Bab 9. Kesalahan

13 8 3
                                    

"Ehhh, Lo kenal sama cewek itu?" Tanya Kelino pada Zahen yang sibuk bermain game di ponselnya.

Saat jam istirahat, keduanya selalu nongkrong di taman belakang sekolah yang jarang di datangi para murid, karena katanya seram. Tapi bagi mereka itu hanya teman biasa. Dan bagi Kelino, jika benar ada hantu di sana maka hantunya lah yang akan takut jika melihat kemarahan Zahen.
Dan biasanya, bukan hanya mereka berdua yang nongkrong di sana. Ada 2 orang lagi. Tapi hari ini mereka tidak hadir.

"Cewek yang mana?" Tanya Zahen balik.

"Si Mairi. Dia teman sekelas Kahem kan?."

"Gue gak kenal," Jawab Zahen acuh.

"Yang benar aja lo? Terus ngapain lo ngehina anak orang bangke," Sahut Kelino kesal.

"Gue benci dia,"

"Nah lo benci dia, tapi lo nggak kenal dia. Emang setan lo."

"Berisik, nyamuk."

Zahen berhenti bermain ponselnya, lalu beranjak berdiri. Kakinya keram karena sedari tadi duduk bersila di bawah pohon yang rindang.

Kelino yang masih bersandar pada batang pohon, ikut berdiri juga. Tidak lupa ia mengebas pantatnya yang kotor, karena duduk tanpa beralaskan apapun.

"Gue lapar, ke kantin yuk." Ajak Zahen.

"Dari tadi gue udah ngajak lo setan. Tapi lo nggak mau," Kesal Kelino.

"Udah. Banyak ngomong lo, kek ibu-ibu."

***

Jam istirahat berakhir. Para murid telah masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Tapi di kelas XII IPA 1, karena guru kimia yang harusnya mengajar mereka berhalangan dan tidak bisa hadir. Jadilah kelas mereka jam kosong. Di saat para murid tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Pak Seto, guru Fisika mereka masuk. Padahal hari ini tidak ada jam Fisika. Semuanya terdiam saat guru yang terkenal galak itu tiba-tiba masuk.

"Ehemm." Pak Seto berdehem. Lalu membenarkan kacamatanya. Walaupun memakai kacamata, pak Seto bukan guru yang sudah tua. Ia baru berumur tiga puluhan.

"Baik. Saya tau hari ini saya tidak ada jam di kelas kalian. Tapi hal ini sangat menggangu pikiran saya, maka dari itu saya datang ke sini." Jelas pak Seto dengan wajah datar yang terkesan galak.

Para murid saling pandang satu sama lain. dalam benak, mereka bertanya. Apakah mereka melakukan kesalahan?

Risa dan teman-temannya, terlihat sedikit terkejut dan panik.

"Apa pak Seto udah tau soal Mairi?" Bisik Tika pada Risa.

Risa hanya mengedikan bahu, tanda tidak tahu. Saat istirahat tadi mereka sudah berniat mencari Kahem, namun saat tau Kahem berada di perpustakaan, mereka tidak jadi memberitahu Kahem soal Mairi dan Ratu.

"Saya kecewa dengan kelas kalian yang katanya kelas terkompak,"

"Kahem. Sebagai ketua kelas apa kamu tau, apa kesalahan kelas ini?" Tanya pak Seto.

Kahem yang mendengarnya tentu bingung. Ia merasa kelasnya aman-aman saja.

"Tidak pak. Saya rasa kelas kami aman-aman saja,"

"Baiklah saya tidak akan menyalahkan kamu. Tetapi sebagai hukumannya. Kalian semua bapak hukum berlari keliling lapangan sebanyak 5 kali. Dan yang protes di tambahin 5."

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang