05.

367 18 1
                                    

Hari pun berganti, hari ini adalah hari dimana Asterin harus menepati janjinya dengan pria penagih hutang kemarin.

Asterin kembali ke tempat kemarin mereka janjian sambil membawa sekantung koin emas.

Asterin menunggu sekitar 15 menit, dan dua pria itupun akhirnya datang juga.

"Selamat pagi, Nona. Apa kau lama menunggu kami?" Tanya pria itu, Asterin hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa kau membawanya?"

"Aku membawanya. Ini uangnya dan jangan teror Hank lagi." Ucap Asterin dengan nada datar lalu melemparkan sekantung koin emas itu kepada pria tersebut.

"Santai saja Nona, tidak ada hutang maka tidak ada teror." Sahut pria itu lalu pergi meninggalkan Asterin tanpa mengucapkan terimakasih.

Asterin hanya menatap pria itu dengan tatapan tajam. Tanpa sepatah kata pun, pria tersebut pergi meninggalkan Asterin.

"Dasar mata duitan! Giliran liat uang langsung pergi, mana ga ngucapin terimakasih!" Desis Asterin lalu berniat untuk pergi kerumah Hank, dan bermodalkan bertanya pada orang-orang disana.

Kaki Asterin lelah setelah berjalan kurang lebih 1 kilometer untuk sampai di rumah Hank.

"Seperti nya yang ini rumahnya." Gumam Asterin sambil melihat penampilan depan rumahnya Hank yang memprihatinkan.

Tok tok! 

Asterin memberanikan diri lalu mengetuk pintu, tapi tidak ada yang menyahut dari dalam. Asterin pantang menyerah dan mengetuk kembali pintunya. Asterin mendengar suara Hank dari dalam.

"Ada keperluan--" ucapan Hank terhenti ternyata Asterin lah yang mengetuk pintu.

"Kenapa kau kemari?" Tanya Hank dengan nada yang tidak ramah.

"Aku ingin bertamu, memangnya apalagi?"

Hank menghela nafas kasar lalu berucap, "Aku sibuk, tidak menerima tamu untuk hari ini."

"Bolehkah aku minta minum? Aku sangat lelah dan haus." Ucap Asterin sangat mendramatisir.

"Tidak usah seperti itu, aku jijik melihatnya. Lebih baik kau pergi dari sini."

"Kau ini tidak sopan sekali, ada tamu datang bukannya diajak masuk malah diusir." Cibir Asterin sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Sudahlah, buang-buang waktuku saja." Hank hendak menutup pintu, tapi ditahan oleh Asterin.

"Eehh tunggu sebentar. Kedatanganku kemari karena aku ingin memintamu untuk menjadi pengawal pribadiku. Dan temani aku pergi ke pesta nanti malam." Asterin menyampaikan alasannya datang kerumah Hank.

"Cih, lebih baik aku berkencan dengan sapi dibanding denganmu."

"Kenapa harus dengan sapi?! Padahal aku memberikanmu pekerjaan supaya kau mendapat gaji dan kau tidak berhutang lagi." Ucap Asterin.

"Aku bisa saja dapat uang dengan cara aku menjual sapi-sapiku dan tidak perlu bekerja untukmu." Jawab Hank sambil menoyor dahi Asterin.

"Tapi apa kau yakin jika kau ikhlas untuk menjual sapi-sapimu? Bukankah semua itu sapi kesayanganmu? Dan bagaimana dengan Chloe? Bayangkan jika nanti Chloe mendapatkan tuan baru yang lebih kaya darimu dan Chloe diberikan makanan enak selain jerami kering." Asterin tahu kalau Hank sangat sayang pada sapi-sapinya, dan juga Asterin tahu nama sapi betina kesayangan Hank. Karena di novel pernah diceritakan jika Hank lebih sayang sapi dibandig manusia. Aneh bukan?

Setelah mendengar penuturan Asterin, Hank menganggap jika ucapan Asterin barusan ada benarnya. Bahkan waktu itu saja Hank tidak mengijinkan Leo untuk membeli semua sapinya.

ASTERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang