Bab 14. Bukan keluarga Cemara

7 4 2
                                    

Zahen tiba di rumahnya, setelah mengantarkan Ibi pulang. Ia berjalan masuk ke dalam rumah dan menuju kamar Kahem, tanpa mengetuk terlebih dahulu ia langsung membuka pintu kamar Kahem dan masuk.

"Ka."

"Hmm?"

"Abis jalan sama Ibi, tumben lo gak keliatan stres," Tutur Kahem.

Tanpa menjawab, Zahen mendekati Kahem yang sedang duduk di meja belajarnya. Ia menyerahkan kresek berisi coklat yang tadi dia beli.

"Besok kasih ini buat Mairi, dan jangan bilang dari gue." Pintah Zahen.

"Hmm, oke,"

Zahen pun berbalik pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih.

Kahem meraih kresek tadi dan melihatnya.

"Coklat sebanyak ini, apa gak sakit gigi anak orang?" Gumamnya.

"Dan ini lagi, setidaknya lo taro dalam paper bag lah bangke, masa di kresek gini," Keluhnya.

Kahem lalu berdiri dan berjalan ke arah lemari pakaiannya.

"Kayaknya gue ada paper bag deh," gumamnya, sambil membuka lemarinya dan mencari paper bag yang dia maksud.

***

Para murid SMA FAJAR TIMUR, kini mulai pulang satu persatu hingga suasana sekolah mulai sepi.

"Ehh, kita jadi ke mall kan?" Tanya Tika, pada teman-temannya.

Saat ini mereka berempat sedang berjalan menuju tempat parkir bersama.

"Jadi dong, kebetulan skincare gue habis," Jawab Mila.

"Iyah, jadi." Sahut Risa.

Ketiganya berjalan, dan tanpa sadar Sarah tertinggal di belakang dengan muka kebingungan.

"Oi, Sar! Ngapain bingung di situ?" Tanya Mila. Saat berbalik melihat ke belakang karena merasa ganjil.

"Aduhh, handphone gue ketinggalan ternyata, gue balik ke kelas dulu. Kalian duluan aja."

Sarah berbalik pergi setelah berkata demikian.

"Kebiasaan," ujar Risa.

Ketiganya pun kembali berjalan menuju tempat parkir.

***

Melihat keadaan kelas yang mulai sepi, Mairi mengambil jaket Kahem dari dalam tasnya. Lalu berjalan mendekati Kahem yang masih sibuk merapikan bukunya dan di masukan ke dalam tas.

"Kahem,"

Kahem berbalik saat mendengar suara Mairi yang menyebut namanya.

"Hm?"

"Ini jaket kamu, udah aku cuci kok. Tapi maaf ya nggak wangi kayak sebelumnya," ujar Mairi sambil menyerahkan jaket Kahem.

"Ohh, iya. Gak papa kok. Santai aja," Balas Kahem, lalu mengambil jaketnya.

"Ehh tunggu." Cegah Kahem, saat Mairi akan berbalik pergi.

"Ini buat lo," Kahem menyerahkan paper bag berisi coklat itu pada Mairi.

"Buat aku?" Ujar Mairi menunjuk dirinya sendiri, dan mendapat anggukan dari Kahem.

Tentang MairiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang