungkin bisa mengingat semua kejadian yang ada di masa lalu," ejek Kaisar Adelino sambil menunjuk-nunjuk dahi Hank.

"Otak kecil? Otak kecil ya.... Jika otakku kecil, lalu mengapa aku selalu menjadi kebanggaan dan kesayangan ayah dan ibu? Apakah bisa seseorang yang memiliki otak yang kecil itu bisa sering mendapatkan penghargaan dari Akademi Raveryn yang terkenal dengan para muridnya yang pintar dan jenius? Apakah bisa aku ini sering memenangkan lomba yang diadakan di Akademi Raveryn dan lulus menjadi siswa yang paling pintar pada tahun itu?" tanya Hank panjang lebar yang membuat Kaisar Adelino bungkam.

Tidak mendapat jawaban dari Kaisar, Hank pun tertawa sangat geli karena Kaisar Adelino bungkam seribu kata.

"Tidak jawab? Berarti kau yang memiliki otak kecil. Benar bukan, kakak?"

"Katanya kau anak kesayangan ayah dan ibu, lalu mengapa kau dibuang di pasar?" Kaisar menyahuti pertanyaan Hank dengan pertanyaan lagi, dan itu membuat Hank berhenti tertawa.

"Kenapa? Masih bertanya kenapa? Itu karena ulah-mu sialan! Kau mengadu kepada ayah kalau aku sudah membuatmu luka parah, padahal itu kau terjatuh dan menghantam batu besar. Dan itulah salah satu kejahatan yang pernah kau lakukan walaupun umurmu dulu masih 7 tahun dan aku masih 4 tahun. Seharusnya ayah bisa berpikir sendiri, mana ada anak berumur 4 tahun sudah membuat orang lain terluka parah," jawab Hank panjang lebar.

Tangan Kaisar Adelino terkepal, sudah bersiap untuk menghantam wajah Hank yang menyebalkan. Raut wajahnya datar tapi tatapan matanya sangat tajam.

Suasana semakin memanas karena kedua pria itu saling bertengkar setelah beberapa tahun tidak bertemu lagi.

"Setidaknya aku tidak hidup terlantar dan menjadi orang miskin sepertimu," cibir Kaisar Adelino tak mau kalah.

"Itu tidak masalah bagiku. Kehilangan gelar bangsawan dan menjadi hidup miskin tidak terlalu sulit untuk dilalui. Justru aku senang, kau mau tahu aku senang karena apa?" tanya Hank yang dibalas gelengan kepala oleh Kaisar.

"Aku senang karena aku tidak tinggal bersama mimpi buruk seperti dirimu lagi." Lanjut Hank dengan suara yang kecil tapi masih bisa didengar Kaisar Adelino.

"SIALAN!"

Bugh!!

Kesabaran Kaisar Adelino sudah habis, dan kepalan tangan Kaisar Adelino mendarat di wajah Hank.

ASTERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang