13.

129 8 0
                                    

Di hari itu juga, pemakaman Duke dan Duchess dilakukan secara tertutup.

Asterin menatap gundukan tanah yang masih basah dan terpasang kayu bertuliskan nama Duke dan Duchess.

Tidak ada air mata yang keluar dari mata Asterin, ia tidak berniat untuk menangis. Asterin menaburkan bunga, lalu pergi kembali ke kediaman.

Hank tidak ikut Asterin, karena Asterin menyuruhnya untuk tetap di kediaman. Hank sudah menunggu kedatangan Asterin di depan pintu masuk, lumayan lama menunggunya kembali dan membuat kaki Hank pegal. Tapi rasa pegal itu terbayarkan saat Asterin sudah sampai.

Asterin pun berjalan menuju pintu masuk.

"Selamat datang, akhirnya kau sampai juga." Hank menyambut Asterin dengan sedikit senyum. Asterin hanya melirik sedikit lalu pandangannya kembali lurus ke arah depan dan berjalan masuk ke dalam.

Karena Asterin sedang tidak bersemangat, ia pun berjalan dengan sangat lamban. Hank yang melihatnya dari kejauhan pun langsung menghampiri Asterin dan menggendong Asterin ala bridal style.

Asterin terkejut, ia membelalakkan mata nya dan mengomel, "Apa ini? Turunkan aku! Aku ingin berjalan sendiri."

Hank menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak mau, aku kesal melihatmu jalan dengan sangat lamban, lebih lamban dari seekor siput."

"Turunkan! Aku tidak suka seperti ini," rengek Asterin meminta Hank untuk tidak menggendongnya.

Ide jahil terlintas di pikiran Hank. Bukannya menurunkan Asterin, dia malah berlari dengan kencang yang membuat Asterin ketakutan.

"AAAAAAAAA JANGAN BERLARI!! AKU TAKUT JATUH BODOH!"

Tanpa sadar, Asterin mengalungkan kedua tangannya pada leher Hank karena takut jatuh. Asterin berpegangan dengan sangat kuat, dan memejamkan matanya.

Hank yang melihat itu pun tersenyum  kecil, sangat lucu melihat Asterin yang ketakutan. Dirasa sudah puas menjahili Asterin, Hank pun berhenti berlari dan berjalan seperti biasa.

"Kau mau aku antar kemana?" tanya Hank.

"Tidak usah, aku bisa jalan sendiri." Asterin menjawab dengan nada yang ketus.

"Baik, jika begitu maka aku akan berlari lebih kencang dari tadi. Mau?"

"Huh dasar pria, seenaknya saja." Asterin menggerutu, tapi masih bisa di dengar Hank.

"Apa?"

"Tidak, antar aku ke ruang tamu saja. Tapi ingat! Jangan berlari." Mau tidak mau Asterin pun meminta Hank untuk mengantarnya ke ruang tamu, daripada nanti dibawa lari lagi.

Tidak ada jawaban dari Hank, ia berjalan menuju ruang tamu. Lumayan jauh, tapi Hank tidak peduli.

Entah kenapa, jantung Asterin berdebar dengan sangat cepat setelah melihat wajah Hank. Lalu ada rasa suka yang timbul sedikit demi sedikit. Tanpa disadari, Asterin tersenyum simpul.

"Hank?"

"Ada apa?"

"Bagaimana reaksimu jika aku cinta lagi padamu?" Asterin bertanya demikian yang membuat Hank menaikkan satu alisnya.

Hank tidak menjawab langsung, sepertinya ia sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan Asterin. "Kata nya kau sudah tidak cinta lagi padaku, lalu mengapa kau jatuh cinta lagi padaku? Bukankah kau sekarang sudah jadi calon permaisuri?"

Dirasa jawaban Hank tadi benar, Asterin menganggukkan kepalanya dengan sedikit kecewa karena jawaban Hank jauh dari ekspektasinya.

"Iya, kau benar. Sekarang aku akan menjadi permaisuri. Beberapa hari lagi aku akan menikah."

ASTERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang