Bab 13. Kencan?

9 6 1
                                    

Mairi berada di dalam kamarnya dan sibuk belajar. walaupun badannya terasa berat dan lelah, ia tidak akan mengeluh. jika nilainya jelek seperti dulu yang menyebabkan beasiswa di cabut, maka itu semakin menyulitkan dia. karena sekarang ia bertahan di sekolah itu berkat kepintarannya. Sehingga ia tidak di kelurakan walau uang sekolahnya menunggak.

Mairi masuk ke SMA FAJAR TIMUR berkat beasiswa. namun beasiswanya di cabut setelah sebulan Kematian ayah dan adiknya. saat itu nilainya menurun drastis sehingga pihak sekolah memutuskan untuk mencabut beasiswanya. Sejak saat itu Mairi berusaha bekerja sendiri untuk membayar biaya sekolahnya, hingga beberapa bulan kemudian berganti pekerjaan, ia akhirnya bekerja di toko milik bu Sarina.

Lampu belajar yang menyala, memperlihatkan wajah lelah Mairi yang memaksa belajar.

"Aku lelah, Tuhan,"

Mairi menunduk dan menenggelamkan wajahnya pada buku.

"Sampai mana aku akan bertahan? Jika luka sebesar ini ku pikul, apakah akhirnya ada bahagia untukku?" Gumamnya.

***

Zahen dan Ibi berjalan mengitari lapangan yang penuh dengan pedagang kaki lima, dengan beraneka ragam jajanan yang mereka jual.

"Jadi, jelaskan kenapa kita ke sini?" Tanya Zahen dengan wajah malas.

Ibi yang sedang sibuk melihat jajanan, memalingkan wajahnya menatap Zahen.

"Kencan," jawab Ibi, lalu kembali menatap jajanan di sampingnya.

"Bang, ini takoyakinya satu."

"Siap neng,"

Zahen memutar bola matanya malas, ini bukan pertama kalinya ia di ajak keluar oleh Ibi. tapi biasanya gadis itu akan mengajaknya ke caffe atau mall.

"Dasar Ubi," gerutu Zahen yang masih di dengar oleh Ibi.

"Kamu ngatain aku?" Tanya Ibi sinis.

"Dihh, gak tuh,"

Ibi menatap Zahen semakin sinis, hal itu membuat Zahen panas dingin. meskipun ia risih dengan tingkah Ibi, tapi ia juga takut jika melihat kemarahan Ibi.

"Apa lo? ngeliatin gue kek gitu?" Zahen memalingkan wajahnya.

"Haha... kamu makin hari makin ganteng yah," Goda Ibi yang membuat Zahen bergidik.

"Udah habis ini, mau kemana lagi lo?"

"Mau nonton?" tanya Ibi, dan mendapat gelengan dari Zahen.

"Yah udah kita duduk di sana dulu." tunjuk Ibi, pada sebuah bangku dekat penjual permen kapas.

Keduanya berjalan menuju bangku tersebut, dan Ibi membeli satu permen kapas.

"Aku boleh nanya? Tanya Ibi, setelah mengabiskan takoyakinya.

"Apa?"

"Kamu gak makan? Dari tadi aku jajan kamu gak jajan,"

"Hah, kesambet apaan lo Ubi? emang lo lupa gue sukanya apa?"

"Haha, gak lah, tapi di sini gak ada roti bakar. nanti pulang baru deh kita beli,"

"Hemm, jadi sebenarnya mau nanya apa?"

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang