Bab 5. Kelino Mahaputra

20 13 17
                                    

Hari sudah siang, dan waktu sudah menunjukkan jam pulang sekolah.

Zahen berjalan ke arah parkiran bersama dengan seorang pria, dia adalah sahabatnya. Kelino Mahaputra, sahabat Zahen sejak SMP.

Keduanya berjalan dengan Kelino yang terus menggerutu karena kelakuan Zahen.

"Za.... Lo itu bisa nggak si? sehari doang gak buat gue emosi gini." Omel Kelino.

"Rumah gue rumah kakak gue juga, masa karena lo mau ke rumah, gue harus nyuruh kakak gue pergi." Lanjutnya.

"Masalahnya gue risih sama kakak lo," Bantah Zahen.

Keduanya tiba di tempat parkir.

"Tapi apa sih masalahnya, Sampai lo nggak mau pulang? Seperti biasa kali ini bukan salah Kahem, pasti ini karena keegoisan lo sendiri yah kan?"

"Bisa diam nggak? berisik tau bacot lo, okay gue nggak bakal nyuruh kakak lo pergi dari rumah. puasss?"

"Yah emang iyalah bangsat, itu rumah kakak gue,"

Tanpa menjawab ocehan Kelino lagi, Zahen langsung mengeluarkan motornya dan melaju keluar.

"Zahen upil kuda, asuuu...." Umpat Kelino kesal, lalu mengeluarkan motornya dan mengikuti Zahen.

____

Mairi berjalan menuju tempat ia bekerja, hari yang panas membuat kulit putihnya menjadi merah karena panas, tanpa mengeluh dan hanya beralaskan buku untuk menghalangi teriknya matahari. Langkahnya terhenti saat sebuah sepeda motor matic datang dari depan dan berhenti di depannya.

"Selamat siang kak Mai.... Yuk pulang bareng." Ajak Diki, yang berhenti dengan motornya di depan Mairi.

"Gak usah, aku belum bisa pulang." Tolak Mairi.

"Hah? Belum bisa pulang gimana, ini udah jam pulang sekolah, kok nggak bisa?"

"Aku masih ada urusan,"

"Urusan apaan?"

"Aku masih harus bekerja paruh waktu di toko serba ada yang ada di depan sana," Jelas Mairi.

"Hah... Kak Mai kerja?"

Mairi mengangguk.

"Emm yah udah, aku antar ke sana yah? jangan di tolak," Ujar Diki yang seakan tau jika tawarannya akan di tolak.

"Emang nggak apa-apa?"

"Aman," Diki tersenyum lalu memutar arah motornya saat Mairi telah naik.

_____

Motor milik Zahen berhenti di depan toko serba ada tempat Mairi bekerja, di ikuti oleh motor Kelino yang juga ikut berhenti.

"Ngapain ke sini?" Tanya Kelino, saat Zahen turun dari motornya.

"Ngemis," Jawab Zahen singkat.

"Hah?"

"Gue mau belanja lah bego, otak lo macet yah?" Kesal Zahen lalu berjalan ke arah pintu toko.

Tetapi langkahnya terhenti saat Diki dan Mairi tiba.

Mairi turun dari motor.

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang