Hai! Mana nih yang kangen Awan?
Jangan lupa tinggalin jejaknya ya!Bacanya santai aja, ini panjanggg!
"Nek, ini sama aja gagal gak sih?" Hana melipat kedua tangannya di depan dada, menatap pada Isabela yang duduk tenang di kursi kamarnya dan membaca majalah.
Hana dan Hanina sengaja berkunjung kemari sebelum mereka berangkat sekolah di hari Senin ini, hanya sekadar untuk meluapkan kekesalan karena rencana mereka gagal total. Lalu mereka juga tidak bisa berkutik karena Anggara telah pulang bersama Andhika dan juga Leonardo.
"Iya dan anak itu tetap tidak tahu diri." Isabela menanggapinya.
"Padahal awalnya udah lancar, malah harus ada yang nemu." Hanina memutar bola mata, tangannya terlipat di depan dada.
"Terus sekarang gimana?" Hana menatap Isabela, berharap jika neneknya memiliki ide untuk memadamkan hal mengecewakan.
Mereka membahas mengenai hal yang sudah direncanakan beberapa hari ini mengenai Rembulan. Rencana yang tak akan pernah diduga bahwa kejadian yang membuat ribut dan kacau keluarga Zanava itu pelakunya pihak dari dalam. Tentu saja, tidak akan pernah ada yang menduganya. Baiknya semua ini akan tersembunyi selama-lamanya.
"Manfaatkan web sekolah." Isabela membawa ponselnya di atas nakas, mengetik sesuatu di sana diperhatikan oleh Hana dan Hanina.
"Web sekolah? Buat apa?" Hanina mengernyit.
Isabela terkekeh. "Tahu siapa pelaku yang sebarin rekaman CCTV nenek yang terjatuh oleh anak itu?"
Hana dan Hanina terdiam sejenak, mereka saling pandang untuk mencerna apa yang Isabela katakan sampai akhirnya mereka membelalak. Jadi pelaku penyebaran rekaman CCTV di sekolah mereka adalah Isabela sendiri? Hana dan Hanina jelas baru tahu, sebelumnya Isabela tak pernah mengakuinya.
"Nek?" Hana mengerjap, tak tahu harus menanggapi apa.
"Kalian tahu? Anak itu sebenarnya tidak mencelakai nenek saat itu. Nenek sengaja menabrakkan diri ke pintu. Berani-beraninya dia menarik Nenek begitu saja, dia harus tahu akibatnya."
Isabela berkata ketus, menceritakan kejadian yang membuat gempar saat itu. Saat di mana dirinya yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit karena Rembulan. Sejujurnya, bukan salah Rembulan sepenuhnya karena gadis itu menariknya dengan tenaga normal, tidak sekencang hingga mengakibatkan Isabela terluka.
Lalu rekaman CCTV yang tersebar di web sekolah mengenai insidennya, itu semua adalah perbuatan Isabela yang menyuruh seseorang untuk meretas dan menyebarkan. Sebuah perkara mudah untuk Isabela.
"Wow." Hanina tak bisa berkata-kata lagi dengan tingkah neneknya. Padahal saat itu, rekaman CCTV menjadi penyebab dirinya dan kembarannya disalahkan dan dicurigai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan untuk Rembulan
Teen Fiction"Kalau panas mataharinya nyakitin kulit lo, gue bisa jadi awan yang halangin sinarnya." ☁️ Agraska Galelio Therta, tertarik pada seorang gadis lembut yang merupakan adik dari mantan musuhnya. Ia pikir, semua itu mudah. Ia hanya tinggal menaklukan...