Bab 11. Lindungi

12 8 11
                                    

Zahen melangkah mendekati Risa dan teman-temannya. Ia melihat mereka dengan tatapan tajam.

Tika mulai salah tingkah di tatap Zahen. Ia merapikan rambutnya sekilas.

"Hay Za," Sapa Tika.

"Gak usah sok akrab lo." Bantah Zahen.

Tika diam. Ia bukannya malu, tapi semakin salah tingkah mendengar suara Zahen.

"Arghhh. Selama hampir tiga tahun sekolah di sini, dan ini pertama kalinya gue ngeliat Zahen kek gini. Ya Tuhan indah sekali ciptaanmu yang satu ini," Batin Tika.

Zahen berbalik melihat Mairi yang menunduk. Badannya menggigil kedinginan.

"Pergi lo dari sini."perintah Zahen.

Mairi mendongak menatap Zahen.

"Aku?" Tanya Mairi.

"Hmm,"

Mairi pun berjalan pergi dari sana.

Risa yang melihat itu seketika sadar. Bahwa saat tadi Zahen marah-marah itu karena membela Mairi.

"Ohhh, jadi lo kayak tadi karena belain si cewek sial itu?" Ledek Risa.

"Maksud lo?"

"Maksud gue, lo belain si Mairi cewek stres itu hah?"

Raut wajah Zahen berubah emosi, urat-urat di keningnya terlihat.

Ia mengangkat tangannya bersiap menampar wajah Risa.

"Zahen." Panggil Kahem, yang baru tiba di sana.

Kelino juga menyusul di belakang. Ia terkejut dengan apa yang ada di depannya.
Zahen yang akan memukul seorang perempuan? Itu hal yang belum pernah Kelino lihat.

Aksi Zahen terhenti karena panggilan Kahem.

Kahem melangkah ke arah Zahen. Dan tanpa berkata apa-apa ia juga langsung melayangkan satu pukulan pada wajah Zahen.

"Maksud lo apa hah? Lo main tangan sama cewek?"

"Ck. Lo yang apaan hah?"

Zahen tidak membalas pukulan Kahem. Ia menghapus darah di sudut bibirnya dengan ibu jari, lalu tersenyum miring pada Kahem.

"Arghhh. Lo itu kenapa sih?" Geram Kahem.

Zahen emosi. Ia memukul balik Kahem. Keduanya pun saling beradu pukulan.

"Woii Kahem. Gue nyuruh lo ke sini buat nenangin si bodoh ini. Kenapa malah jadi gini?" Gerutu Kelino namun tidak di dengar oleh mereka.

"Kelino pisahin mereka dong. Nanti Kahem kenapa-napa," Desak Risa.

"Buta lo hah? Gak liat apa, itu kalau gue ke sana. Bisa jadi Kelino geprek."

"Iya Kelino, tolongin Zahen. Gak tega gue," Timpal Tika.

"Ahhhh.. ini lagi, lo gak tega sama Zahen? Lebih gak tega lagi gue sama diri sendiri, kalau sampai gue pisahin mereka."

Mereka akhirnya berdiri berjauhan dari Kelino dan Zahen yang berkelahi.

"Kenapa lo baru datang sekarang hah? Kemana aja tadi sampai lo gak liat teman-teman bangsat lo ini ngebully teman sekelas lo juga," Bentak Zahen setelah lolos melayangkan satu pukulan pada pipi Kahem.

"ELINO. Bawa mereka pergi dari sini." Perintah Zahen.

Mendengar namanya di panggil begitu oleh Zahen, Kelino bergidik ngeri. Jika sudah begini pasti Zahen sedang marah besar.

"We we we. Pergi yok dari sini, bisa di gebukin Zahen gue." Ajak Kelino mengajak Risa dan teman-temannya pergi.

"Tapi Kel__" ucapan Risa terpotong karena keburu di tarik paksa oleh Kelino.

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang