Bab 3. Diki Jefar Maro

25 13 7
                                    

Mairi tiba di sebuah toko yang terletak agak jauh dari rumahnya.
saat berjalan menuju ke sana, ia takut karena jalanan yang sepi, walaupun lampu jalan menerangi tetap saja ia takut. tapi ia tidak bisa membantah perintah Yunda.

"Eh Mairi, mau beli apa?" Tanya seorang wanita, namanya Kiki. anak pemilik toko tersebut yang sudah berumur 22 tahun.

"Selai sama susu kak," Jawab Mairi, wajahnya masih nampak seperti biasa, datar tanpa ekspresi.

"Kok jam segini baru datang? bahaya tau," Ujar Kiki, lalu menyerahkan selai dan susu yang Mairi minta.

Kiki sudah tau selai dan susu apa yang Mairi beli jadi ia tidak bertanya lagi, karena sudah sering melayaninya.

"Nggak apa-apa kak," Balas Mairi, lalu menyerahkan uang pada Kiki.

Kiki menerima uang tersebut, lalu mengambil beberapa uang dari laci sebagai kembaliannya. Ia kemudian menyerahkannya pada Mairi.

"Hati-hati yah, kalau ada apa-apa jalan pulang teriak yang kenceng, jangan diam mulu," Ujar Kiki tersenyum.

Mairi menerima uang kembaliannya dari Kiki, ia berusaha membalas senyum Kiki, tapi entah kenapa rasanya susah memberikan senyum yang natural.

Mairi memang selalu menutupi semua rasa sakitnya dengan senyum, tetapi ketika ia ingin membalas senyum orang lain, sekuat apapun ia mencoba senyumnya tidak pernah terlihat natural.

"Emmm bentar." cegah Kiki ketika Mairi akan berbalik jalan. Ia kemudian menuju lemari pendingin lalu mengambil sebungkus coklat.

"Buat kamu." Kiki menyerahkan coklat itu pada Mairi, tapi tatapan heran dari Mairi membuatnya tertawa seketika.

"Haha...Mairi kamu itu kenapa sih? jangan kaku gitu dong kita udah kenal lama bukan baru kemarin, ambil aja anggap ini hadiah dari kakak," Oceh Kiki, lalu meraih tangan Mairi dan meletakkan coklat itu pada tangannya.

"Emmm, ma...makasih kak," Ucap Mairi tersenyum, kemudian berjalan keluar.

Kiki menatap Mairi yang keluar dengan tatapan sedih.

"Perubahannya drastis banget setelah kematian ayah dan adiknya, tapi apa iya hanya karena itu atau ada yang lain?" Gumam Kiki

______

"Ka Mairi...."

"ka Mai..." Panggil seorang Pria dari belakang.

Mairi baru berjalan keluar dari toko dan belum terlalu jauh, mendengar panggilan itu ia menoleh dan berhenti saat melihat pria yang memanggil tadi menghampirinya.

"Kak Mai gak liat aku tadi?" Tanya pria itu.

"Di mana?" Tanya Mairi balik.

"Tuhkan nggak liat, aku tadi lagi nongkrong sama teman-teman di depan toko, pas kak Mai datang aku udah liat tapi nggak nyapa terus pas kak Mai pulang aku ikutin deh," Jelas pria itu.

"Kenapa ngikutin?"

"Nganterin kak Mai pulang lah, sekalian aku pengen pulang takut di cari bapak," Bohong, ia memang ingin mengantar Mairi pulang. karena melihat wanita itu akan pulang sendirian di jam begini. Soal di cari bapaknya itu hanya alasan, biasanya ia keluyuran sampai lupa waktu.

"Ohhh," Sahut Mairi, lalu kembali berjalan, dengan pria tadi di sampingnya.

"Kak Mai, Diki boleh nanya gak?" Tanya pria itu, namanya Diki Jefar Maro. satu tahun lebih muda dari Mairi.

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang