12.

139 7 0
                                    

Asterin masih terdiam, memikirkan siapa orang tadi. Meskipun tadi berwujud Hank tapi Asterin yakin itu bukan Hank yang asli.

"Tidak, jangan terlalu larut dalam pikiranmu Asterin. Kau harus mengurus jasad Duke dan menguburnya." Asterin bergumam pada dirinya sendiri.

Asterin keluar dari ruangan kerja Duke dan mencari seorang prajurit untuk segera mengurus pemakaman Duke.

Kebetulan sekali ada 2 orang prajurit yang sedang berkeliling untuk menjaga keamanan.

"Prajurit!!" Asterin memanggil 2 orang prajurit itu sambil melambaikan tangan, prajurit yang merasa terpanggil pun langsung menghampiri Asterin dengan wajah penuh tanya, karena wajah Asterin terlihat panik.

"Ah sial bagaimana cara aku memberitahunya," gumam Asterin.

Asterin menarik nafas panjang lalu mulai berucap langsung ke intinya, "Tuan Duke dibunuh."

"Bagaimana bisa? Siapa pembunuhnya?" tanya salah satu prajurit dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.

"Ini memang tidak terduga, pembunuhnya adalah Hank. Pengawal pribadiku. Aku minta kalian untuk menangkapnya, aku tidak ingin dia membunuh lebih banyak orang lagi. Dan aku minta bawa beberapa prajurit lagi untuk mengurus pemakaman ayahku."

"Siap nona, akan kami laksanakan. Kami izin pamit." Prajurit itu pun pamit pergi dan mulai mencari Hank untuk ditangkap.

Setelah 2 prajurit itu pergi, Asterin melangkah lebar mencari keberadaan Duchess alias ibunya, niat awalnya ingin mencari ke kamar ibunya.

Tapi sial, Asterin tidak tahu dimana kamar ibunya.

"AAAAAA SIAPA YANG MELAKUKAN INI?!!" Terdengar suara teriakan dari ruangan yang ada di ujung lorong.  Suasana hati Asterin gelisah, suaranya seperti suara seorang pelayan.

Asterin membawa langkahnya ke ruangan yang ada di ujung lorong, berlari dengan cepat supaya cepat sampai.

Saat sudah sampai di depan ruangan itu, langkah Asterin terhenti saat mencium bau anyir darah yang sangat menyengat.

Tanpa rasa takut, Asterin masuk ke dalam ruangan dan melihat seorang pelayan wanita pingsan di depan jasad Duchess Giselda yang termutilasi.

Kaki Asterin lemas, ia beringsut terduduk di lantai dengan perasaan yang campur aduk di hatinya. Ia tahu siapa yang melakukan ini, Hank.

Asterin semakin menyimpan dendam yang besar pada Hank, sudah membunuh 2 orang yang sangat penting untuk kelangsungan hidup Asterin.

Asterin mengepalkan telapak tangannya dengan kuat, menandakan jika ia sedang sangat-sangat marah.

"Hank, awas saja kau." Asterin mendesis, Asterin bangun dari duduknya dan ingin mencari keberadaan Hank sendiri. Tanpa bantuan siapapun.

Disisi lain Hank yang memang prajurit abal-abal, sedang bersantai di taman.

"Itu dia! Berhenti di sana! Jangan bergerak sedikitpun!" Tiba-tiba saja ada 2 orang prajurit yang neneriaki Hank, Hank yang kebingungan pun mematung di tempat.

Kedua prajurit itu menghampiri Hank dan berusaha menarik Hank dengan sangat kasar.

"Hey ada apa ini? Kenapa tiba-tiba menarik diriku seperti ini?" tanya Hank bingung, karena 2 prajurit ini datang lalu berteriak lalu langsung menarik tangan Hank.

"Diam! Dasar pembunuh, sudah membunuh malah pura-pura tidak tahu!" desis salah satu prajurit.

"Apa? Aku membunuh? Apa yang sebenarnya terjadi? Sungguh aku sangat bingung." Hank masih berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi sehingga kedua orang prajurit ini menuduhnya sudah membunuh orang.

ASTERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang