Bab 6. Suara tangis menjadi tawa

13 9 1
                                    

Diki tiba di tempat Mairi bekerja. setelah beberapa menit menunggu akhirnya Mairi keluar.

Mairi heran dengan keberadaan Diki di sana, ia lalu berjalan menghampiri Diki.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Mairi.

"Jemput kak Mai,"

"Kenapa?"

"Pake nanya lagi, masa tadi abis nanya jam pulang kerja terus gak di jemput? Yah jemput lah,"

"Tapi aku bisa__"

"Udah ayo naik," Potong Diki, lalu menyerahkan helm yang biasa di pakai oleh Ibunya kepada Mairi.

"Pakai helm Ibu dulu, soalnya aku gak ada helm lain," Lanjut Diki.

Mairi pun menerima helm itu dan memakainya.

____

Motor Diki berhenti di depan rumah Mairi.

Mairi pun turun dan membuka helm lalu memberikannya pada Diki.

"Terimakasih, lain kali nggak perlu jemput aku lagi,"

"Kenapa?" Tanya Diki heran dengan kening yang berkerut.

"Gak papa, cuman aku bisa kok pulang sendiri,"

"Udah yah, aku masuk dulu." Akhir Mairi dan langsung berjalan masuk.

"Tapi kak___" Diki ingin membantah, tapi Mairi sudah berjalan masuk.

"Ahhh bodoh amat lah," Gumamnya.

***

Kelino membuka pintu kamarnya setelah sekian lama di ketuk oleh Ibi Kakaknya.

"Lama banget si bukain pintu doang." Omel Ibi.

"Lagian kakak ngapain ke kamar aku?"

"Kakak tau ada Zahen di dalam, mana dia?"

"Zahen di rumahnya lah, masa di kamar aku. Kakak bego yah?"

"Dasar ade kurang akhlak, kamu ngatain Kakak bego? Kamu yang bego. Emang kamu pikir kakak nggak liat motor Zahen di depan?"

"Ehhh... Heheh nggak kok. kakak pintar," Kelino cengengesan, takut di amuk Ibi.

Ibi lalu melipat tangannya di depan dada lalu melihat Kelino dengan tatapan sinis.

"Iya maaf kak,"

"Minggir."

Ibi berjalan masuk ke dalam kamar Kelino, dan tidak menemukan Zahen.

"Loh kok Zahen gak ada?" Heran Ibi karena tidak melihat keberadaan Zahen di dalam kamar.

"Zahen udah deh, Kakak gue gak makan lo, keluar atau gue usir?" Panggil Kelino.

Zahen yang mendengar itu, lantas menjawab dari dalam kamar mandi.

"Iyah!"

Zahen pun membuka pintu, matanya langsung menangkap sosok Ibi yang berdiri sambil bersandar pada tembok dengan tangan terlipat di dada.

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang