☁️ㅣ11. Awal Perlawanannya

6.8K 822 130
                                    

AGAR BULAN kembali! Ramein chapter ini!

Jangan lupa follow akun ig @agraska.galelio sama @zanava.fam

Alvano keluar dari lift dengan langkah tergesa, sementara sebelah tangannya memegang ponsel dengan layar menampilkan roomchat-nya dengan Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvano keluar dari lift dengan langkah tergesa, sementara sebelah tangannya memegang ponsel dengan layar menampilkan roomchat-nya dengan Hana. Ia harus bergegas menemui Alvaro untuk kabar yang ia dapatkan di pagi hari cerah ini. Hari yang mendadak suram padahal seharusnya lancar karena ini hari libur.

Alvaro yang melihat kembarannya datang tergesa langsung bersiaga di dekat kaki Rembulan. Sebab, dulu Alvano yang buru-buru hampir menginjak kaki Rembulan. Dan itu terjadi beberapa kali karena Alvano tak belajar dari kesalahannya yang satu itu. Makanya Alvaro harus selalu berjaga.

"Apa?" tanya Alvaro sebelum Alvano membuka mulut. Tangannya tetap berada pada dua kaki Rembulan yang selonjoran di permadani. Mereka sedang mengerjakan tugas sekolah di lantai tiga.

"Hana sama Hanina, Var!"

Alvaro memutar bola matanya. Jenuh sekali dengan dua nama itu. Tanpa mau berkata apa-apa lagi, segera Alvaro mendekat pada Rembulan dan ikut fokus pada gadis yang serius mengerjakan soal fisika di meja lipatnya.

"Varoooo!! Ini gimana, dong?! Sekarang mereka mau ke sini, katanya kita harus temenin mereka jalan-jalan, keliling gak tahu keliling apa!" Alvano duduk bersila di samping Rembulan yang kosong. "Varoooo!"

"Berisik." Alvaro mendengkus.

"VAROOO!"

Lain halnya dengan Alvaro yang sudah kesal setengah mati, Rembulan terkekeh mendengar rengekan Alvano yang panjang itu. Bahkan sekarang Alvano sudah berguling-guling seraya menggerutu, mengamuk-ngamuk pada layar ponsel dengan kaki menendang udara kosong.

Rembulan menoleh pada Alvaro di samping kirinya. "Kakak kenapa gak mau nemenin Hana sama Hanina dulu? Tugas kakak 'kan udah beres."

Alvaro mengedikkan pundak. "Siang nanti Bulan cek ke rumah sakit 'kan? Kakak ikut."

"Bulan ditemenin bang Zero, kok," ucap Rembulan.

"Iya. Kakak ikut."

"Tapi Hana Hanina gimana?"

"Biarin. Masa bodo."

Rembulan hanya menggelengkan kepala lalu tersenyum tipis. Walaupun Alvaro mengatakan 'masa bodo' sekarang, nanti jika Isabela bertindak, maka Alvaro tidak akan bisa berkutik. Rembulan memang tidak tega, berhubung Alvaro dan Alvano mendapat hukuman itu karena Rembulan, namun apa daya, Isabela tidak akan mau mendengarkannya.

"Abang sini, jangan guling-guling nanti pusing," ucap Rembulan pada Alvano. Tangannya mengintruksikan agar Alvano menghampirinya membuat lelaki itu menurut.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang