Empat - Rusuh!

2K 131 14
                                    

Pulang golf, harus menjemput anak anak sekolah. Eh sampai di rumah azizah harus bergelut di dapur, memasak untuk makan malam.

Kalau tidak ada bi erti, azizah sangatlah kerepotan, belum lagi harus mengurusi kedua bocil yang banyak mau.

"Mama!"

Baru saja di katakan, eh kedua bocil itu sudah teriak teriak.

"Mama!"

"Mama!"

"Mama dimana ?"

Suara teriakan shaka dan reyna saling bersahutan, memenuhi rumah. azizah hanya bisa geleng geleng saja.

Berkali kali sudah dikasih tau untuk tak teriak teriak, tetap saja selalu di ulangi.

"Mama, dimana sih!"

Sebelum telinga azizah semakin penuh dan mendengung, segera dia menyahut "di dapur" sahutnya.

"Abang cari cari, eh taunya ada disini"

"Iya, aku muter rumah cari mama, ada disini ternyata" timpal reyna.

"Mau apa cari mama ?"

"Minta uang" pinta shaka, menadahkan tangannya.

Reyna ikut ikutan, menadahkan tangan "aku juga minta uang mama" pintanya.

"Buat apa ?"

"Beli telur gulung" jawab shaka.

"Bi erti lagi gak ada loh, mama lagi males keluar, nanti aja kalau papa pulang"

"Kita bisa kok, beli sendiri"

"Nggak mama izinin"

"Ish, aku udah gede ma, bisa jaga reyna kok"

"Mama tau, tapi beli telor gulung itu di depan komplek, dan itu jauh bang"

"Naik sepeda, reyna abang bonceng"

"Nggak, tunggu papa aja!" Putus azizah tak bisa di ganggu gugat.

Shaka mendesah kecewa, memberenggut. Begitupun reyna, ia ikut ikutan abangnya.

Shaka dan reyna itu satu kesatuan yang memusingkan. Shaka tukang punya ide, dan reyna si iya saja, selalu mendukung ide abangnya.

"Lebih baik sekarang kalian mandi, nih bentar lagi papa pulang, nanti beli telor gulungnya sama papa" titah azizah, saat kedua anaknya kompak memberenggut.

"Beli eskrim juga ya ?" Tawar shaka.

"Beli coklat juga, aku mau" timpal reyna.

Azizah mendesah, lalu mengangguk saja mengiyakan, dia sedang tidak mau repot.

Sontak, shaka dan reyna bersorak riang.

"Yuk rey kita mandi sekarang, biar saat papa pulang, kita langsung pergi" ajak shaka, dia berlalu menggandeng tangan adiknya.

Azizah terdengar menghela nafas kasar, lantas menggelengan kepalanya gemas, melihat tingkah ajaib kedua anaknya.

Anak anak naik ke atas, arhan muncul. Untung tepat waktu, kalau tidak, anak anak pasti merengek ingin segera pergi, melihat papanya pulang.

"Sayang"

"Mandi dulu yah, anak anak nanti pasti maksa untuk jajan ke depan mas" cegah azizah, saat arhan akan memeluknya.

"Sekarang dimana mereka ? Kok sepi"

"Lagi mandi, makanya cepetan kamu mandi gih"

"Bentar dulu, aku cape banget sayang"

Teman hidup, selamanya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang