Yang nunggu manaaa nih?
Jangan lupa ramin chapter ini!Hana mendorong meja yang ada di kelasnya dengan kencang, tidak mau melihat apa yang ia terima pagi ini ketika dirinya dan Hanina datang.
"Kalian emangnya gak lihat?!" tanya Hana pada mereka yang ada di kelas.
"Gue yang datang pertama, dan itu udah ada." Gibran menyahutnya, sementara satu tangannya masih sibuk pada ponsel. "Lo cek CCTV sekolah aja kalau mau tahu pelakunya."
Tanpa berkata apa-apa, Hana dan Hanina keluar dari kelas untuk menuju ke ruang informasi sekolah, pusat keamanan SMA Pelita yang biasanya dijaga oleh dua orang pria di sana untuk memeriksa rekaman-rekaman CCTV.
Mereka tidak mau bertindak semerepotkan ini jika saja mereka bukan korban. Genangan darah yang berbau busuk di meja mengacaukan mood Hana dan Hanina pagi ini. Entah apa maksudnya, yang jelas itu bukanlah pertanda baik.
Tiba di lantai satu, di ruangan khusus, Hana dan Hanina langsung masuk ke dalam ruangan dengan kekesalan yang kian menggebu. Namun, mereka tidak menemukan ada siapapun di sana. Hanya layar yang menampilkan rekaman-rekaman di setiap sudut sekolah tanpa ada dua penjaganya. Ruangan itu kosong.
"Hana." Hanina menggenggam kuat lengan Hana lantas melangkah masuk lebih dalam, ia menunjuk sebuah kertas yang tertempel di salah satu layar monitor.
Saya sudah tahu. Kalian pelaku?
Suka dengan hadiah pagi ini? Besok saya beri lebih banyak dan lebih bagus.
anumus.n
.☁️.
Waktu istirahat ini, Hana dan Hanina belum menuju ke kantin. Mereka masih berada di kelas, duduk di kursi masing-masing dengan wajah tertekuk kesal. Setelah melihat apa yang ada di ruangan CCTV, mereka langsung melaporkan semua yang terjadi. Namun, setelah semua diperiksa, tak ada yang salah dengan rekaman CCTV sekolah. Dua penjaga yang tidak ada di sana bukan menghilang, melainkan sedang dipanggil kepala sekolah.
Lalu, kertas yang Hana dan Hanina lihat di layar monitor sudah menghilang saat mereka kembali. Jadinya mereka hanya memutuskan untuk melihat rekaman CCTV di kelas 12 IPA 1. Melihat siapa pelaku yang mencari masalah dengan mereka kedua.
Sayangnya pelaku itu tidak memperlihatkan wajah. Ciri-cirinya seperti seorang lelaki, bertubuh tinggi menggunakan jaket hitam dan celana hitam, wajahnya ditutup masker. Lelaki itu datang sekitar pukul 04.00 pagi dan menerobos gerbang sekolah dengan cara memanjatnya.
Kasus itu akan diselidiki lebih lanjut oleh pihak sekolah, tetapi Hana dan Hanina belum bisa tenang di tempat.
"Nin." Hana menggeser kursinya mendekat pada Hanina. "Jangan-jangan dia udah tahu kita pelakunya. Tapi ... kenapa? Kenapa dia tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan untuk Rembulan
Teen Fiction"Kalau panas mataharinya nyakitin kulit lo, gue bisa jadi awan yang halangin sinarnya." ☁️ Agraska Galelio Therta, tertarik pada seorang gadis lembut yang merupakan adik dari mantan musuhnya. Ia pikir, semua itu mudah. Ia hanya tinggal menaklukan...