☁️ㅣ33. Kebahagiaan Sesaat

4.1K 494 93
                                    

Harus liat dulu spoiler di ig akuuu @ariraa_wp

Harus liat dulu spoiler di ig akuuu @ariraa_wp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agar, udah sore."

Agraska masih memejamkan matanya saat suara Rembulan terdengar. Benar, mereka sudah sekitar dua puluh menit terdiam di bibir pantai. Posisi kepala Agraska kini tiduran di pangkuan Rembulan membuatnya tak mau bergerak, Agraska menikmati elusan lembut di kepalanya.

Akan tetapi, Agraska tidak boleh egois. Jika ia keras kepala dan tetap berada di sini, pasti ia sudah terkena bantaian keempat saudara kekasihnya.

Kekasihnya, Rembulan Zanava.

"Oke." Tangan Agraska terangkat dan mengelus sebelah pipi Rembulan, setelahnya ia bangkit.

Begitu keduanya berada di dalam mobil, Rembulan menoleh ke belakang dan langsung membelalak melihat barang yang ada. "Agar beli barang sebanyak itu buat apa?"

Kepala Agraska menoleh ke belakang, mengikuti arah pandang Rembulan. "Itu oleh-oleh buat Mama sama abang-abang Bulan. Terutama Varo sama Vano, mereka kayaknya bakalan ngamuk."

Kekehan kecil Rembulan mengudara. "Mereka anti sogokan, lho."

"Terobos aja, My Moon!"

Mendengar kekehan yang berubah menjadi tawa, serta senyum cantik Rembulan yang memancar, Agraska jadi tak tahan untuk mencubit kedua pipinya. Setelah itu Agraska mengambil satu hoodie yang ada di kursi belakang. Ia segera memakaikannya pada Rembulan, berhubung gadis itu masih mengenakan seragam tanpa tambahan apa-apa lagi.

"Jangan dilepas sebelum sampai rumah, biar gak dingin," ucapnya lantas merapikan rambut Rembulan serta dengan jepit awannya yang tak pernah absen untuk ia lihat.

Kepala Rembulan mengangguk dengan pipi merona, ia bisa mencium dengan jelas harum Agraska ketika hoodie itu membalut tubuhnya. Wangi yang menawan, memesona.

Mobil kini melaju ke jalanan yang mulai gelap. Jalanan yang mereka lewati tak terlalu ramai, bisa dihitung oleh jari kendaraan yang berpapasan dengan mobil Agraska. Wajar saja, ini belum sampai ke jalan raya yang biasanya selalu ramai setiap waktu.

Lagu Justin Bieber--penyanyi favorit Agraska sudah diputar, sesekali Agraska mengelus puncak kepala Rembulan dengan tangan kirinya, untuk memastikan agar tidak terhantuk pada kaca mobil karena gadis itu tampak mengantuk.

Beberapa saat kemudian, Agraska menepikan mobilnya sejenak untuk mengambil bantalan di kursi belakang. Rembulan tertidur dan kepalanya tampak tak enak, jadinya Agraska sebisa mungkin membuat posisi gadis itu nyaman, tak lupa ia menyelimuti gadis itu. Agraska sudah menyiapkan perlengkapannya, sudah tentu semua yang ia bayangkan sebelumnya akan dibutuhkan.

"Cantik banget, cantik." Agraska tersenyum. Setelah mengecup kening Rembulan, ia mulai melajukan mobilnya lagi menuju jalanan.

Sekarang senyuman Agraska tidak bisa disembunyikan lagi. Apa yang menjadi tujuannya sudah bisa ia genggam, meskipun masih ada kerimpungan. Salah satunya adalah geng motor. Axares yang harus ia korbankan.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang