Duapuluh - Kejutan.

2.4K 152 40
                                    

Hari ini, acara ulangtahun reyna, acara di adakan di rumah. Dan di gelar secara sederhana saja. Hanya makan bersama keluarga besar, dan teman terdekat saja.

Ibu, bapak dan kakak arhan sudah tiba dari semalam. Umipun dari pagi sudah sangatlah sibuk mempersiapakan acara.

Suasana rumah sudah mulai rame, para sodara, dan sahabat arhan serta azizah mulai berdatangan. Tetapi mama azizah masih asik bergulung di bawah selimut.

Semalam, perut azizah terus bergejolak. Ia baru bisa tidur saat subuh menjelang. Alhasil, ia malas bangun.  

"Azizah belum bangun han ?" Tanya umi.

"Belum mi"

"Tuh anak, kebiasaan banget. Ini udah jam sembilan loh, bentar lagi acaranya mulai, itu dia mau bangun jam berapa ?" Tanya umi gemas.

"Nanti arhan bangun mi, umi tenang aja ya"

"Bangunin sekarang, acaranya sebentar lagi mulai" titah umi, tak bisa di bantah.

Arhan naik ke kamarnya, azizah sangat nyenyak sekali tidur, rasanya ia tak tega kalau harus membangunkan, ya apalagi semalam istrinya kepayahan akibat rasa mual yang terus mendera.

"Lagi apa han ?" Tanya ibu, yang melihat arhan berdiri di pintu.

"Mau bangunin zizah bu"

"Belum bangun ya" ibu melongo, melihat menantunya yang masih tidur "ini sudah siang loh han, cepet bangunin"

"Iya bu, ini mau arhan bangunin kok"

"Yaudah sana, ngapain kamu berdiri aja disini" kata ibu, ibu menepuk punggung arhan, lalu berlalu pergi.

Ibu pergi, arhan masuk kamar, ia duduk di sisi ranjang sebelah istrinya.

"Sayang" arhan mengelus kepala azizah lembut "bangun yuk, udah siang sayang"

Azizah bergumam, terusik dari tidurnya.

"Udah jam sembilan, acaranya sebentar lagi mulai, tamu tamu juga udah datang"

Mata azizah sudah mulai terbuka, tapi ia masih diam, mengumpulkan kesadaran.

"Aku gendong ke kamar mandi yuk" ujar arhan.

Azizah menggeleng "nggak, aku gak usah hadir deh ya mas, ini kepala aku pusing"

"Loh, nanti reyna sedih dong yang, hadir ya, sebentar aja, abis itu lanjut lagi tidur"

Azizah terdengar mendesah kasar, lantas bangkit dari tidurnya.

"Mau mandi sekarang ? Yuk aku gendong ke kamar mandi" ajak arhan.

"Nggak usah, aku bisa sendiri" jawabnya, turun dari ranjang.

Arhan tak menyela, diam memperhatikan istrinya masuk kamar mandi.

Cukup lama azizah berada dalam kamar mandi. Arhan khawatir, baru saja arhan akan menggedor, syukur istrinya keluar.

"Lama banget sayang ? Kenapa ?" Tanya arhan cemas.

Azizah menggeleng, berlalu melangkah ke arah lemari, mengambil pakaiannya.

Saat azizah kerepotan menarik resleting di punggung, dengan sangat sigap arhan membantu. 

"Makasih" cicit azizah.

Arhan tersenyum, lantas mengangguk.

Azizah duduk di kursi depan meja rias, ia itu malas sebenarnya untuk bergelut dengan bedak dan lipstik, tapi ya tidak mungkin ia keluar dengan wajah yang sangat polos.

"Lebih baik kamu keluar deh, daripada ngintilin aku terus mas" titah azizah. Di saat ia keluar dari kamar mandi, arhan ada di depan pintu, eh ia jalan ke lemari sampai duduk di kursi meja rias, arhan terus membuntutinya.

Teman hidup, selamanya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang