☁️ㅣ14. Dia Lelaki Kimia

6.7K 819 152
                                    

Kalian harus siap-siap ketemu cowok baru!

Ramein chapter ini oke!!

Rembulan sudah tiba di gramedia bersama Bela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan sudah tiba di gramedia bersama Bela. Keduanya langsung masuk dan memperhatikan sekitar yang tak terlalu ramai oleh pengunjung. Harapan mereka, semoga buku yang mereka incar masih tersedia. Setidaknya satu untuk mereka beli.

"Bela cari di sana," ucap Rembulan ke arah sebaliknya dari arah ia menggerakkan kursi roda menuju ke sudut kanan.

Bela mengangguk. "Kalau ada apa-apa panggil aku, Bulan!" setelah mendapat acungan jempol, Bela langsung menuju ke bagian sisi kiri gramedia. Buku soal yang mereka cari biasanya sengaja dipajang di tempat yang sama, namun saat dalam perjalanan, Bela mendapat kabar lagi di media sosial jika buku sudah disimpan di rak, sebab tempat semula digantikan dengan buku lain.

Di lain sisi, Rembulan menelusuri rak-rak buku yang ada di samping kanan dan di samping kiri, sesekali ia juga menoleh ke belakang untuk melihat apakah ada penjaga gramedia yang mengikutinya atau tidak. Biasanya, ada, namun sekarang Rembulan tak melihatnya, mungkin mereka sibuk dengan pengunjung lain.

Menengadah ke atas, Rembulan mengerjap saat melihat punggung buku yang ia temukan. Buku yang ia cari ada di sana, sayang sekali tak bisa ia jangkau. Rembulan membenarkan letak kacamatanya sejenak, menyesal karena tak membiarkan Alderion untuk ikut masuk ke mari dan malah menyuruhnya menunggu di mobil. Jika seperti ini, apakah Rembulan harus memanggil Bela terlebih dahulu? Bagaimana jika bukunya ada yang mengambil? Apalagi hanya ada satu.

Di tengah kebimbangannya itu, Rembulan melihat ada tiga orang murid SMP yang datang ke rak yang sama dengannya, mereka tampak sedang berdebat memilih buku.

"Maaf." Rembulan mengintrupsi perdebatan itu, ia tersenyum pada ketiga murid SMP yang menatapnya. "Tolong ambilin buku kimia yang itu, Kakak gak bisa ambil, maaf ya ngerepotin."

Ketiga murid SMP berjenis kelamin laki-laki di sana belum merespons, mereka saling pandang dalam diam kemudian tiba-tiba saja terkekeh membuat Rembulan mengerutkan kening.

Perasaan Rembulan tidak enak, apalagi ketiganya kini mendekat padanya. Namun Rembulan berusaha tetap tenang dan tersenyum ramah. "Bisa gak?"

Satu lelaki di sana membungkuk, menatap Rembulan dengan senyum miring tercetak. "Bisa dong, Kak. Tapi gak gratis," ucapnya lantas dua temannya tertawa pelan.

Rembulan mengernyit mendengar itu. "Maksudnya?"

"Ada bayaran, Kak, bayarannya cium temen gue abis itu foto, baru deh bukunya diambilin," sahut lelaki lain.

Rembulan tentu saja melotot mendengar itu. Satu tangannya bergerak menepis tangan lelaki di depannya yang terulur hendak menyentuh pipinya. Rembulan terkejut, padahal ketiga remaja lelaki itu masih mengenakan seragam SMP, bisa-bisanya berkata seperti itu dengan mudah, bahkan berani hendak menyentuhnya sembarangan.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang